penjelasan

11 2 2
                                    

Tiba-tiba devan memecah keheningan "jadi apa mau mu?" tanyanya devan dengan suara dinginnya membuat kak gisa menghela nafas sebelum menjawab.

"Apa aku begitu menyakitimu van? Hingga melihat ku saja kamu tidak mau dan bahkan kamu tidak memanggilku kakak" ujar kak gisa lirih.

Devan melirik sekilas "bukan itu yang ingin ku dengar,aku bahkan tidak ingin berbasi-basi dengan mu" katanya sambil menyembunyikan amarahnya,aqila sangat sangat tahu itu.

"Devan" tegur kak nita.
"Ini tidak sebanding dengan semua yang ku alami kak" kata devan sambil tersenyum sekilas,senyum yang di paksakan.

"Jadi jelaskan atau tidak sama sekali" ujar devan lagi tapi kini mulai menatap kak gisa.

Kak gisa balas menatap devan lalu mulai berbicara "devan semua yang kamu pikirkan tidak benar"

Tak ada jawaban apa pun membuat kak gisa meneruskan ceritanya "kamu ngak tahu van betapa sulitnya kakak bertahan saat papa dan wanita iblis itu datang dan membawa paksa kakak,bahkan saat itu mama sama sekali ngak berdaya untuk nolong kakak karena perlakuan papa" kak gisa mulai meneteskan air matanya yang sejak tadi dia tahan agar tak tumpah.

"Kamu tahu kemana papa membawa kakak?" tanyanya pada devan.

Tapi devan tetap diam menatapnya "papa membawa kakak ke tempat kotor yang tak pernah kakak bayangkan,papa ingin menjual kakak di sana van" ujar kak gisa menghela nafas sebelum melanjutkan ceritanya.

Raut wajah devan mulai berubah menjadi iba tapi tak seutuhnya karena dia belum bisa percaya sepenuhnya.

"Saat itu kakak berusaha lari dan meminta tolong pada laki-laki dan dia adalah papanya aqila" ujar kak gisa sambil menatap aqila.

"Papa aqila menolong kakak dan menjadikan kakak sebagai anak angkatnya" kali ini kak gisa menghapus air matanya.

Tapi di luar dugaan devan malah membentak kak gisa
"Setelah itu kakak bersenang-senang di sana kan? Tanpa mencari tahu kondisi aku dan mama? Tanya devan penuh emosi.

" kamu salah van kakak selalu mencari keberadaan kalian tapi kakak tak berani mendekat ke rumah kita,kakak hanya melihat dari kejauhan karena kakam takut papa ada di sana" kak gisa kembali menatap mata devan yang kini sayu.

"Berhenti berbohong! Kalo kamu mencari keberadaan kami kamu pasti melihat bendera kuning di depan rumah saat mama meninggal" bentak devan lagi.

Saat itu juga devan beranjak pergi aqila langsung mengikutinya dan mengenggam tangan devan yang bergetar.

Tinggal lah kak nita dan kak gisa,saat ini kak nita memeluk kak gisa untuk menenangkannya karena saat ini kak gisa sedang menanggis sejadi-jadinya.

Devan dan aqila duduk di taman,kali ini devan memeluk aqila seolah membagikan seluruh rasa sakit yang dia rasakan.

"Maaf" kata devan pelan.
"Untuk apa?" tanya aqila sambik menatap mata teduh milik devan.

"Maaf bajumu basah karena air mataku,maaf karena aku yang terlalu cengeng,maaf kar..." devan terdiam saat aqila memegang kedua pipinya.

Aqila tersenyum dan berkata "kamu ngak perlu minta maaf,tapi kamu harus dengar satu hal lagi" kata aqila.

Kini devan sedikit tenang membuat aqila berani menjelaskan hal ini "kamu tahu saat kak gisa sedang mencari tahu kondisi keluarganya dia sakit van,dia sakit selama seminggu karena depresi mungkin pada saat dia sakit mamamu meninggal dan saat dia mencari tahu lagi kalian sudah tidak tinggal di sana" kata aqila sangat lirih.

Devan sangat terkejut lalu aqila merangkul devan dalam pelukannya lagi,karena tahu devan butuh dia sekarang.

because aqilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang