Author's POV
(Mingyu and Wonwoo side)12 Tahun Kemudian.
Mata bulatnya tengah sibuk memperhatikan gerak-gerik wanita di hadapannya. Sebuah senyuman terukir jelas di bibir laki-laki tersebut, ketika menangkap wanita itu sibuk mengaduk semangkuk bubur. Tangan mungil wanita itu kewalahan, berusaha menyuapkan isi sendok tersebut sedikit demi sedikit ke dalam mulut kecil anak balita di depannya.
"Kim Geunsoo. Buka mulutmu, sayang. Nanti, jika kau kelaparan bagaimana? Makan ini atau Eomma dan Appa tidak akan memberikanmu es krim stroberi lagi." ujar wanita itu pelan, ketika makhluk kecil di depannya tak pernah membiarkan makanan itu masuk ke dalam mulutnya.
Anak laki-laki itu menggeleng kuat. Masih berusaha menyingkirkan sesuap bubur bayi yang harus ia telan hari ini."Coo nda mau makan, eomma. Coo mau main. Uyu na! thini thama Coo." Kalimatnya terdengar masih cadel dan belum bisa mengatakan semuanya dengan benar. Tangan wanita itu menaruh mangkuk tersebut di atas meja makan, kemudian bergerak mengelus perutnya yang sedikit besar.
Kembali laki-laki itu terkekeh melihat pemandangan di depannya.Tak lama setelah itu,
Ekor matanya menangkap keempat sosok yang berjalan mendekati area ruang makan itu. Dua anak gadis bersekolah di tingkatan akhir SMP dan dua anak laki-laki kembar yang kini bersekolah di tingkatan awal SMA. Anak-anak itu berusaha menarik bangku meja makan, lalu terduduk manis di sana. Mengambil apa yang seharusnya ada di atas piring mereka."Eomma, Appa! Juyu mau ke taman bermain akhir pekan ini. Semua teman-temanku mengajak ke sana. Boleh ya?" Gadis itu berujar memohon. Wanita itu nampak menghela nafas lembut, masih dengan tangan yang mengelus perut buncitnya.
"Baiklah, kau boleh pergi. Tapi, ingat!
Di sana kau harus menjaga dirimu sendiri, arraseo?" Wanita itu berujar sedikit membentak. Gadis kecil itu mengangguk semangat, tangan kecilnya dengan lahap memasukkan semua sarapannya ke dalam mulut.
.
.
"Sayang, kau sudah menyelesaikan sarapanmu? Kau harus ke kantor, bukan?" tanya Wanita itu lembut. Badan mungilnya nampak sungguh rapuh untuk menahan beban kandungan di perutnya, tetapi ia masih berusaha keras untuk beranjak dari duduknya.
Ketika sudah berhasil berdiri dengan sempurna, wanita itu bertekad untuk mengambil piring sang kepala keluarga, lalu akan ia bawa ke dapur yang kemudian akan dicuci olehnya."Sayang, duduk saja, biar aku yang membersihkan semuanya. Aigoo, sepertinya kau harus berdiam saja, lihatlah kandunganmu sudah semakin besar." Laki-laki itu mengekeh. Badan tingginya beranjak dari duduk, lalu memunguti piring-piring keramik di atas meja. Semua anak sudah masuk ke kamar mereka masing-masing.
Laki-laki itu bernama Kim Mingyu yang telah berganti status menjadi suami seorang Jeon Wonwoo. Ralat, Kim Wonwoo.
Kini telah delapan tahun sejak mereka menikah, dan berjarak empat tahun dari kelulusan kuliah mereka.
Banyak duka dan bahagia menghampiri mereka. Berbagai ujian yang tak diinginkan pun sering berkunjung ke dalam rumah tangga mereka.
Contohnya, pada tahun kedua pernikahan mereka, Wonwoo melahirkan dua bayi kembar berjenis kelamin berbeda.Wanita itu sangat terpuruk dan selalu merasa bersalah pada dirinya. Ia tak ingin makan dan mengunci diri di kamar selama tiga hari, setelah kehilangan kedua anaknya yang belum genap berusia setahun. Wonwoo rasa ialah ibu tergagal di dunia. Dalam tiga hari pengurungan dirinya, Mingyu tak pernah letih untuk menenangkan istrinya. Setiap pagi, siang, sore, dan malam, laki-laki itu dengan sabar mengetuk pintu kamar mereka. Berharap agar istrinya membuka tautan kunci kamar mereka lalu menyuapkan sedikit makanan ke dalam mulutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Always, Here.
Fiksi Penggemar[Gender Switch][UKE = GIRL] Ketika semua tak berada di pihakmu, percayalah. Aku ada selalu di sisimu. Disaat kau sangat terpuruk pada dirimu, maka lihatlah sekitar. Dekapanku hanya untukmu. Karena aku, selalu di sini. Bersamamu hingga rambut kita me...