Prolog

182 50 64
                                    

PROLOG

Gadis itu duduk di ruang tamu rumahnya sendiri. Garis bawahi sendiri. Di tengah malam seperti ini, dengan berani dirinya duduk sendirian. Biasanya, perempuan sepertinya tidak akan berani duduk ditengah malam sendiri. Tapi tidak dengan gadis itu.

Di depannya sudah ada satu buah cake berukuran sedang yang sudah ditusukan 2 lilin angka pada atas cake tersebut.

Menunggu, hal yang paling membosankan bagi gadis itu. Tetapi hal seperti ini sudah menjadi kebiasaan tahunan dirinya. Ditanggal yang sama dengan tahun yang berbeda, Ia duduk sendiri ditengah malam ditemani oleh satu buah cake dengan lilin yang akan berganti setiap tahunnya. Dari semenjak keluarga kecilnya bersatu sampai terpecah belah seperti saat ini.

Sekarang jarum panjang sudah berada di angka 11, sedangkan jarum pendek berada hampir mendekati angka 12. Lima menit lagi. Gadis itu menunggu dengan sabarnya, sabar sabar sabar , Vio batinnya.

Untuk menghapus rasa boring yang teramat membosankan ini, gadis itu memilih untuk membuka galeri hpnya. Di lihatnya semua kenangan dulu.

Dulu dirinya tidak seperti sekarang.

Dulu keluarganya sangat harmonis.

Dulu semuanya berjalan dengan baik.

Okey, itu semua DULU. Tolong garis bawahi DULU.
Sebelum kejadian itu merusak segala-galanyanya. Kejadian yang membuat semua orang tak memperdulikannya, membuat semua nya berubah 360 derajat, membuat dirinya dibenci oleh semua orang. Itu dikarenakan kejadian 1 tahun yang lalu. Kejadian dimana dirinya terlalu bego mengambil keputusan. Keputusan yang sangat ia sesali yang pernah ia ambil sebelum-sebelumnya. Bahkan sampai-sampai gadis itu memberi gelar kepada dirinya sendiri
"si bego yang malang"
gelar si bego memang cocok untuknya.

Nasi telah menjadi bubur, piring yang pecah telah hancur lebur dan tak akan bisa di satukan lagi. Semua telah terjadi, dirinya saat ini hanya perlu menjalanin hidupnya.
Hidup yang jauh dari kata senang dan dekat dengan kata BERSALAH.

Gadis itu berusaha tegar. Di tutup gadgetnya.
Di liriknya jam. 1 menit lagi, Batinnya. Gadis itu meraih benda kecil yang orang-orang sebut dengan sebutan mancis.

Lilin-lilin angka yang ada di cake sudah bercahaya dikarenakan Api pada lilin sudah menyala. Sang empunya cake hanya duduk berdiam diri memandang suasana ruang tamu saat ini. Tidak ada yang beda disana.Foto-foto lama masih terpajang pada dinding ruang tamu. Bahkan, foto paling besar di antara yang lainnya masih terawat. Foto kebesaran keluarga.

Jarum panjang dan pendek sudah bersatu pada angka 12. Gadis itu meraih cakenya. Ia memejamkan matanya lalu dihirupnya nafas dalam-dalam dan di embuskannya pada lilin-lilin berangka tadi.

Air mata sudah lolos dari matanya satu, dua, hingga deras.

"Happy birthday Violisia Andhira"

Gadis itu Violisia, gadis yang berulang tahun saat ini.

Holding My handTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang