3. Ciuman Pertama

138K 8.7K 167
                                    

“Lizy, kau dipanggil oleh sekretaris wakil direktur.” Salah satu teman satu divisi Lizy menghampirinya.

Lizy menoleh dan mengerutkan dahinya, lagi-lagi ia dipanggil sekretaris wakil Direktur. Gadis itu berpikir sejenak, apa yang membuatnya dipanggil? Apa karena penampilannya hari ini? Atau karena ...

Lukas!

Lizy dengan segera bangun dan mengangguk, ia membenarkan roknya dan berjalan keluar dari ruangannya. Saat di koridor, Lizy berpikir lagi, apa mungkin Lukas memanggilnya? Itu sangat tak mungkin. Namun jika memang benar pria tampan itu yang memanggilnya, Lizy akan mempersiapkan dirinya agar tampil dewasa.

Saat tiba di lift, ia langsung masuk dan berdiri di pojok lift, dengan wajah berpikir dan sedikit melamun. Tanpa Lizy ketahui lift kembali terbuka dan menampakan sosok pria gagah si pemilik mata coklat tajam.
Mata tajamnya seperti mengintai, menatap wajah cantik gadis itu dengan misterius.

“Melamun di dalam lift akan membuatmu terjebak,” ujarnya dengan nada yang dalam dan rendah.

Lizy tersentak dan buru-buru sadar, ia menoleh dan membulatkan matanya yang lebar dengan wajah terkejut. Pria di depannya adalah Lukas. Sedang menatapnya dari atas sampai bawah, bahkan mata tajamnya berhenti di dada Lizy yang menampakan belahan dadanya.

“Maaf, Presdir,” katanya dengan suara kecil.

Lizy menggigit bibirnya dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Ia juga menundukan pandangannya, tak berani menatap wajah tampan dan tubuh seksi itu.

Tring!

Lift pun terbuka, menyelamatkan debaran jantungnya yang menggila, karena baru kali ini ia merasa berdebar begitu hebat. Hanya karena si pria matang seperti Lukas Clayton.

Lukas keluar dari lift dan meninggalkan Lizy yang masih mematung di dalam lift. Namun gadis itu pun langsung keluar dan berjalan ke lorong yang berlawanan. Karena kantor Wakil Direktur berada di lantai yang sama dengan kantor Presiden Direktur.

Lizy tiba didepan ruangan Wakil Direktur, ia mengetuk pintu dan bertemu dengan sekretarisnya.

“Saya Lizy McKayla, apa Anda memanggil saya?” tanyanya dengan sopan.

Wanita itu menaikkan sebelah alisnya dan mengangkat telepon tanpa menjawab pertanyaan Lizy. Berbicara dengan seseorang secara singkat kemudian menatap Lizy lagi.

“Nona ditunggu oleh sekretaris Presdir,” katanya.

Lizy mengerutkan dahinya tak mengerti, kenapa ia ditunggu sekretaris Presdir? Karena tak tahu gadis itu pun keluar setelah berterima kasih.
Di koridor, Lizy berjalan masih mengerutkan dahi tak mengerti. Ia tak mengerti kenapa harus dipanggil lagi.

“Apa yang memanggilku Presdir? Haha mustahil,” bisiknya dengan tawa hambar.

Gadis itu tiba di ruangan sekretaris Presdir, menemui seorang wanita muda yang terlihat berwibawa.

“Permisi, saya Lizy McKayla, apa Anda memanggil saya?” tanyanya lagi.

Wanita itu tersenyum dan mengangguk, “Benar, mari ikut saya. Nona sudah ditunggu Presdir.”

Detakan jantungnya pun kembali terdengar dengan keras. Bagaimanapun ia akan bertemu dengan Lukas, dan Lizy merasa nasib sedang mempermainkannya. Dengan sedikit keraguan, ia mengangguk dan mengikuti sekretaris Lukas ke ruangannya.
Meski awalnya ia berpenampilan menggoda seperti ini demi Lukas, namun jika bertemu dengannya, semua keberanian Lizy runtuh.

Oh Tuhan, oh Tuhan, kakiku lemas. Gumam Lizy dalam hati.

Ketika pintu dibuka, Lizy dibawa masuk oleh sekretaris Lukas, dan wanita itu langsung pergi setelah berbicara dengannya.

The Devil Daddy✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang