father?

121 15 12
                                    

Hari ini ibu dan paman Ji Hyun resmi menikah, setelah perkenalan anggota keluarga 1 bulan yang lalu hari yang ibu tunggu-tunggu akhirnya datang kini kami tinggal serumah. Rumahku lebih besar untuk menambah anggota keluarga daripada rumah Ji Ah. Jadi Ji Ah dan ayahny-- em ayahku juga tinggal dirumahku. Sebenarnya ini cukup sulit ku terima, setelah sekian lama aku menyimpan rasa pada Ji Ah lalu kita menjadi sepasang kekasih kini semuanya berubah begitu cepat, Ji Ah menjadi saudariku. Kami segera memutuskan hubungan kami saat mengetahui orang tua kami akan menikah.

Ji Ah menangis dia bilang dia takut, takut? Aku lupa aku tidak bertanya alasan ketakutannya. Dia takut apa? Takut pada ibuku? Ibuku seperti bidadari yang menyamar ke bumi begitu baik hati dan cantik karena itu aku tidak melarang atau protes sama sekali pada ibu. Takut pada rumahku? Oh ayolah, tidak ada apapun di rumahku, hantu? Itu konyol. Takut padaku? Sepertinya aku tidak menemukan alasan apapun hingga dia bisa takut padaku. Takut pada ayahnya? Memangnya apa yang di lakukan ayahnya-- yang sekarang ayahku-- juga. Aku memang belum mengenal ayahku itu, mukanya sangat ramah dari yang kulihat, tapi aku tidak tau bagaimana ia dan Ji Ah sampai Ji Ah takut pada ayahnya sendiri kalau memang benar dia takut pada ayahnya.

Hari ini aku demam, jadi aku tidak sekolah bersama Ji Ah. Seperti biasa saat aku sakit ibu selalu memberiku coklat. Katanya coklat membuat kita senang dan tidak stress. Ada coklat di samping ranjangku. Ku makan coklat itu, kulihat ayahku yang sedang sarapan. Hanya ada ayah dan aku di rumah ibu mengantar Ji Ah lalu pergi ke pasar untuk belanja. Aku lihat ayah menenteng satu botol minuman keras atau alkohol? Dia makan dengan lahap hingga makanan berceceran dimana mana, dia tidak minum air putih yang ada di samping piringnya tapi memilih meminum minuman keras itu. Aku yang masih berumur 15 tahun dilarang ibu meminum minuman itu, yang kuketahui selalu diminum orang dewasa ketika stress. Apa ayah stress? Aku berjalan dari kamar menuju meja makan daripada mengamatinya dari kamarku saja.

"Pagi ayah" sapaku. Dia segera mengatur duduknya dan cara makannya setelah ku sapa.
"Oh nak, pagi, ayo sarapan. Aku sudah selesai" jawabnya, ia pun segera membawa piring bekasnya dan pergi kearah dapur. Ini pagi pertama kami menjadi keluarga baru dan ayah sudah minum-minum apa ayah benar-benar sedang stress?

—————

Sore ini Ji Ah memintaku menjemputnya di tempat les. Ibu juga memintaku menemaninya. Jadi lah aku disini sekarang, di halte bus. Aku melihat Ji Ah yang sedang menyebrang berjalan menuju ku. Raut wajahnya kacau, dia menunjukkan wajah yang khawatir.
"Taehyung-ssi-- maksudku oppa, ap-apa ibu baik baik saja dirumah?" dia bertanya padaku, sorot matanya tajam, tangannya bergetar memegang tanganku.
"Ah ya, ibu baik baik saja, Kau kenapa? Apa ada yang salah?" tanyaku.

Cukup canggung kami merubah panggilan kami satu sama lain, dia memanggilku oppa.
"Syukurlah, ayo cepat kita pulang" aku bisa lihat dia begitu tenang setelah mendengar jawaban ku, dia menggandeng tanganku.
"Hari ini sangat dingin" ujarnya. Dia melilitkan syalnya yang berwarna merah tua padaku.
"Pakai itu, jangan dilepas" ujarnya kemudian. Lalu menggandeng tanganku lagi.
Aku termenung, dia adikku tapi aku merasa dia pacarku. Ah bagaimana menjelaskan perasaan ini. Aku bingung.

