Goblet of Fire Princess

two: the revealing

          "Seriously? Kamu pernah masuk ke Secret Chamber?"

          "Mhm, tapi itu tidak menyenangkan sama sekali, percayalah!"

           Meskipun cahaya matahari sudah meredup, pembicaraan diantara murid Hogwarts dan Durmstrang itu tidak meredup sama sekali, bahkan, sepertinya mereka lupa bahwa matahari sudah tidak lagi menyinari mereka. Kini keduanya berbincang dan melihat satu sama lain hanya dengan cahaya samar dari arah kastil, tapi sepertinya Harriet dan Draco sama sekali tidak keberatan dengan hal tersebut.

           "Harriet!" Secara otomatis, obrolan mereka berdua terhenti ketika mereka mendengar suara seorang gadis memanggil salah satu dari mereka. "Harriet Potter, ternyata kamu disini—"

             Gadis itu, Hermione, terdiam dalam sesaat begitu ia melihat sosok Draco yang duduk tak jauh dari temannya. Ia membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu, kemudian menutupnya. Ia membuka mulutnya lagi, dan sekali lagi, ia menutup mulutnya, persis seperti ikan koi. Mungkin ia sadar bahwa Harriet sedang menyamakannya dengan ikan, karena mendadak pipinya memerah sendiri, dan ia berkata dengan cukup cepat, "Sebentar lagi makan malam, kalian berdua sebaiknya cepat-cepat kembali." Jelasnya, "Oh, dan juara Turnamen Triwizard akan diumumkan!"

          Awalnya, gadis berambut coklat itu tidak terlihat peduli tentang makan malam (ya, untuk pertama kali dalam hidupnya, Harriet Potter tidak peduli dengan makan malam!), tapi mendengar berita bahwa juara Turnamen Triwizard akan diumumkan hari ini, Harriet langsung berdiri, mata emerald miliknya berbinar penasaran kepada teman barunya, "Kalau begitu kita harus cepat kembali! Benar kan?" ucap Harriet, dan Draco tidak menjawab, ia hanya tersenyum melihat Harriet.

          Draco kemudian berdiri, ia mengulurkan tangannya kepada Harriet, dan tentu saja gadis itu menggenggamnya agar ia bisa berdiri, dengan senyuman manis yang merekah di bibirnya. "Baiklah. I'll see you later, milady." Ucap Draco dengan lembut, dan ia mengecup tangan gadis berambut coklat itu lagi, membuat Harriet merasa seperti putri raja.

          Sementara Hermione Granger merasa seperti orang ketiga.

          "Ah- Draco," Harriet yang tadinya sudah berjalan bersama Hermione kini menoleh lagi, menatap teman barunya sambil cemberut, "Kamu tidak mau ikut?"

          Draco tersenyum, ia merasa senang Harriet meperhatikannya, tapi ia menggeleng, menolak tawaran gadis tersebut. "Tidak. Aku kembali setelah kalian kembali saja. Karkarrof bisa sakit jantung melihatku dekat-dekat dengan murid Hogwarts." Jelasnya, "Apalagi di dekat kamu, Harriet."

          Mendengar itu, Harriet hanya tersipu malu, "Aku mengerti, kalau begitu aku duluan ya."

          Draco mengangguk dan melambaikan tangannya kepada Harriet, yang sepertinya masih mau berlama-lama disana, tapi sudah ditarik dengan temannya yang tidak tahan lagi untuk berlama-lama disana.

          "Hermione—apa-apaan sih!"

          Tentu saja, Hermione tidak mau menjawab.

---

          Mungkin karena ada tamu, atau mungkin karena juara Turnamen Triwizard akan diumumkan, makan malam hari ini terasa jauh lebih nikmat dan jauh lebih banyak. Semua murid membicarakan tentang siapa yang kira-kira akan menjadi juara Turnamen Triwizard sembari mengunyah, dan di antara empat meja di Aula Besar, terlihat beberapa murid Durmstrang dan Beauxbatons di antaranya, ikut membicarakan hal yang sama dengan murid-murid Hogwarts lainnya.

           Mata emerald Harriet sedari tadi mencari-cari sosok lelaki berambut pirang dengan mantel merah khas Durmstrang, dan ketika ia menemukannya, ia melihat Draco sedang balik menatapnya sambil tersenyum, bibirnya menempel di ujung gelas yang tengah ia minum. Melihat hal tersebut, Harriet tersenyum kembali, tapi naas, Ron Weasley melihatnya dan mengira Harriet Potter sudah gila. Mungkin hal-hal yang dialami oleh Harriet tiap tahunnya sudah membuat sekrup di otak gadis berusia empat belas tahun ini mulai mengendur.