DeAr 8

17 2 0
                                    

Dela menyelingukkan kepalanya di depan rumahnya. Matanya terus mengedar ke seluruh penjuru halaman rumahnya untuk mencari seseorang disana. Kemudian ia tersenyemum dan berlari menghampiri seseorang yang kini memberhentikan aktivitasnya.

"Ma, Dela mau berangkat." Ucap Dela tersenyum meraih tangan Amora.

"Tangan mama kan kotor kak." Ucap Amora lembut berusaha menarik tangannya, namun tidak diperbolehkan oleh Dela.

Dela menatap tangan Amora. Ia menyapu sebentar tangan Amora yang memang sedikit terkena tanah akibat aktivitas yang dilakukannya. "Sekarang sudah bersih." Kemudian ia menarik tangan Amora untuk menciumnya.

Amora tersenyum lembut. "Sekarang kamu rajin ya kak?"

"Ada yang mau jemput, takut dia nunggu lama." Celetuk Dela yang membuat Amora berfikir sebentar kemudian tersenyum.

"Ahh, yang semalem anterin kamu kerumah?"

Dela mengangguk. Ia sebenarnya masih berfikir setan apa yang merasuki tubuh Dean hingga menawarkan dirinya untuk berangkat bersama ke sekolah pagi ini.

Dela tidak marah pada mamanya. Suasana semalam setelah Dela diantar Dean pulang memang sedikit canggung antara keduanya. Tapi Amora bisa memposisikan dirinya. Dela pun demikian.

"Yaudah duduk dulu biar mama bikinin roti bakar. Kamu belum makan kan?" Titah Amora lembut, menyuruh Dela duduk di bangku panjang yang terdapat di taman depan rumah.

Dela menggeleng. "Udah kok ma, tadi bi ijah udah buatin roti bakar Dela."

Dela kemudian berjalan menjauhi Amora untuk mnghampiri bangku panjang dan mendudukinya.

Ia merogoh tasnya kemudian mengambil ponsel miliknya dan kemudian menekan tombol power disana sehingga menampakkan empat digit angka di layarnya.

Belum sempat Dela melihat empat digit angka tersebut, deru motor mengintrupsinya. Ia beralih menatap motor beserta pengendaranya. Begitu pula Amora berhenti dari aktivitasnya kembali.

Orang tersebut menyingkapkan kaca helmnya sehingga menampakkan separuh wajah miliknya.

Dean. Orang itu adalah Dean. Hingga membuat Dela bangkit dari bangku panjang kemudian berjalan menghampiri Dean yang kini sudah memberhentikan motornya tepat di depan pintu rumah Dela.

Amora pun bangkit dan ikut mengekori Dela.

Sementara Dean, cowok itu terlihat melepaskan helmnya dan membungkukkan badannya.

"Nggak usah dilepas helmnya. Langsung berangkat aja, nanti kalian telat." Ujar Amora sembari jalan terburu buru ke arah Dela dan Dean.

"Baru jam enam kok tante." Ucap Dean diikuti dengan senyumannya.

Dela hanya membeku di tempatnya. Memandangi tingkah laku Dela di depan Amora membuat membuat hatinya berdesir hangat. Kedua ujungnya seketika tertarik keatas membentuk seulas senyuman.

Tidak. Hanya beberapa detik saja, ia kemudian menggelengkan kepalanya cepat.

"Yaudah Ma, aku berangkat dulu." Ucap Dela diikuti anggukan sopan dari kepala Dean.

Amora mengangguk kemudian keduanya menaiki motor Dean, dan berlalu meninggalkan Amora.

*****

Memerlukan waktu kurang lebih sepuluh menit dari rumah Dela menuju sekolah. Keduanya tidak saling berinteraksi. Hanya suara deru kendaraan lain yang mengisi gendang telinga keduanya.

Sesekali Dela memekik kesal. Bukan hanya sekali. Dean selalu memberhentikan dan melajukan motornya secara mendadak, sehingga membuat Dela terjingkat ke depan dan ke belakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DeArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang