"Eh anjirt itu jajan gue jangan di abisin balikin sini gilak!" Teriakan dari cowok berambut hitam pekat itu sangat-sangat membahana, tetapi cowok yang di maksud tidak bergeming sedikitpun dan malah menganggap teriakan tadi cuma suara seekor cihuahua yang sedang meminta makanan kepada sang majikan.
"Vina, gak denger apa lo hah ! perlu gue bawa ke Dokter THT lu, atau mau gue congkel sendiri tu kuping!" Cerocos cowok membahana tadi. opps, ralat teriakan membahana.
"Paaan sih! gue cuman makan dikit." Jawab cowok yang baru kita ketahui namanya vina.
"Nama gue Vino bukan Vina." Karena tidak terima panggilan tersebut,cowok yang bernama Vina tadi mengoreksi namanya sendiri menjadi Vino.Tapi yah gitu, namanya di sebeng menjadi Vina.
"Balikin makanan gue atau lo gue panggil VINA!!!" Kata cowok pertama sedikit mengancam dengan penekanan pada nama Vina.
"Aelah, demi nama emak gue kasih ni yah, gue balikin nih makanan busuk lo. Lagian nama Vino keren gitu di ubah jadi Vina. Terlalu." Cerocos vino mendramatis sambil melempar seluruh makanan yang di malingnya tadi.
Sedangkan Reza malah menangkap satu persatu makanan yang dilempar oleh Vino.
"yeeeh, si kamvret malah baperan." Ledek Reza ketika makanan sudah terkumpul semua dihadapannya."Demi nama emak gue kasih yah. Gue harus menghormati." Jawab Vino dengan bangganya.
Setelah pertengkaran kecil tadi berakhir dengan sang pemenang Reza. Mereka memilih melanjutkan aktivitas mereka masing-masing.
Reza memilih memfoto jajan-jajannya untuk di upload ke instagram atau sekedar foto dp bbm, cowok itu terkenal dengan narsis nya. Sedangkan Vino bermain playstasion sendiri.
"woi vin,si Zulfan mana yak.Ini kan rumah dia kok yang punya rumah gak nampak bulu idungnya." Tanya Reza."dimana-mana gak nampak batang idung oon bukan bulu idung." Jawab vino ketus.
"kan biar antimainstrem aja. emang lo ada liat dia ?" Tanya Reza lagi."kagak, tadi pas gue bangun dia nya emang udah gak ada di kamar." Jawab Vino masih tanpa menatap lawan bicaranya.
"Vin, lo laper gak ?"Tanya Reza dengan sedikit memelas. "Laper sih! Oooh gue tau, lo berubah pikiran gitu terus mau kasih jajan-jajan lu ke gue. Gue mah dengan senang hati menerimanya." Jawab Vino antusias.
"katakan TIDAK, tangan bejat lo jangan sentuh jajan gue. Mending nih kita berjelajah ke dapur. Olang kayah biasanya banyak makanan kan?" Vino setuju dengan apa yang dikatakan Reza tadi.
Mereka berdua berdiri dan bergegas kearah dapur rumah keluarga Zulfan. Yah, memang begini kerjaan mereka. Rumah Zulfan sudah menjadi rumah kedua mereka setelah rumah mereka masing-masing. Zulfan malah menganggap hal itu biasa saja dengan tingkah laku mereka yang bisa kita artikan semena-mena atau tidak sopan dirumah orang.
Dengan tidak tau dirinya, mereka membongkar semua yang ada di dapur. Membagi tugas, Vino dapat tugas dari Reza untuk membongkar kulkas sedangkan yang memberi tugas entah apa yang akan dibongkar.
Dengan enteng Vino membuka kulkas dan sedikit putus asa dikarenakan tidak ada apa-apa selain susu kotak coklat Zulfan yang didinginkan dan susu vanilla Vio yang memang kedua benda itu tidak pernah absen diminum oleh Zulfan dan Vio.
"Aelah, olang kayah tidak dapat di prediksi" Kata Vino memelas.Sedangkan Reza tidak menghiraukan kata-kata Vino. Ia malah berjelajah ke meja makan.
"Olang kaya dapat diprediksi" Kata Reza sambil memegang satu cake dengan lilin angka 16 di atasnya.
"Waaahh, rejeki nomplok" Kata Vino dengan mata berbinar-binar layaknya ketemu emas batangan di jalan, sepi lagi-kalau ramekan bakalan ludes tuh emas batangan- Dapat kalian prediksi lah apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holding My hand
Teen FictionVio. Dia yang terlalu dingin, cuek, dan tak peduli akan hal sekitarnya, membuat masa SMA yang indah ini menjadi suram. Hanya karena terjebak dalam masa lalu. Yang mana orang-orang menjadikan masa lalu sebagai pelajaran hidup untuk menjadi lebih baik...