Sampai di persimpangan jalan, saya memutuskan berhenti dan berbalik arah.
Tak lagi mengejar anda yang terus menembus ujung jalan.
Saya sadar diri, saya selama ini hanya pengganggu bukan?
Saya hanya sebatas gadis yang hanya bisa menuangkan aksara-aksara cintanya menjadi bait-bait puisi yang tidak pernah bisa sampai padamu, bukan begitu?Kalau hal tersebut mengganggumu, saya minta maaf, saya akan berhenti sekarang.
Karena bahkan untuk memintamu kembali, saya hanya dapat menuliskannya menjadi berbait-bait puisi. Segalanya tentang kerinduan, kenangan dan sebahagian dari cerita kita.
Saya janji, saya akan berhenti dan pergi
Tidak akan lagi saya mencintaimu dengan cara saya yang sederhana. Tak lagi memintamu kembali karena kenyataannya perasaan itu telah pudar.Bukan saya menyerah pada keadaan atau putus asa atas dirimu.
Saya hanya berhenti karena, nyatanya mencintai anda bisa diluar kendali seperti ini.Percuma bukan jikalau saya mencintai orang yang hatinya kini untuk orang lain?
Jadi dari sekarang, saya nyatakan, sampai disini saja.
Selamat tinggalJikalau anda merindukan saya, saya persilahkan untuk kembali —sebentar saja, mungkin?
Karena akhir dari harapan saya adalah, anda akan kembali dari tempat persinggahan anda yang sementara ke rumah tempat anda kembali yang benar-benar nyata.
—Nessa 11:11 PM
YOU ARE READING
UNGKAPAN #180496
RandomUNGKAPAN hitam putih hati seorang pecandu sastra,bisa bersumber darimanapun,dari orang lain ataupun dari diri sendiri.