DeAr 6

28 4 0
                                    

Dela mengatur nafasnya pelan. Tepat setelah itu ia kembali mempercepat larinya. Banyak fikiran bernaung di kepalanya. Ia tidak tau apa yang akan terjadi di rumahnya nanti, yang paling penting sekarang dia harus sampai rumah. Segera.

Jam menunjukkan pukul 12.00 WIB. Jam sekolah memang belum selesai, tapi dalam keadaan ini dia harus mendahului pulang. Dia tidak bolos. Dia bahkan ijin sebelum meninggalkan sekolah, meskipun dengan alasan yang tidak benar-benar terjadi. Sebandel bandelnya Dela, ia tidak berani bolos keluar sekolah tanpa ijin.

"Non, ibuk pulang"Ucap bi Inah dengan nada sedikit gugup.

Hal itulah yang membuat Dela buru buru pulang. Bahkan dia rela berlari untuk menuju rumah. Dia merasa harus mencegah sesuatu terjadi. Dia tidak mau berlama lama mencari taxi ataupun kendaraan umum lainnya.

Dia hanya perlu berlari lima belas menit untuk sampai di rumahnya.

Jika kalian penasaran dengan apa yang terjadi sebelum bi Inah menelponnya. Maka Dela akan menjawab tidak ada apa apa, karena setelah Dela  membicarakan hal itu selang beberapa detik ponsel Dela berbunyi dan menampakkan nama bi Inah di layarnya.

Dela setengah membungkuk dan mengatur nafasnya lagi. Ia kembali menegapkan tubuhnya sembari mengelap peluh nya. Kalian bisa membayangkan seberapa banyak peluh yang keluar dari tubuh Dela karena berlari di siang hari di tengah kota Jakarta.

Ia kembali berlari lagi dan memasuki area rumahnya. Langkahnya berubah menjadi ragu ragu setelah sampai tepat di depan kamar seorang wanita paruh baya. Tapi satu sisi hati Dela terasa lega. Ayahnya belum pulang, jadi dia benar benar belum terlambat.
Gadis itu memejamkan mata sejenak sebelum mengangkat satu tangannya untuk mengetuk pintu kamar tersebut.

Ia mengetuk pintu pelan dan selang beberapa detik pintu terbuka kemudian menampakkan seorang wanita paruh baya yang terkejut akan kehadiran Dela.

Matanya sedikit melebar heran. "Del-
"Mama" Potong Dela. Kemudian ia menghambur kedalam pelukan wanita paruh baya yang ia panggil mama itu.

Mama Dela yang tidak siap dengan pelukan Dela sedikit terambing namun tidak lama ia bisa menyesuaikan keseimbangannya kembali. Senyum tulus merekah dibibirnya, tangannya terangakat mengelus rambut Dela yang sedikit basah karena keringat.

"Kok asem sih kak baunya, kamu kesininya lari ya dari sekolah?" Sarkas Mama Dela.

Dela melepaskan pelukannya sembari menyerucutkan bibirnya. 

Amora-Mama Dela tertawa melihat tingkah anaknya tersebut. Ia kemudian melirik jam dinding yang berada di atas pintu masuk. Dan jam masih menunjukkan jam 12.23 WIB. Dia sontak terkejut dan menatap tajam ke arah Dela.

Merasa mengetahui situasi, Dela memudarkan cerucutan bibirnya dan berubah menjadi cengiran. "Nggak kok ma, Dela nggak bolos. Dela ijin tadi ke BP, soalnya kan Dela kangen sama mama. Jadi Dela buru buru dateng deh. Serius deh Dela ijin kok ma." Ucapnya dengan sedikit cengengesan sembari mengangkat dua jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf V.

"Kan kamu nanti pulang sekolah juga udah ketemu sama mama kak, kenapa harus ijin pulang segala?"

"Yaelah ma, udah kangen ma, rindu rindu. Mama nggak pernah nonton film dilan sih jadi nggak tau kalo rindu itu berat."

Amora berjalan menuju ranjang. "Lah kakak aja nonton sendiri nggak ajak ajak mama."

Dela tertawa cengengesan. Sambil mengekori Amora, ia menghela nafas panjang.

DeArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang