CHAPTER 3

108 30 29
                                    

Imagination_Shawn Mendes

******************************


"Anak-anak kita kedatangan murid baru!" Sosok wanita tinggi dengan rambut tersanggul rapi datang dan membuat seisi kelas 3 Mipa 2 kaget.

Buk Dasma. Salah satu guru killer yang ditakuti oleh seluruh murid yang ada di Wiba. Beliau memegang pelajaran Fisika sekaligus menjadi guru BK. Padahal guru yang ada di SMA tersebut hanya dapat mengambil satu mata pelajaran di setiap bidang studinya. Entah bagaimana Buk Dasma mendapatkan dua bidang studi sekaligus, hanya Buk Dasma, Kepala Sekolah dan Tuhan lah yang tahu.

"Silahkan masuk nak" Buk Dasma membuka keheningan. Laki-laki berperawakan tinggi, tegap itu masuk dengan senyum manis yang dapat melelehkan siswi-siswi yang ada disana.

"Nak, kamu bisa memperkenalkan dirimu" Suruh buk dasma ramah.

"Hallo guys! perkenalkan nama gue Alvian bisa lo panggil Vian, babang emesh, abang ganteng, atau abang im-" Belum habis Vian berbicara Buk Dasma malah memancarkan aura mata lasernya kearah Vian. Seketika ruangan menjadi sedikit horror dan gerah dikarenakan aura yang dikeluarkan beliau.

"Hehe maap buk maap" Vian cengengesan dan hanya dapat tatapan tajam dari beliau. "Okey, semoga gue gak ngerepotin kalian semua dan salam kenal" Lagi-lagi Vian memberikan senyuman maut yang dapat membuat cewek-cewek teriak.

"Kamu bisa duduk ditempat yang kosong" Buk dasma membuka suara dan menyuruh Vian untuk mencari tempat kosong. Di kelas tersebut ada 2 pasang bangku dan 2 meja yang tidak terisi, dengan santainya Vian duduk di salah satu bangku yang kosong tersebut.

"Eh, lo mendingan jangan duduk disitu deh" Kata seseorang yang sedari tadi memerhatikan Vian.

"Ngape dah?" Tanya Vian balik dengan acuh tak acuhnya. "Tuh kursi udah ada penghuninya, mending lu duduk disini aja" Ujar cowok yang bernama Doni sedari menunjuk kursi yang dimaksud.

Cowok berbadan gempal dengan pipi bakpaw tersebut menyuruh agar Vian tidak duduk di kursi yang saat ini ia duduki, Doni malah menyuruh Vian untuk duduk dikursi depan kursi tersebut.

Tanpa basa-basi Vian mengikuti intruksinya. "Emangnya yang duduk di kursi itu siapa ?" Tanya Vian dengan sedikit berbisik. Doni yang duduk didepan Vian menoleh kebelakang.

"Yang duduk disitu trio somvlak. Kelompok onar kelas ini" Doni menjawab dengan semangatnya sampai-sampai Buk Dasma menegur dirinya.

"Eh kamu ngapain mengobrol ?" Tanya Buk Dasma yang membuat Doni menciut seketika. "Maaf bu" Ujar Doni pelan. Vian yang menyaksikan kejadian itu semua tanpa rasa bersalah dirinya menanyai hal trio somvlak lagi.

"Woi, emangnya mereka dimana sekarang ?" Tanya Vian sedikit mencondongkan badannya kedepan. Doni yang merasa ditanya memilih berbalik kebelakang untuk mengobrol lagi.

"Gue kagak tau, yang jelas pasti ditongkrongan deh." Ujar Doni pelan tanpa sepengetahuan Buk Dasma.

Tapi dewi fortuna tidak memihak kepadanya. Buk Dasma sudah berdiri dibelakang Doni dengan sebuah rol kayu ditangannya.

Vian memilih untuk memperbaiki duduknya. Perubahan duduk Vian membuat Doni bingung, ia berfikir kenapa Vian tiba-tiba duduk dengan rapi.

Tak menghiraukan perubahan duduk Vian, Doni berbalik ke tempat duduknya semula, yang memang sedari tadi menghadap Vian.

"Ya Allah, mati dah gua" Batin Doni ketika dirinya sudah melihat sosok apa yang sedang berdiri tegap dihapannya saat ini.

"Kamu tau prinsip pembelajaran saya?" Tanya buk Dasma dengan tegas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Holding My handTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang