23

819 101 4
                                    

Hae Jung dan lainnya keluar dari kantor kepolisian itu. Mereka tak banyak bicara setelah omongan Goo Nam yang membuat mereka sedikit tegang. Hey, hey! Mereka sudah sangat kewalahan menghadapi para ras yang belum seberapa itu. Mereka hanya bisa merutuki Goo Nam dalam hati mereka. Bukan mereka tak ingin membantu, namun perang masih sangat jauh dari pikiran mereka. Tapi, tak ada yang bisa membantah Goo Nam. Pada akhirnya mereka memang akan berperang juga 'kan?

"Kenapa kalian terdiam seperti ini?" tanya Goo Nam, terlihat kebingungan. Bagaimana tidak? Mereka sedari tadi hanya berdiam tanpa berkata sepatah kata pun.

Semuanya menggeleng,
"Kami hanya lelah," jawab Kyung Ha mewakili yang lainnya.

"Dasar aneh. Baiklah ayo kita cari Joong Ki hyung!"

Goo Nam berjalan meninggalkan mereka bertiga, yang masih termenung. Entah apa yang mereka pikirkan, Goo Nam tak mengetahui hal itu hingga akhirnya ia memutuskan untuk berjalan meninggalkan mereka. Goo Nam sebenarnya tahu, berat bagi mereka untuk berperang. Namun, itu adalah satu-satunya jalan keluar demi kedamaian dunia ini. Kedamaian dunia ini tak boleh tertunda. Mereka harus merebut kembali apa yang seharusnya tidak di miliki ratu tamak itu.









.
.
.

Sementara itu... Kota Xeinsa.

Kota Xeinsa terlihat sangat ramai tak seperti biasanya. Bukan ramai akan kesenangan seperti dahulu dengan rajanya yang bijaksana. Namun, ramai dengan kesengsaraan dengan seorang ratu yang tamak akan kekuasaan. Tiffany—ia menyuruh semua ras untuk berkumpul. Sebenarnya mereka jengkel dan tak mau seperti ini. Apa daya? Mereka terlalu lemah hingga tak mampu melawan perintah Tiffany.

"Kau tahu apa maksud ku kan?" Tanya Tiffany kepada raja Vampire, Park Jimin.

Sebelumnya kalian tak asing dengan Jungkook kan? Jungkook hanya ketua pasukan Vampire, dia bukan seorang raja Vampire. Jimin, lelaki ini berkedudukan sebagai raja ras Vampire. Yah, walau terlihat pendek namun ia sanggup memimpin rasnya itu, ia berani menghukum siapapun yang melanggar peraturan ras nya. Tak ayal, bahwa ia selalu di sebut sebagai raja bijaksana nan menawan.

Jimin menatap Tiffany datar, "Ne,"

"Bagus. Siapkan pasukan sebanyak mungkin,"

"Pasukanku tidak sebanyak waktu itu. Mungkin sekarang hanya enam ratus lagi"

Tiffany memutar matanya malas,
"Aku tak perduli! Aku memerintah mu menyiapkan pasukan sebanyak mungkin, Jimin!"

Jimin tersenyum meremehkan perintah Tiffany, "kau tak pernah berubah, Tiffany."

"Selalu memerintah semuanya, termasuk diriku. aku sangat bersyukur karena takdir itu akan benar-benar terjadi—dan kau akan musnah dari dunia ini," lanjut Jimin, hendak pergi meninggalkan Tiffany yang membelakangi nya disana. Baru beberapa langkah ia berjalan dari aula istana itu, Tiffany langsung menghentikan langkah Jimin dengan cara mendorong Jimin hingga ke dinding aula. Membuat Jimin meringis, merasakan tulang belakang nya menghantam dinding itu dengan keras hingga retak parah.

"Apa? Kau ingin diriku mati, Jimin?! Tidak akan! Aku tak akan pernah mati, aku abadi!"

Jimin menetralkan napasnya, lalu menatap Tiffany yang lebih tinggi darinya. "Aku bisa saja membunuhmu di sini, Tiffany"

"Coba saja. Jika darahku di hisap oleh mu, kau yang akan mati!" pekik Tiffany, semakin menghimpit tubuh Jimin ke dinding.

"Hey?! Apakah kau juga lupa? Taringku juga bisa membunuhmu. Jadi bila aku menggigit mu, kita akan mati bersama. Dan dunia ini akan kembali damai seperti semula." Jimin menyerigai, memperlihatkan taring Vampire nya yang selama ini tak pernah dia tunjukan kepada siapapun.

Find Them; Twelfth Werewolf Missing [EXO FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang