Ketiadaan Ah Ra membuat Taehyung tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
Tidak, ia tahu ia harus bekerja dengan giat seperti biasanya, tapi ... ia tidak bisa. Konsentrasinya tidak terkumpul sempurna sejak ia bangun tidur tadi. Semalam ia pun tidak tidur nyenyak karena terus-terusan memikirkan Ah Ra.
Ada yang aneh, yang seharusnya tidak ia lakukan pada Ah Ra, tapi nyatanya telah ia lakukan pada gadis yang ia cintai tersebut.
Tapi apa?
Untuk kesekian kalinya, laki-laki itu menelepon Ah Ra.
"Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif."
Untuk kesekian kalinya pula jawaban yang sama ia dapatkan.
"Kim Taehyung, mau menemani aku brunch?"
Laki-laki itu mendongak dan mendapati Jung Hoseok, sekretarisnya, sedang berdiri di sisi pintu. Senyumnya lebar tanpa beban, seperti biasanya.
"Aku belum sarapan. Aku yakin kau juga. Ayo kita brunch!"
"Aku tidak lapar." Taehyung menjawab singkat sambil berpura-pura membaca dokumen diatas mejanya.
"Wajahmu suntuk begitu. Ada apa?" Hoseok mendekat dan duduk di hadapan Taehyung. "Kita ini, kan, teman. Ceritakan saja masalahmu padaku."
"Kita memang teman, tapi ini kantor. Jadi, aku tetap atasanmu dan kau ... adalah bawahanku."
Mulut Hoseok mengerucut ke samping, "Benar juga. Kalau begitu aku akan kembali ke mejaku. Selamat bekerja, Tuan Kim."
"Eh, tidak! Sebentar!"
Sambil membelakangi Taehyung, Hoseok tersenyum menang.
] [
"Dengan mudahnya kau menuduh Ah Ra. Woah! Daebak*!"
Taehyung berdecak kesal mendengar respon Hoseok, "Aku serius. Tolong beri aku solusi."
"Jadi begini, Tuan Kim," Hoseok memperbaiki duduknya dan menopang kakinya diatas kaki yang lain, "Wanita itu sebenarnya punya prinsip yang cukup mudah. Mereka tidak pernah mau mengalah. Jadi, yang harus kau lakukan hanyalah meminta maaf padanya. Dan semua masalah selesai."
"Ah Ra bukan wanita yang seperti itu. Gadis itu sedikit ... keras kepala."
"Itu dia!" Hoseok menjentikkan jarinya dramatis. "Saat itulah berarti kau diharuskan untuk mengeluarkan kata-kata terbaikmu. Kau harus merayu dia, rayu terus, rayu terus, sampai dia luluh!"
Meski ragu, separuh nalar Taehyung mencoba percaya pada perkataan Hoseok. "Benarkah?"
"Kau tidak percaya padaku?" Hoseok meliriknya dengan pandangan mencibir. "Ngomong-ngomong, kapan dia akan kembali dari Beijing?"
"Dia bilang take-off malam ini, jam sepuluh."
Hoseok mengangguk-angguk, matanya menatap ke belakang punggung Taehyung, ke arah dimana sebuah kaca transparan dipasang sebagai dinding yang membuat siapapun bisa melihat pemandangan kota Seoul.
"Hari ini hujan juga tidak berhenti," gumamnya.
Taehyung mengikuti arah pandang Hoseok, matanya menatap langit gelap yang melingkupi kota tempat ia dibesarkan. "Kuharap penerbangannya lancar."
[ ]
Footnote :
*Daebak: keren, hebat
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Days of Rain | ✔
FanficHujan yang membawanya pergi, maka paksalah hujan untuk membawanya kembali. --- "Pada kedatangan pertama hujan, pergilah ke tempat abunya berada. Letakkan setangkai kamboja kuning dan mawar merah disana. Kemudian keesokannya, bawa kembali bun...