8. Ketika Calvin mengganggu

125K 7.2K 299
                                    

Sudah seminggu hubungan Lizy dan Lukas berlangsung secara sembunyi-sembunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah seminggu hubungan Lizy dan Lukas berlangsung secara sembunyi-sembunyi. Masih belum ada yang menaruh curiga, dan Lizy sangat bersyukur akan hal itu. Lagi pula siapa yang akan mencurigainya sebagai kekasih CEO Clayton Group. Daripada mencurigai dirinya, Lizy pikir semua wanita akan berlomba-lomba mengakui sebagai kekasihnya.

Hari ini Lizy selesai mengerjakan pekerjaannya lebih awal, ia akan makan siang bersama Elina di kantin kantor sambil bergosip. Elina bikang dia membawa kabar terbaru yang hot.

“Sudah seminggu dia tidak ada di kantor, dan dia tidak menghubungiku. Sebenarnya kemana dia?” gumam Lizy yang beberapa kali mengecek ponselnya.

Sudah minggu Lukas tak menghubunginya dan mereka tak bertemu, bahkan tak ada kabar. Karena cemas, Lizy mengangkat teleponnya dan menghubungi sekretaris Lukas.

“Selamat siang ada yang bisa dibantu?” tanya seorang wanita dari seberang telepon.

Lizy menggigit bibirnya nampak ragu, kemudian ia mengatur napasnya agar tak gugup.

“Siang, saya Lizy McKayla. Ehmm.. Apa Presdir ada di ruangannya?” tanya Lizy.

Ada kepentingan apa Ms. Lizy?” tanya sekretaris Lukas lagi.

“Ada beberapa berkas dari divisi marketing yang harus beliau tanda tangani,” jawab Lizy yang tentu saja sebuah kebohongan.

“Presdir sedang perjalanan bisnis ke Dubai, sudah lima hari, beliau akan pulang besok,” jelas sekretarisnya.

Lizy mengerutkan dahinya dan berpikir Lukas nyatanya tak memberitahu dirinya sama sekali. Bahkan kabar pun tak ada.

“Oh, terima kasih banyak.”

Lizy menutup panggilannya dan menopang dagunya di meja. Ia sesekali mengecek ponselnya dengan wajah merengut.

“Kenapa dia tak memberi kabar padaku? Ah aku lupa, aku kan bukan istrinya,” katanya.

“Kau menelepon siapa?” tanya seseorang dari belakangnya.

Lizy menoleh dan melihat Calvin sedang berdiri menjulang dibelakangnya. Pria itu mendekati Lizy dan membantu membereskan mejanya dari berkas-berkas.

“Kita makan siang sekarang,” ajak Calvin.

“Kenapa kau membereskan mejaku?” tanya Lizy dengan dahi mengerut.

“Aku perhatikan kau sedang memikirkan sesuatu. Ada telepon dari siapa tadi?” tanya Calvin yang mengabaikan pertanyaan Lizy.

“Itu, dari sales. Ada yang menawarkan produk mereka,” jawab Lizy sekenanya.

Calvin membungkuk dihadapan Lizy, membuat gadis itu memundurkan duduknya dengan cengiran lebar.

“Kenapa sales menelepon ke kantor?”

The Devil Daddy✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang