kita

8 2 6
                                    

Hari-hari berikutnya semuanya perlahan membaik,tapi devan masih belum menemui kak gisa sejak kejadian di cafe seminggu lalu.

Aqila menunggu devan di rumahnya karena devan mengajaknya pergi ke suatu tempat hari ini.

Tak lama kemudian terdengar suara motor devan,aqila langsung keluar rumah karena dia tahu devan masih belum siap bertemu kak gisa lagi.

"Hai van" sapa aqila.

Devan masih menatap aqila dengan tatapan kagum.
Aqila menggunakan dress berwarna biru dengan motof bunga sakura,di tambah dengan tas kecil berwarna hitam,rambutnya di biarkan tergerai.

Melihat devan tak bereaksi apa pun aqila berkata "mulai deh van"

"Eh hm iya,qilcan kamu cantik banget" puji devan di sertai dengan senyumannya.

Aqila balas tersenyum dan naik ke motor devan,tapi bukannya pergi ke suatu tempat devan malah kembali ke kosannya.

"Van kok ke sini sih?" tanya aqila.
Devan tak menjawab tapi dia segera masuk dan mengambil kunci mobilnya.

Devan memiliki mobil berkat usahanya sendiri,dari rumah peninggalan mamanya devan berhasil membangun usaha properti dan dia bisa di katakan cukup sukses.

Devan menyadarkan aqila dari lamunannya "qilcan kamu kan pakai dress aku ngak mau ada cowok yang merhatiin kamu kecuali aku,lagi pula nanti kamu kepanasan" ujar devan sambil mengelus rambut aqila.

Aqila tersenyum tulus melihat perlakuan devan yang sangat manis hari ini.

Kemudian mereka sampai ke suatu tempat tepatnya sebuah taman kecil yang sangat indah karena dari sana bisa melihat pemandangan laut.

Setelah diam karena kagum aqila mulai bersuara "van,kamu yang buat ini semua?" sambil di sertai senyuman yang tak lepas dari wajahnya.

Devan hanya mengangguk dan mengajak aqila duduk menghadap laut "qilcan aku cuma mau kamu dengarin aku sekarang" kata devan sambil menatap lekat mata aqila.

Membuat aqila terdiam dan membalas tatapan teduh mata devan.
"Qilcan kamu tahu gimana perasaan aku waktu liat kamu sama wanda?"
Tanya devan tapi aqila tak menjawab karena devan memintanya diam.

"Tapi itu tidak penting qilcan,karena aku ngak mau tahu yang aku tahu sekarang kamu di sini sama aku,kamu yang bikin aku bangun dari keterpurukan" kata devan kali ini mengenggam erat tangan aqila.

Aqila tetap diam "mungkin aku bukan cowok yang kamu harapkan qilcan,bahkan aku bukan cowok yang bisa selalu jaga kamu saat kamu butuh" lanjut devan.

"Aku cuma mau kamu tahu,cowok berengsek di depan kamu saat ini akan jadi lebih baik,semua itu karena kamu,aku benar-benar sayang sama kamu,aku cuma mau kamu jadi milik aku dan jadi kita mulai saat ini" kata devan seolah tak perlu jawaban.

Aqila tetap diam
"Qilcan aku mau kamu jawab bukan diam" kata devan sambil menarik gemas pipi aqila.

Aqila mengaduh kesakitan karena tarikan devan "tadi kan kamu suruh aku buat diam" jawab aqila polos.

Devan memeluk aqila lalu kemudian aqila berbisik tepat di telinga devan "aku juga mau jadi kita"

Devan melepaskan pelukannya lalu tersenyum melihat aqila setelah itu mereka menikmati pemandangan yang indah di depannya.

Hai guys
Baru nulis lagi
Ngak lazim ya bukan mau ngak jadi pacar tapi jadi kita :-D

because aqilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang