Rumah Devan

2 0 0
                                    

Hari ini Devan tidak sekolah,Aqila tau hal itu karena Devan sudah menghubunginya dan memberitahu kalau Devan tidak sekolah karena ada urusan mengenai usaha propertinya.

Saat jam istirahat Devan tidak menghubungi Aqila.
"Uh,sibuk banget sih" gerutu Aqila.

Ternyata vani mendengar gerutuhan Aqila.
"Yak elah nona Aqila yang cantik,baru juga di tinggal setengah hari" ujar vani sambil terkekah.

Aga yang melihat hal itu ikut tertawa sambil mengelus rambut Vani.
"Dasar kalian berdua,aku pergi aja deh bisa jadi nyamuk ngelihatin kalian" kata Aqila beranjak pergi.

"Ya udah,duluan sana neng" balas Aga sambil terus terkekeh.
"Jangan jahat gitu" kata vani.

Aqila mempercepat langkahnya,meninggalkan kantin untuk menuju kelasnya namun ketika dalam perjalanan ke kelas handphone Aqila berbunyi.

Devan
"Qilcan maaf ya baru sempat ngehubungin kamu,nanti pulang sekolah aku jemput ya.jangan cemberut terus,biarin aja Aga sama Vani"

Aqila tersenyum membaca pesan dari Devan kemudian Aqila mengetikkan jawaban untuk Devan.
"Yah aku ngak bisa,kan aku ada latihan teater van"

Setelah sampai di kelas handphone Aqila kembali berbunyi.

Devan
"Usahain ya Qilcan,ada yang mau aku kasih lihat ke kamu.Gini aja nanti pulang sekolah aku yang akan izinin sama pelatih kamu"

Aqila tidak membalas pesan terakhir Devan karena pak Sanusi sudah masuk,bisa habis kalo berurusan sama Pak Sanusi.

Tett....
Bel pulang sekolah berbunyi.
Aqila menunggu Devan di gerbang sekolah,sebelum itu Aqila juga sudah meminta izin dengan pelatih teaternya dengan alasan sedang ada urusan keluarga.

Tak lama kemudian Devan datang dengan membawa mobilnya,Aqila langsung masuk.

Sepanjang perjalanan tidak ada obrolan berarti di antara mereka.Hanya Devan yang terus tersenyum sambil sesekali mengelus rambut dan tangan Aqila.

Aqila tidak mengubris hal itu karena Aqila tetlalu lelah hari ini bahkan Aqila tertidur saat belum sempat menanyakan tujuan mereka pada Devan.

Aqila terbangun saat mendengar suara pintu mobil di buka dan di tutup kembali,ternyata mereka sudah sampai di sebuah rumah sederhana namun tampak asri dan sedikit jauh dari kebisingan kota.

Saat kesadarannya sudah pulih sepenuhnya,Aqila langsung turun dari mobil dan menghampiri Devan yang sedang membuka rumah itu.

"Van kita dimana? Kok kamu ngak bangunin aku? Kamu ngapain bawa aku ke sini?" tanya Aqila bertubi-tubi.

Membuat Devan tersenyum tanpa memjawab pertanyaan Aqila,kemudian Devan menggengam tangan Aqila dan membawanya masuk,bukannya menolak Aqila malah mengikuti langkah Devan.

Aqila di buat terpukau dengan semua yang ada di depannya saat ini,ternyata rumah sederhana itu memiliki isi yang sangat mewah dengan desain yang indah.

Devan kembali tersenyum melihat reaksi yang di berikan Aqila.
"Qilcan aku mau jawab pertanyaan kamu tadi.pertama,kita sekarang di rumah aku.kedua,aku ngak tega banggunin kamu yang kayaknya capek banget.ketiga,aku bawa kamu sebagai orang pertama ke sini karena kamu yang bakalan temanin aku buat selamanya suatu saat nanti" ujar Devan penuh keyakinan dan percaya diri.

Aqila masih diam dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan,karena sangat terkejut dengan pernyataan Devan.
"Van kamu kok bisa dapat rumah ini? Jadi ini urusan kamu sampai ngak sekolah? Kok kamu seyakin itu kalo aku adalah orang yang bakalan tinggal di sini bareng kamu nanti?" tanya Aqila akhirnya.

"Kok kamu jadi cerewet ya Qilcan" balas Devan sambil menarik kedua pipi Aqila.

Aqila meringis dan memasang wajah cemberut. "Ya udah kalo ngak mau jawab" kata Aqila sambil duduk di sofa ruang tamu rumah itu.

Devan ikut duduk di samping Aqila.
"Aku udah lama ngumpulin uang buat beli rumah sendiri,ya aku ngak sekolah karena ini,dan aku yakin kok kamu yang akan tinggal di sini bareng aku suatu saat" ujar Devan sambil menatap mata Aqila.

Aqila tersenyum mendengar semua jawaban Devan dan Aqila sangat bersyukur mengetahui bahwa Devan mempunyai sisi lain yaitu Devan yang bertanggung jawab.

Devan mengajak Aqila menelusuri setiap ruangan yang ada di rumah itu,termasuk juga halaman belakang yang ternyata terdapat kolom renang dan taman.

Hari mulai sore,setelah pergi makan ke cafe.Devan langsung mengantar Aqila pulang.Saat tiba di rumah Aqila.
"Qilcan aku pulang dulu ya,besok aku jemput kamu.Kita pergi bareng yang lain" ujar Devan kemudian mengecup singkat kening Aqila.

Hal itu membuat pipi Aqila memerah karena malu.
"Ya udah aku turun dulu" kata Aqila.
Namun saat Aqila akan turun Devan menahan tangan Aqila,membuat Aqila menatap Devan lagi.

"Ngak ada balasannya nih" goda Devan.
"Ngak" balas Aqila cepat.
"Ya udah turun sana" kata Devan dingin sambil melihat arah berlawanan dengan Aqila.

Aqila tersenyum melihat Devan mengeluarkan sisi manjanya.
Aqila mengecup singkat pipi Devan lalu keluar mobil dan berlari menuju rumahnya.

Devab terbelalak kaget dengan apa yang di lakukan Aqila namun sedetik kemudian Devan tersenyum puas dan melajukan mobilnya menuju kosannya.

Maaf baru update lagi
Semoga ceritanya ngak ngebosanin
Vore dan komen di tunggu :-)

because aqilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang