20

964 92 6
                                    

BYURRR...




Hujan turun sangat deras membuat seseorang dengan sayap hitam legam itu melayang di udara. Sayapnya mengepak anggun di tambah dengan bulu-bulu hitam yang berjatuhan layaknya adegan di sebuah film yang di slow motion.

"Lee Naeun?!"

Yura membulatkan matanya. Bagikan petir di siang bolong, batinnya terguncang melihat sosok yang berada di hadapannya ini. Betapa lebih baik ia mati dari pada mengetahui ini. Sungguh menyakitkan. Ketika seorang sahabat seperti ini di belakangmu.

Tanpa sadar air mata Yura menetes dengan perlahan. Yura menganggap Naeun adalah sahabatnya. Ia baik, walau terkadang menyebalkan dan menentang kegemarannya. Namun, sekarang apa? Ia bukan seorang manusia? Tapi seorang Black Angel? Malaikat terkutuk yang terbuang dari surga.

Hujan makin deras mengguyur membuat suasana makin mendukung. Rintikan hujan semakin terdengar deras. Naeun masih saja setia mengacungkan pedang tanpa berniat untuk mengulurnya, sayapnya terus mengepak walau di tengah hujan yang mengguyur. Kenyataan yang begitu pahit. Manusia memang harus merasakan nya. Pikir Naeun.

"Wae geurae, Yura-ya? Terkejut dengan wujudku yang seperti ini? Ada benarnya juga kata-kata itu... kata-kata 'Penampilan bukan jaminan seseorang' dan itu memang benar."

Naeun menatap mata Yura sekilas. Ia melihat jutaan duri mawar yang menusuk kulit hingga berdarah; kehancurnya hati Yura. Tujuannya ke bumi bukan untuk berteman dengan seorang manusia—setengah serigala seperti Yura. Ia hanya melaksanakan tugas dari Sang 'ratu' yang kini entah bagaimana kabarnya.

Yura tertunduk dengan airmata yang bercampur dengan air hujan. Ia menyembunyi kan kesedihannya. Namun, bukan berarti Naeun tak mengetahuinya. Apa yang Black Angel tak ketahui? Mereka selalu mengetahui apapun. Tapi Tuhan lebih tahu segalanya.

"Kenapa? Kenapa kau merahasiakan ini?"

Yura menahan tangisnya sambil mengelap kasar air hujan yang menyembunyikan tangisannya. Ia tak membiarkan satu celah menghalanginya untuk menatap Naeun yang sekarang memperlihatkan wujud aslinya. Hatinya cukup tersentak.

"Oh, hell?! Yang benar saja? Kami Ras Black Angel tak sebodoh itu, Yura. Kami adalah Black Angel, tak ada kata 'kebaikan' dalam kamus kami,"

"Dan kebaikanmu tak berpengaruh terhadap diriku, Yura. Aku tetap akan membunuhmu... Sekarang" Naeun melanjutkan kata-katanya.

Sedetik kemudian Naeun mengarahkan pedangnya menuju bagian jantung Yura. Tempat di mana kelemahan seorang Werewolf. Namun ada salah satu bagian yang merupakan kelemahan Werewolf juga, yaitu otaknya. Naeun tahu betul apa yang ia lakukan sebelum berpikir dua kali bahwa Yura adalah sahabatnya. Sahabat yang telah merubahnya dengan sikap yang terbuka kepada orang lain seperti----- sekarang. Ya, ia tahu, ia naif dan bodoh.

"AAAAAAAAAAA"

Bukan. Itu bukan rintihan dari mulut Yura. Namun, dari mulut Naeun. Yura tanpa aba-aba menendang dada Naeun dengan keras, lalu menggunakan teleportasi untuk menjauh dari dirinya. Bukan, ia bukan sahabatnya. Ia adalah musuh yang harus di bunuh. Tak ada kata 'kasihan' dan 'ampun' dalam kamus Yura sekarang. Naeun mencoba membunuh nya, ia juga melakukan hal sama yang di lakukan Naeun kepada dirinya. Ia juga harus membunuh Naeun. Itu tak salah kan?

Sekarang keadaannya berbalik. Naeun terduduk di aspal basah yang terguyur hujan, yang masih deras ini. Ia terbatuk-batuk, mengeluarkan cairan hitam pekat dari mulutnya; darah. Sekarang Yura menatap Naeun yang berada di bawahnya dengan tatapan dingin tanpa perasaan apapun di dalamnya. Sekarang Yura benar-benar seperti kehilangan perasaan nya. Ia mengintimidasi Naeun yang mendongak untuk melihatnya.

Find Them; Twelfth Werewolf Missing [EXO FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang