[NEWONE] Chapter 7

2K 246 28
                                    

"Wah, indah sekali."

Kyungsoo menatap ke arah pemandangan kota Seoul di malam hari dari ketinggian, sejauh matanya bisa memandang. Lampu dari setiap gedung tinggi, kendaraan yang berlalu lalang di jalanan, lampu-lampu jalanan, dan bintang di langit yang cerah menambah gemerlapnya malam hari selepas hujan besar itu.
Lantai teratas Namsan Tower memang pilihan tepat untuk bisa melihat ke seluruh tempat. Sudah bukan hal aneh menyaksikan pemandangan malam seperti ini bagi Kyungsoo.
Los Angeles yang merupakan salah satu kota tak pernah tidur di dunia, sudah menjadi hal yang umum pada malam hari dengan pemandangan seperti saat ini, dimana kesibukan dan aktivitas warga masih menggeliat. Namun karena ini adalah kali pertamanya di ketinggian dan bisa melihat ke seluruh pelosok kota Seoul membuat Kyungsoo tak bisa menyembunyikan ekspresi takjub nya.

"Kau suka?" tanya Kai.
"Ini luar biasa. Sungguh." kata Kyungsoo antusias dengan mata berbinar-binar.
Disampingnya Kai tersenyum, tentu tanpa sepengetahuan Kyungsoo, menyaksikan laki-laki mungil bermata bulat yang beberapa saat lalu masih terisak menangis di pelukannya itu.

Kai sebenarnya bingung hendak menghibur Kyungsoo yang tak berhenti menangis. Dia bukan tipe orang yang bisa menghibur orang lain yang sedang bersedih. Meski begitu, Kai juga orang yang tidak suka melihat orang lain menangis, baik itu laki-laki atau perempuan, terlebih mereka menangis karena memang sesuatu yang sangat sensitif untuk perasaan mereka.

Untung saja tiba-tiba terbesit pikiran untuk membawa Kyungsoo ke Namsan Tower, walau kira-kira sejam lagi tempat ini akan tutup. Kyungsoo menolak ajakan Kai pada awalnya, tapi menyerah setelah laki-laki berkulit gelap itu memaksanya untuk ikut. Tapi setelah tahu ternyata Kai membawanya ke tempat seperti ini, dia tidak menyesal telah menuruti keinginan Kai.

"Bukankah Los Angeles lebih indah dari ini?" tanya Kai, yang juga menyapu seluruh tempat di kota dengan pandangannya.
"Yeah, tapi ini pertama kali aku melihat Seoul di malam hari dari ketinggian seperti ini. Dan ini benar-benar keren sekali," kata Kyungsoo, "terima kasih sudah mengajakku kemari." dia menoleh pada Kai sambil tersenyum senang.

Kai tidak menjawab tapi memberikan senyuman singkat. Dia bisa melihat ekspresi bahagia di mata bulat laki-laki di sampingnya itu, dan entah kenapa dia sendiri merasa bahagia dengan hal itu.

"Oh ya, kau belum pernah cerita padaku tentang dirimu." kata Kyungsoo.
"Memang aku harus cerita bagaimana?" tanya Kai, bersandar pada pagar pembatas.
"Ya ceritakan tentangmu. Kau pernah bilang kalau kau tinggal sendiri disini, dan sudah menganggap Chanyeol saudaramu. Memang kau asli dari mana?"
"Aku dari Bussan."
"Lalu?"
"Lalu apa lagi?"
"Kau ini bagaimana, kalau kuminta cerita, artinya apa yang kau ucapkan adalah sebuah cerita," cibir Kyungsoo, "kau pernah belajar tentang mengarang cerita?"
"Lalu aku harus mengarang sebuah cerita di depanmu sekarang?" tanya Kai mengangkat alisnya.
"Bukan mengarang, tapi ceritakan tentang dirimu."
"Tadi kau suruh aku mengarang, bagaimana kau ini."
"Sudahlah." kata Kyungsoo, mendengus kesal dan berpaling lagi ke pemandangan kota. Disampingnya entah kenapa Kai tampak menahan tawa. Ia merasa lucu melihat Kyungsoo menggembungkan pipi sebal. Karena sedikit tak tega, Kai pun mulai bercerita.

"Aku asli dari Bussan. Aku memutuskan pindah dan kuliah disini ketika ayahku meninggal. Aku punya seorang adik perempuan yang sekarang sekolah disana, sekaligus menemani eomma."
"Kenapa kau meninggalkan ibu dan adikmu kalau begitu?" tanya Kyungsoo yang kembali menunjukkan minat mendengarkan.
"Eomma yang memintaku kuliah di Seoul. Menurutnya jika aku bisa berkuliah di kampus bagus dan belajar dengan pintar, maka kelak aku akan sukses. Awalnya aku tak ingin meninggalkan dia dan adikku, apalagi eomma harus kerja keras agar aku dan adikku bisa sekolah. Oleh karena itu untuk meringankan bebannya aku kuliah sambil bekerja."

Kai merogoh saku mantelnya dan mengeluarkan sebungkus rokok dan koreknya.

"Kau merokok?" tanyanya.
"Aku tidak merokok. Dan aku tak suka disekitar orang yang merokok." kata Kyungsoo, menatap galak pada rokok yang disodorkan Kai.

NEWONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang