Terima kasih untuk segala kenangan indah yang pernah ada di antara kita. Kenangan begitu meyakinkan, hingga aku gamang lebih mempercayai kenangan, atau kau yang sekarang telah berubah.
Mata, telinga, dan batinku tertutup untuk melihat kebenaran, meskipun kebenarannya telah ada di depan mataku.
Namun sekarang, aku sadar. Kau bukan yang terbaik. Kau memilih pergi, lepas, dan bebas tanpa aku. Aku tidak bisa leluasa menghubungimu. Namun kau dengan mudahnya mendatangiku di saat kapan pun kau butuh. Salahku yang terlalu membuka hati, memang. Kau menjadikanku pilihan ketika pilihan yang kau inginkan tidak dapat kau capai. Sekarang aku mengerti, itu alasan mengapa kau tak layak lagi kupertahan.
—R 11:11 PM
YOU ARE READING
UNGKAPAN #180496
RandomUNGKAPAN hitam putih hati seorang pecandu sastra,bisa bersumber darimanapun,dari orang lain ataupun dari diri sendiri.