CHAPTER 2

102 45 43
                                        

Sleeping with siren_Iris

******************************

Senin. Hari dimana  anak sekolahan berdiri menghadap tiang bendera di bawah teriknya matahari pagi.

Hari dimana anak sekolah diwajibkan menerima Vitamin D yang satu ini dengan terpaksa. Apabila membantah menerima, palingan vitamin D ditambahkan menjadi double.

Hari yang akan menjadi hari melelahkan di awal weekday. Kenapa begitu ? dikarenakan hari sebelumnya yang adem ayem dirumah atau weekend  sama keluarga dan doi, harus ditutupi dengan hari senin yang merepotkan.

Pagi-pagi udah harus bangun cepat dan berangkat sekolah on time. Setelah itu harus berjemur di bawah teriknya matahari. Kalau pembina upacara ada senggol sedikit tentang murid yang kepanasan palingan nasihatnya begini "Tidak apa anak-anak kalian jiwa muda, jiwa yang masih membara.  masak panas matahari gini aja udah gak tahan, bapak aja yang udah tua gini masih kuat berdiri" Dan bla bla bla sampai setengah abad beliau bicara.

Biasanya Vio akan langsung berangkat dan semangat menerima setiap hari-harinya. Tetapi entah kenapa sejak dari kemarin tepat ketika umurnya genap 16 tahun dirinya lebih sering bermalas-malasan.
Contohnya saat ini, dirinya masih tertidur pulas tanpa dosa di ranjangnya. Kebiasaan Vio yang tidak biasa, Ia bukan kepribadian yang malas malah ia kebalikan dari kepribadian tersebut.

Apa mungkin anak seumuran Vio lazim bermalas-malasan ?
Mending jangan dicontoh.

"Vio syantik udahan tidurnya, bangun dong" Suara alarm handphone  Vio mengisi ruangan. Alarm yang dibuat Vio ketika kejadian seperti saat ini tejadi. Jangan harapkan Zulfan yang membangunkan dirinya, dirinya saja pasti masih molor di ranjang king size-nya.

"Woi bangun woi, udah jam 7. Aelah kebo banget jadi cewek"  Alarm Vio terdengar lagi untuk beberapa kali. Vio yang masih adem ayem tak berdosa malah melanjutkan tidurnya.

"Vio!" Panggilan tersebut bukan lagi dari alarm Vio melainkan suara teriakan dari seseorang yang ada diluar kamarnya, suaranya rada berat kemaco-macoan gitu. Kalau sang empunya suara tidak berteriak seperti ini, malahan suaranya saat ini lebih ke banci yang meminta tolong gara-gara ketangkap Satpol PP.

"Vio bangun, udah telat tau!" Zulfan masih saja dengan sabar membangunin Vio. Vio merasa mendengar sayup-sayup suara seseorang. Ia bangun terduduk diranjangnya mengumpulkan sedikit nyawa. Alih-alih diliriknya jam dinding.

Jam 06:59. Batin Vio.

1 detik.

2 detik.

3 detik.

3,5 detik.

WHAT THE HELL, Batin Vio berteriak.
Ingin rasanya ia menceburkan diri dirawa-rawa. Baru kali ini didalam sejarah seorang Violisia Andhira terlambat sekolah di hari Senin.

Vio segera bergerak cepat, sedikit tergesa-gesa diraihnya pegangan pintu kamar mandi.

Sikat gigi, cuci muka, tak mandi. Itulah yang Vio lakukan pagi ini. Ambil seragam, ganti, nyisir dikit, parfum dikit. 8 menit sudah siap, rekor tercepat prepare Vio.

Holding My handTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang