PROLOG

7.9K 1K 98
                                    

"Pada kedatangan pertama hujan, pergilah ke tempat abunya berada. Letakkan setangkai kamboja kuning dan mawar merah disana. Kemudian keesokannya, bawa kembali bunga-bunga itu dan letakkan di kamarnya. Lalu ... panggillah namanya, suruh ia kembali."

] [

"Nam Ah Ra, kembalilah."

] [

Suara tetesan air mengisi keheningan pada ruangan bercat abu tersebut.

Di balik pintu, seorang laki-laki terduduk, memeluk lututnya erat. Ia diam disana, tidak terganggu sama sekali dengan bunyi tetesan air yang biasanya akan membuatnya terjaga sepanjang malam.

Napasnya teratur, tenang, meski terkadang dadanya terasa sesak.

Entah sudah pada menit ke berapa dia berdiam diri disana, yang pasti, saat ini ia mendongak dan terengah-engah, seolah baru terbangun dari mimpi paling buruk yang pernah ia alami.

Hujan deras disertai suara petir yang menggelegar terdengar dari kamarnya, membuat adrenalinnya meningkat.

Apa yang harus aku lakukan?

Laki-laki itu berdiri, lantas berjalan pelan ke arah ponsel yang ia geletakkan begitu saja di kasur selama satu hari penuh ini. Benda kotak itu ia tatap bagaikan bom, penuh dengan kewaspadaan.

Di detik berikutnya, mata laki-laki itu melebar kaget ketika ponselnya menyala, lantas berdering nyaring.

Satu panggilan masuk dari seseorang.

"Ha-halo?" jawab lelaki itu, ragu.

"Halo? Oppa*! Kenapa lama sekali mengangkat teleponnya?!"

Kali ini, tangan laki-laki itu ikut gemetar. "A-Ah Ra?"

"Iya, ini aku. Bisa tolong jemput aku? Disini hujan deras dan aku tidak menemukan satupun taksi."

"Nam ... Ah Ra?"

Gadis di seberang telepon berdecak, "Iya, ini aku. Oppa kenapa, sih?"

Laki-laki itu menggeleng meski ia paham gadis yang meneleponnya tidak bisa melihat gerakan kepalanya tersebut.

"Oppa!" Gadis itu memekik, "Kau tidak apa-apa, kan?"

"I-iya, aku t-tidak apa-apa. Tunggulah disana, aku akan menjemputmu."

"Baiklah, bye."

Nada putus-putus terdengar begitu panggilan tersebut berakhir. Lemas, laki-laki itu terduduk di ujung kasurnya, mengumpulkan kembali keping-keping ingatan dalam beberapa jam terakhir.

Satu panggilan masuk dari seseorang...

Yang telah mati.

"Nam Ah Ra, kau ... benar-benar kembali."

] [

"Hujan akan turun selama tujuh hari berturut-turut. Semua akan kembali seperti semula. Tidak ada yang mengingat kematiannya. Namun, dia yang kau panggil akan kembali ke alam mereka pada hari ketujuh, tapi kau bisa mengubah takdir mereka."

Footnote:

*Oppa : panggilan dari wanita untuk kakak laki-laki / untuk kekasih prianya

Seven Days of Rain | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang