"Mumpung gue inget deh Ren, lo kelas ipa dua kan ya?" Ucap Dela kepada orang yang duduk berhadapan dengannya.
"Iyaaaa, pake nanya. Oh jangan jangan lo lupa sama kelas gue ya. Ya ampun Del, gue ini teman lo dari SD loh tega lo nglupain kelas gue." Balas Rena masih sibuk dengan laptop dihadapannya.
Dela mengangguk. "yaudah berarti cowok itu beneran ketua kelas lo dong."
"Cowok yang mana? lo mah nggak jelas Del. Cowok itu cowo yang mana coba."
"Permisi, Milkshake coklat sama Jus Jambu satu ya kak. Ada yang kurang lagi?" Sela seorang pelayan. Kini mereka memang sedang berada di kafe yang tidak jauh dari sekolah. Sekolah memang sudah selesai sekitar tiga puluh menit yang lalu. Seperti biasa Dela selalu malas pulang lebih awal kerumah atau lebih tepatnya malas untuk pulang tepat pada waktunya. Dan kini Dela ditemani oleh Rena. Bukan karena Rena melakukannya memang dari hati nya melainkan dipaksa oleh Dela. Padahal tadi Rena sudah mengatakan kepada Dela agar dia ikut kerumahnya saja. Namun Dela memilih tetap disekolah. Sementara Rena sendiri tidak mau disekolah dengan alasan sekolah akan semakin sepi. Lalu pada akhirnya mereka memutuskan untuk nongkrong dikafe belakang sekolah.
Dela tersenyum kearah pelayan. "Nggak ada mbak, makasih." Ucapnya lalu dibalas dengan senyuman oleh pelayan. Dela pun beralih kepada Rena. "Cowok, orang nya dingin banget. Keliatannya."
"Cowok dingin dikelas gue ada ti-, eh bentar deh lo tadi nanyain ketua kel-, Dean?!" Belum sempat selesai namun dapat menjawab pertanyaan Dela. Pasalnya saat Rena tiba tiba memanggil seseorang yang masuk ke kafe itu, Dela pun menoleh kearah seseorang yang baru masuk ke kafe. Terkejutnya lagi seseorang itu adalah cowok yang membuat Dela sangat penasaran dengan namanya. Cowok yang sering berpapasan dengannya dua hari ini. Cowok dingin berpawakan tinggi kurus namun sedikit berotot, mata dibalut kacamata namun tidak memperlihatkan keculunannya malah kacamata itu membuat kadar kegantengannya bertambah, rambut garis pinggir kiri yang rapi.
Merasa namanya dipanggil, cowok itu menoleh kearah mereka. Dia menunduk sedikit tersenyum. Meskipun sedikit namun menurut Dela sangat manis. Hingga menambah kadar kegantengannya. Lebih manis dari sakarin bahkan lebih manis dari lautan caramel. Bahkan Dela sampai tidak bisa membayangkan betapa manisnya betapa gentenganya jika cowok itu tertawa. Hal itu yang membuat mata Dela tidak bisa lepas darinya, bahkan otaknya sudah memperintahkan kepalanya untuk berbalik namun hatinya malah memperintahkan untuk tetap pada posisi sekarang. Dan pada saat mata milik cowok itu beralih pada Dela, senyumnya memudar dan digantikan dengan ekspresi dinginnya lagi. Pada saat itu pula entah perintah darimana kepalanya seketika kambali ke posisi awal.
"Del itu cowok yang lo maksud kan ya?" Ucap Rena dengan seringaian nya.
Dela mengangguk dan sedikit tersenyum, lalu meminum milkshake coklatnya. Banyak pertanyaan dibenaknya, tentang cowok itu dengan Rena. Apa hubungan mereka berdua, seberapa dekat mereka mengapa wajahnya tidak dingin saat melihat Rena, namun mengapa berbalik jika cowok itu melihat Dela. Atau mungkin karena Dean sudah mengenal Rena yang notabennya teman sekelasnya hingga cowok itu sedikit ramah kepada Rena. Semua fikiran itu membuatnya diri Dela terdiam dengan pandangan kosong dengan sedotan yang masih menempel dibibirnya.
"Dia itu emang dingin sama orang lain yang belum dia kenal, semacam ngelindungin diri gitu." Rena mengaduk aduk jusnya. "Woi."bentak Rena saat menyadari fikiran Dela tidak sedang berada bersama pemiliknya, bentakkan itu membuat Dela tersedak karena saat ia melamun ia masih menempelkan sedotannya dan menyedot minumannya.
"i- iya gue denger."ucapnya sambil menghentikan batuknya.
"Gue ngomong apa coba?"
"e..e itu cowok itu dingin sama orang yang belum dia kenal." Ucap Dela mengingat ucapan Rena yang sedikit masuk ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DeAr
Teen FictionDela Arsinta. Gadis keras kepala yang memiliki banyak rahasia. Pada awalnya hatinya sangat sulit ditaklukan oleh siapapun. Namun setelah bertemu dengan seseorang yang telah membiarkan dirinya menerima semua luka Dela, ia menjadi seseorang yang berub...