20. Kencan

78.8K 6.2K 203
                                    

Tring!

Lizy melirik ponselnya yang menampilkan satu pesan sari Lukas. Ia sudah siap dengan celana jeans dan kaos pendeknya, juga sepatu flatnya.

Kita pergi setelah mereka semua pergi.

Lizy mengantongi kembali ponselnya, ia beranjak ke kasurnya dan berbaring, dengan selimut menutupi tubuhnya. Tak lama pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok Elina dengan dress pendeknya.

"Lizy, rombongan sudah akan pergi. Kita akan ke perkebunan anggur yang terkenal disini, kita bisa pulang membawa wine yang lezat," kata Elina.

"Aku tak bisa pergi," balas Lizy.

"Kau kenapa? Sakit?" tanya Elina dengan cemas.

"Hmm, aku terlalu banyak minum."

Elina mendekat, mengusap dahi Lizy namun dalam keadaan normal. Gadis itu pun duduk dan menatap Lizy yang sedang memejamkan mata.

"Tapi kau tidak demam," kata Elina lagi.

"Aku tidak demam, hanya pusing dan mual. Aku kan tak bisa minum alkohol," balas Lizy.

Elina mengangguk, "Kalau begitu aku juga tak jadi pergi."

"Tidak usah!" Lizy tiba-tiba bangun. "Maksudku, kau pergilah dengan rombongan. Aku disini saja, semoga lebih baik."

"Tapi ..."

"Elina, aku hanya pusing saja, oke?"

Elina kembali mengangguk dan beranjak dari sana, lalu keluar meninggalkan Lizy yang masih tersenyum. Senyumannya berubah menjadi sendu.

"Maafkan aku, selama ini kita selalu jujur satu sama lain, tapi keadaan yang memaksaku berbohong."

Lizy bangun, ia berjalan ke cermin dan memulaskan lipstik pink nya dan tersenyum manis. Ia berjalan ke luar dari kamar, sebelumnya menolehkan kepala kesana kemari, untuk melihat keadaan sekitar. Saat dirasa aman, Lizy keluar melewati ruang tengah yang besar.

Ketika keluar dari kamar Lukas tadi, Elina masih tertidur dan Lizy memiliki alasan untuk terlihat bangun lebih awal. Jadi tak ada yang curiga padanya.

Tiba di luar ia melihat mobil sedan milik Lukas sudah siap, tanpa menunggu lagi ia langsung masuk dan duduk di kursi penumpang. Dengan wajah bahagia dan senyuman manisnya.

"Kau sudah siap, sayang?" tanya Lukas yang sedang duduk di kursi pengemudi.

"Aku sudah siap," jawab Lizy.

Lukas pun mulai menghidupkan mobilnya dan membawanya keluar sari halaman besar Villa. Melewati pintu gerbangnya yang besar dan tinggi, kemudian melaju meninggalkan Villa.

"Kita akan ke mana?" tanya Lizy sambil menoleh pada Lukas.

"Ke peternakan kuda, kau suka?"

Lizy membulatkan matanya sambil mengangguk, ia menyenderkan kepalanya di bahu Lukas, sambil memeluk lengannya. Menikmati perjalanan mereka dalam keheningan, hanya terdengar suara hembusan napas masing-masing.

"Jika aku hamil, kau tak keberatan memiliki anak denganku kan?" tanya Lizy tiba-tiba.

Lukas masih bergeming, fokus dengan kemudinya. Ia menoleh pada Lizy sesaat untuk mencium kepalanya sebentar.

"Lukas?" Lizy bangun dari bahu Lukas, ia menatap sang suami dengan penasaran.

"Tentu saja, sayang. Kau istriku dan aku juga ingin memiliki anak darimu, karena anakku hanya Calvin sedangkan aku butuh anak lagi," balas Lukas.

Lizy mengembangkan senyumannya, "Kau ingin anak berapa?"

"Lebih banyak anak, membuat hidupku lebih berwarna," jawab pria tampan itu.

The Devil Daddy✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang