Author's POV
(Mingyu side)Seorang laki-laki dengan kulitnya yang tergolong tan berjalan di sepanjang koridor sekolah. Masih berusaha mencari kelas mana yang akan menaunginya.
Baju yang ia kenakan masih belum berupa seragam, seperti yang murid-murid lain kenakan. Melainkan masih berbusana casual yang sudah pasti menambah pesonanya. Tatapan maskulin darinya telah menyihir akal sehat semua gadis yang berada di sekitar. Namanya, Kim Mingyu. Murid pindahan dari Amerika Serikat.Langkahnya terhenti tepat di depan sebuah ruangan. Sempat ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa canggung melihat murid-murid yang sebentar lagi akan menjadi teman sekelasnya. Bagaimana jika ia diabaikan ketika memperkenalkan dirinya nanti? Bagaimana jika teman sekelasnya tidak mau menerima kehadirannya di sini? Semua pertanyaan itu selalu berputar di pikirannya.
Baiklah, ia pikir semuanya harus bisa dilalui.Tangannya perlahan mengetok pintu kayu yang sedang terbuka lebar. Keadaan perlahan hening. Kepala laki-laki tersebut menunduk ketika memasuki ruangan itu. Pasalnya, semua orang nampak memberikan seluruh perhatian padanya. Mingyu membenci keadaan seperti ini.
"Hum, kudengar kau anak pindahan dari Negara Amerika?" Mingyu tampak linglung untuk menjawab pertanyaan singkat itu. Langkahnya baru saja tertahan oleh sesosok laki-laki dengan headband yang melingkar di kepalanya. Mingyu memperhatikan penampilan laki-laki di depannya dengan teliti. Rambutnya berwarna biru terang, matanya yang sangat sipit, lalu bibirnya yang berwarna merah. Laki-laki itu masih terdiam untuk mendengar respon dari Kim Mingyu.
"Iya, aku baru saja pindah seminggu yang lalu dari Amerika." Mingyu menyengir. Seluruh gadis nampak berteriak histeris. Laki-laki tinggi ini terkejut, matanya tertuju pada gadis-gadis yang berkumpul menjadi satu di pojok kelas. Pipi mereka tampak merona. Apakah pesonanya yang menjadi alasan itu?
"Namaku, Kwon Hoshi." Tangannya nampak terulur ke depan Mingyu. Laki-laki itu nampak menyambut tangan di depannya hangat. Mingyu rasa semua pikirannya tadi tidak akan menjadi nyata. Ia cukup nyaman sekarang.
"Yehet.. Minggirlah." ujar seorang gadis dengan gaya santainya. Mingyu nampak bingung melihat tingkah laku gadis yang baru saja menerobos selah antara dia dan Hoshi.
"Wonhan-ah. Apakah hari ini kau tetap ingin duduk sendiri?" tanya Hoshi pelan ke arah gadis itu. Nampaknya pertanyaan Hoshi masih tidak digubris oleh gadis itu. Tangan lentiknya masih sibuk mengeluarkan seluruh isi tasnya untuk pembelajaran nanti. Mingyu memperhatikan semua gerakan itu detail. Pikirannya perlahan kosong. Tak bisa ia bohongi, bahwa gadis itu cantik.
Setelah semua buku-buku telah gadis itu susun rapi diatas meja, barulah ia menoleh ke arah Hoshi yang sejak tadi sudah menunggu jawaban singkat dari gadis tersebut. Kembalilah seluruh kesadaran Mingyu dan melihat keadaan di depannya lagi.
"Kenapa kau bertanya tentang itu?" tukasnya ketus. Hoshi mengusap wajahnya kasar. Ia menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya. Mingyu pikir, gadis ini tampak sulit untuk ditakhlukan. Jangankan ditakhlukan. Bahkan sekedar untuk berbicara saja sulit.
"Euhm, anak pindahan ini butuh tempat untuk duduk. Kupikir, kau tidak akan keberatan menerima dia di sampingmu mulai hari ini." ujar Hoshi penuh harapan. Mingyu berpikir untuk kesekian kalinya.
Hoshi bahkan belum mengetahui namanya, tapi sudah bersikap baik padanya."Baiklah, tapi jangan banyak menganggu kegiatan pribadiku, arraseo?" Mingyu hanya mengangguk dengan ragu. Apa yang terjadi dengan jantungnya sekarang? Degupan jantungnya beirama cepat. Oh, ayolah. Bahkan kalimat dari gadis tadi masih tergolong ketus, dan seorang Kim Mingyu bisa menjadi gugup saat ini? Sungguh tidak masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always, Here.
Fanfiction[Gender Switch][UKE = GIRL] Ketika semua tak berada di pihakmu, percayalah. Aku ada selalu di sisimu. Disaat kau sangat terpuruk pada dirimu, maka lihatlah sekitar. Dekapanku hanya untukmu. Karena aku, selalu di sini. Bersamamu hingga rambut kita me...