12

1K 126 1
                                    

Salju pertama di musim dingin telah turun. Indah sekali bila di nikmati bersama orang yang kita cintai. Seorang gadis berambut pirang tengah berlari kecil sambil menadah butiran-butiran salju yang turun sebelum mengenai tanah di bawahnya. Ia terlihat begitu senang dan suka cita. Sesekali ia menjulurkan lidahnya untuk mencicipi betapa dinginnya butiran salju itu. Mungkin tak terasa dingin baginya, karna ia hanya memakai Dress pendek hitam selutut tanpa lengan. Mungkin kalau dia manusia pasti sudah kedinginan, namun nyatanya dia bukan seorang manusia.


Tap..

Tap..


Langkahan itu membuat ia menghentikan aktivitas nya. Ia menoleh ke belakang, mendapati seorang wanita dan—seorang gadis remaja mendekatinya, wanita itu adalah ibunya, namun siapa gadis remaja itu? Gadis remaja berambut hitam panjang, dengan mata menyiratkan kepedihan dan hawa dingin di sekitarnya.

"Ibu, siapa dia?" Ia bertanya sambil menunjuk ke arah gadis remaja itu. Ibunya tersenyum lalu mengelus puncak kepala anaknya dengan tatapan sendu.

"Dia adalah kakakmu... Kakak tirimu"

Gadis berambut pirang itu mengerutkan dahi nya. Ia heran. Dia adalah anak semata wayang  ibunya. Namun kenapa ibunya bilang bahwa gadis di sebelahnya adalah kakak nya?

Oh, apa yang ibunya sembunyikan selama ini? Dan ibunya bilang 'kakak tiri?' Jadi sebenarnya ia adalah anak kedua dan bukan anak satu-satunya?

"A-apa?"

Ibunya tersenyum paksa. Sesuai dengan ekspektasi, anaknya akan bereaksi seperti ini. Seharusnya ia katakan dari dulu. Apakah ia akan menerima gadis di sebelahnya ini? Ia merutuki dirinya sendiri bila anaknya itu tak bisa menerimanya. Ia tahu seharusnya ia tak menyembunyikan hal ini. Tak ada pilihan lain selain merutuki dirinya sendiri.

"Maaf, ibu merahasiakan nya. Mulai sekarang ia kau akan menjalani hidup bersamanya, sekarang ia akan menjadi pelindung mu. Dia
sekarang akan menjadi sandaran dan tempat mu mengadu—"

"Tidak. Aku tidak mau!" Gadis berambut hitam itu memotong ucapan ibunya. Ia tak terima dengan apa yang di ucapkan oleh ibunya itu.

"Setelah ibu meninggalkan ku dan ayah dulu, lalu menikah dengan orang lain. Ibu bilang aku akan menjalani hidup bersamanya?! Apa ibu tahu bagaimana rasanya?! Sakit, kecewa dan marah. Itu yang aku rasakan, Bu! Ayah bunuh diri dan aku hidup sendiri. Ibu di khianati dan ibu meminta ku untuk bertemu dengannya, lalu sekarang ibu meminta lebih? Ibu meminta aku hidup bersamanya?!"

Gadis berambut hitam itu marah lalu menjauh dari ibu dan adik tirinya. Matanya menyiratkan kepedihan yang mendalam. Ia lebih baik hidup sendiri tanpa di temani siapapun. Ia merasa hidupnya adalah kehampaan yang tak pernah terisi, walaupun dengan kasih sayang beribu orang sekalipun. Menurutnya terlalu naif menyebut wanita itu seorang 'ibu'. Karna seorang ibu tak seharusnya menelantarkan anaknya.

"Dengarkan ibu, Naeun!"

Naeun. Gadis berambut hitam itu pergi meninggalkan ibu dan adik tirinya. Tak perduli ibunya yang meneriaki namanya. Terlalu sakit untuk bertemu dengan adik tirinya yang membuat Naeun semakin benci pada ibunya.

Kenapa ia harus hidup bersama adik tirinya itu? Apa alasan nya?

Sejak kejadian itu, Naeun hidup sendiri lagi di rumahnya yang sepi dan sunyi. Tak ada lagi gambaran kebahagiaan dulu saat ia bersama Ayah dan ibunya. Hanya ada kenangan menyakitkan yang ia ingat. Ibunya pergi, menikah denagan orang lain, meninggalkannya dan ayahnya di sini, ayahnya putus asa lalu bunuh diri, ibunya di khianati, memohon untuk bertemu dengan adik tirinya lalu memohon lebih untuk menjalani hidup bersama adik tirinya itu. Dan terakhir... hidup sendiri seperti sekarang ini, selalu begini, dan akan terus begini.

Find Them; Twelfth Werewolf Missing [EXO FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang