Author's POV
(Mingyu side)
Conflict detected.Keesokan harinya.
"Chagiya, kau sudah makan? Sudah minum?" Mingyu berlarian sembari membawa botol minuman mineral yang akan ia berikan pada kekasihnya. Tetapi, bukannya Wonhan terdiam seperti biasanya untuk membalas pertanyaan Mingyu, ia malah lebih memilih terus berjalan dan mengabaikan keberadaan kekasihnya. Pedulilah dengan Mingyu yang selalu berusaha memastikan kondisi kekasihnya baik-baik saja. Tetapi, sepertinya Wonhan sudah muak dengan itu.
"Chagiya, aku pusing." Wonhan berbicara ketus. Langkahnya sempat terhenti, sebelum akhirnya kembali ia melanjutkannya.
"Aku akan ambilkan kau obat. Tunggulah di ruangan ekstramu." Hendaknya Mingyu melangkah dengan cepat, tetapi sebuah tangan mungil menghadangnya.
Jangan lupakan mereka yang sedang dalam waktu istirahat sekolah.
"Tidak perlu, chagiya. Aku pusing bukan karena itu. Kau kembalilah ke kelas, aku banyak urusan." Wonhan berjalan dengan langkah cepat.
Di sana, Mingyu terheran. Tak seperti biasanya, Yeon Wonhan seperti sekarang. Biasanya, ketika Mingyu bertindak seperti ini, gadisnya itu akan menaruh perhatian seutuhnya pada Mingyu. Tetapi, yang ia dapatkan hari ini berbeda, kekasihnya berkelakuan layaknya tidak membutuhkan dirinya lagi.
"Yak! Mingyu-ya. Ayo ke kantin! Kenapa kau sedari tadi mematung di sini?" Suara khas milik Wonwoo terdengar di telinganya, sudah berhasil membuat seluruh kesadarannya.
"E-eoh? Baiklah, ayo kita ke kantin." Saat ini, Mingyu hanya ingin menghapus semua pikiran negatifnya pada Wonhan. Merangkul pundak sahabat perempuannya yang selalu ada untuknya.
"Apa kau baik-baik saja, Mingyu-ya?" Wonwoo bertanya seiring dengan langkah mereka.
"Aku sedang badmood, hehe." jawab Mingyu kemudian. Seketika, langkah mereka berdua dihentikan oleh Wonwoo secara sepihak. Mingyu menoleh pada gadis di sampingnya.
"Kenapa kau bisa badmood? Apa sesuatu telah menghancurkan moodmu? Ceritalah padaku." Mingyu kagum pada Wonwoo yang mengkhawatirkannya. Namun, untuk saat ini lebih baik ia tidak menceritakannya pada siapapun tentang masalahnya dengan Wonhan, lagipula ia belum tahu apa penyebab kekasihnya seperti itu.
"Tidak ada. Suatu hari aku pasti akan mengatakannya padamu." Masih dengan rangkulannya pada Wonwoo, langkah mereka tetap dilanjutkan.
***
"Chagiya, kau mau kuantar pulang?"
tukas Mingyu pada Wonhan yang berdiri di depannya.Sebenarnya, sejak tadi sekolah telah berakhir. Tetapi, Mingyu masih dengan setia menunggu kekasihnya yang sibuk mengajar adik kelas ekstranya. Entah kesibukan macam apa yang Wonhan lakukan, hingga gadis itu masih berdiam di sekolah ketika waktu sudah hampir malam.
Namun, untungnya, Wonhan baru saja selesai dengan segala kesibukannya hari ini.
Wajah gadis itu terlihat pucat ketika berhadapan dengan Mingyu."Tidak perlu, Mingyu-ya. Kau kenapa masih di sekolah? Sudah kubilang, bukan? Jangan menungguku, karena aku akan pulang telat. Kenapa kau tidak pernah mendengarku? Apakah sesulit itu menerimanya?" ujar Wonhan kesal. Sedangkan, Laki-laki lawan bicaranya terkejut. Oh Tuhan!
Bisakah seseorang memberitahunya? Apa yang sebenarnya terjadi pada Wonhan? Apakah gadis itu sudah muak dengan hubungan mereka?
Mingyu bingung. Kemarin dan sekarang, kekasihnya sungguh berbeda. Masih heran dengan Wonhan yang ceria saat sehari yang lalu telah berubah menjadi seorang gadis ketus nan arogan seperti hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always, Here.
Fanfiction[Gender Switch][UKE = GIRL] Ketika semua tak berada di pihakmu, percayalah. Aku ada selalu di sisimu. Disaat kau sangat terpuruk pada dirimu, maka lihatlah sekitar. Dekapanku hanya untukmu. Karena aku, selalu di sini. Bersamamu hingga rambut kita me...