Digo berjalan dengan tergesah-gesah. Yang ada difikirannya saat ini adalah bagaimana cara menemukan gadis itu.
"Shit-- sial," digo mengumpat "dari tadi gue muter-muter tetep aja gak ketemu, kemana sih lo si!" digo sudah frustasi. Sudah hampir 2 jam ia mencari-cari keberadaan sisi, tetapi tetap saja belum dapat ia temukan.
Digo berhenti sejenak untuk meng-istirahatkan kakinya yang sedari tadi sudah ia ajak berjalan. Ia menarik nafasnya dalam-dalam lalu ia hembuskan kembali.
Matanya terpejam sesat dan membukanya lalu ia menatap langut yang semakin gelap. "Si-- semoga lo baik-baik aja, gue pasti bakal nemuin lo si. Tunggu gue"batin digo."Toloooongggggg ... tolongggg hiks hiks!!"
Saat mendengar suara seseorang yang meminta tolong, secara refleks digo negakkan badannya, ia mengernyitkan keningnya dan menajamkan pendengarannya, takut-takut ia salah dengar.
"Tolong say--ahk ... hiks tolong"
Digo tidak salah dengar, itu suara seseorang meminta tolong. Setelah memastikan pendengarannya,ia bergegas mencari dimana sumber suara itu.
"Hiks--hiks, isshh"
Semakin lama semakin terdengar jelas suara yang se dari tadi meminta tolong. Digo menyipitkan mata nya ke arah sebuah pohon besar di hadapan nya. "Suara nya dari pohon itu--di situ orang apa ... setan ya" batin digo
"Siapa itu?" Digo sedikit berteriak. Tidak ada jawaban.
Digo semakin mendekatkan dirinya kepada pohon yang ada di depannya.
Dekat
Semakin dekat
Dan
"Sisi!" Ucap digo dan melangkah mendekati sisi.
Merasa nama nya di panggil, sisi menoleh
"Di-digo" sisi berucapa dengan nada suara yang bergetar.
Digo berjongkok di depan sisi dan memeluknya secara tiba-tiba.
"Lo kemana aja si?, lo bikin gue khawatir" ucap digo.
Sisi semakin terisak didalam dekapan digo.
Digo mengelus punggung sisi
"Lo jangan nangis si, lo tenang ya,ada gue disini" ucap digo berniat menenangkan sisi."Aku ta-takit di-digo hiks hiks" ucap sisi yang masih sesenggukan karna menahan tangisnya.
Digo menghela nafas ia melepakan pelukannya terhadap sisi, ia menatap wajah sembab sisi.
"Tenang oke. Ada gue disini" ucap digo lagi.
Sisi mengangguk. Digo melirik kaki sisi, terdapat memar dipergelangan kakinya.
"Kaki lo?" Tanya digo menggantung.
Sisi melihat pergelang kakinya.
"Memar" Batin sisiSisi menggelengkan kepalanya "Kaki aku gak papah digo" sisi menjawab pertanyaan digo dengan senyum diwajahnya.
Digo sedikit mendesah berat "masih aja bilang gak papah padahal keliatan banget sakit nya"Batin digo
"Gak papah gimana, kaki lo memar gitu juga si." digo mengelus kaki sisi, ia mendengar sedikit ringiaan dari mulut sisi.
Digo berbalik memunggungi sisi
"Ayo cepet naik"ucap digo.Sisi yang mendengar ucapan digo sangat jelas kaget.
"Ayo cepet" Digo bersuara kembali.
"Tap-" Sebelum sisi menyelesaikan perkataannya digo sudah menyela lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
please,look at me
Fanfic"Memperhatikannya dalam diam adalah hobyku dan Mencintai dalam diam sudah menjadi kebiasaanku"