"Kami pulang" sapaku. Ibu seperti biasa segera mengahampiri Ji Ah dan aku.
"Ayo kita makan malam" balas ibu. Aku ingat Ji Ah berjanji akan menceritakan alasan dia berkata kalau dia takut sesudah di rumah
"Setelah makan malam ya" bisikku pada Ji Ah. Ji Ah mengangguk. Kami makan malam dengan hening sesekali ibu memulai percakapan bertanya perihal sekolah pada Ji Ah.

"Kau sudah baikan nak?" tanya ibu-- oh bukan, ayah yang baru bertanya seperti itu padaku.
"Ah iya aku merasa mulai membaik, mungkin besok bisa sekolah" jawabku. Kulihat Ji Ah yang menatap ayahnya horror, dia segera melahap makananya dan menunduk saat ayah menyadari tatapannya. Aku sungguh tidak mengerti apa benar Ji Ah takut pada ayahnya sendiri? Memangnya ayahnya kenapa? Seorang psiko? Preman? Aku tidak akan menyangka kalau diantara itu ayah benar psiko atau preman karna yang kulihat ayah sangat ramah dan baik padaku walaupun jarang bicara bersama anaknya, aku juga terkejut ayah meminum alkohol tadi pagi.

—————

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamarku terketuk, mungkin ibu ada perlu. Aku segera membuka pintu, aku terkejut Ji Ah yang ternyata berdiri di depan ku mengetuk pintu ku tadi.
"Ada apa?" tanyaku.
"Oppa, bisa aku masuk?" jawabnya.
"Tentu" balasku. Mempersilahkan Ji Ah masuk dia memakai celana selutut bisa kulihat sebuah memar di pergelangan kakinya juga di lututnya, aku rasa itu memar baru karna saat sekolah tadi tidak ada memar apapun di lututnya.
"Kakimu, kenapa?" tanyaku, namun Ji Ah segera menutupi memarnya dengan selimutku dan duduk di ujung kasurku.

"Oppa, aku mau menebus janji" ujarnya. Ah janji itu, aku baru ingat. Aku juga sangat penasaran. Aku duduk di kursi komputerku menghadap padanya.
"Baiklah, ayo cerita setelah itu biar ku kompres memar itu" balasku.
"Ayah, aku takut pada ayah." ujarnya, dia menatap mataku aku bisa lihat dia ketakutan.
"Waeyo?" tanyaku.

"Aku takut ayah melakukan sesuatu pada ibu, aku tidak mau ibu sepertiku. Ayah penyebab luka memar di kakiku, dia..." dia menggigit bibirnya, kulihat tangannya yang gemetar juga matanya yang kini gelisah tidak menatapku lagi.
"Aku mohon kau harus selalu ada untuk melindungi ibu, aku tidak apa apa aku sudah biasa." ujarnya.
"Ibuku pergi meninggalkan ayah dan aku saat aku masih sekolah dasar. Mungkin itu penyebab ayahku yang dulunya penyayang menjadi kasar."

"Aku selalu memaklumi ayah yang kasar padaku. Ayah ku pasti menderita. Dulu ayah selalu memberikan apapun pada ibuku. Namun, ibuku selingkuh ayah membenci ibu. Kini ayah menjadi ayah yang kasar padaku."
"Jadi, oppa, aku sayang pada ibumu, ayah, dan juga kau. Aku hanya ingin ayah tidak melakukan sesuatu yang kasar pada ibu. Aku tidak tau kapan dia akan teringat pada ibuku dan melakukan sesuatu pada ibu karna sesama wanita. Tapi sejauh ini kulihat ayah tidak melakukan apapun pada ibu, aku bersyukur, semoga ayah bisa berubah."

Setelah bercerita panjang lebar, Ji Ah pamit menuju kamarnya. Jujur. Aku. Terkejut. Ternyata ayah punya sisi yang tidak aku ketahui dan itu sangat mengejutkan. Aku masih bingung menanggapi cerita Ji Ah jadi aku hanya mematung mendengarnya bercerita dan menangis. Aku juga sampai lupa untuk mengobati memarnya. Aku juga baru tau itu bukan memar pertama kali bagi Ji Ah bahkan aku bisa liat di tangannya banyak luka memar yang masih belum sembuh. Karna itulah Ji Ah selalu memakai baju panjang. Aku terlalu terkejut dan tidak tau harus berbuat apa. Aku harap aku bisa tidur malam ini.

♡♡♡♡♡

Sengaja alurnya dicepetin biar langsung konflik, eheh.
Panjang woi 1080 w :"
vote kek :")

Xoxo.

[Completed] A Sinner? | taehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang