"Temenin gue jalan jalan bentar ya, please sampe gue bener bener pengen pulang." Setelah itu Dela menarik kedua bibirnya hingga membentuk satu garis tipis.
Dean semakin bingung dengan apa yang diucapkan Dela. Ia berusaha menelaah apa yang diucapkan Dela barusan. Ia sedikit berfikir tentang itu, mengulang apa yang diucapkan Dela. Hingga ia pun mengerti maksud Dela mengucapkan hal itu. "Udah pulang aja sana, pulang aja nunggu pengen." Perintahnya dengan nada yang berubah dingin.
Mendengar itu Dela membulatkan matanya. Lalu ia menghembuskan nafas sembari memutarkan bola matanya. "Ya- yaudah kalau nggak mau bilang aja nggak usah sok ngusir gitu!" Dela berbalik menghentakkan kaki nya keras, ia berjalan menuju pintu kafe.
Berdiri menunggu taksi didepan kafe tidak akan membuahkan hasil, karena tidak akan ada taksi yang sengaja lewat sana. Dela pun berjalan menuju depan sekolahnya untuk mendapatkan taksi. Kafe berada dibelakang sekolah Dela, dengan itu ia harus berputar agar bisa sampai didepan sekolahnya. Dinginnya angin sehabis hujan turun bertiup membelai kulit Dela hinggu membuatnya beberapa kali menggosok gosok lengannya sendiri. Rambutnya yang tergerai cukup membantu lehernya tidak terlalu kedinginan. Ia berhenti berjalan, memutarkan tasnya berniat mengambil crop hoodie abu abunya yang ia pakai tadi pagi.
Ia berniat kembali berjalan menuju ke depan sekolahnya. Namun seseorang dengan motor ninja berwarna merah kini membuat Dela tetap berhenti dan menoleh kearah seorang cowok itu. Setelah berhasil mengetahui cowok itu siapa, ia kembali berjalan. Dean, ya cowok itu Dean.
"Lo mau jalan ke mana? ke mall?" ucap cowok itu memelankan laju motornya dan berusaha agar tetap beriringan dengan Dela.
Dela menoleh sebentar. "gue nggak suka ke mall mall gitu."
Dean mengangkat alisnya dibalik helm yang ia pakai. Ia mengira semua gadis tergila gila dengan mall. Namun ia salah kali ini, nyatanya gadis disampingnya ini tidak begitu, bahkan ia tidak suka.
"Yaudah kalo gitu ikut gue." Ucap Dean memberhentikan motornya, sama apa yang dilakukan Dean, gadis itu juga memberhentikan langkahnya dan kemudian menghadap Dean.
"Ikut lo? Ke- kemana?"
"Mau nggak?! nggak usah banyak tanya cepetan naik!"
"Kemana dulu? Jangan jangan lo mau macem macem lagi sama gue?"
"Mau nggak?!"
"Ya- yaudah deh gue ikut. Awas lo macem macem!" Tukas Dela kemudian ia jalan kearah jok belakang motor Dean.
0000
Dela mengerutkan kening saat keduanya sampai disebuah salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Ia tidak percaya Dean membawa dirinya ketempat yang ia tidak sukai itu.
Dean melajukan motornya menuju loket pembelian karcis parkir . Ia membuka kaca helm nya hingga petugas parkir bisa mengenali Dean.
"Eh mas Dean tumben nggak sama mbak Rahma?"ucap petugas loket itu. Satu hal dari banyak hal lagi yang harus kalian tahu. Orang tua Dean adalah pemilik pusat perbelanjaan yang ia dan Dela kunjungi sekarang. Jadi tidak heran mengapa petugas itu langsung mengenal Dean.
"Nggak pak, aku langsung masuk aja ya pak." Ucap Dean.
"Iya mas, wah pacarnya cantik mas."
Dean melirik kearah belakang, tepatnya melirik Dela yang kini menahan amarah karena masih tidak percaya Dean membawanya ke mall. "Bukan, ini temen. Aku mau masuk dulu."
Petugas itu pun memencet sebuah tombol yang membuat palang pintu itu terangakat. Dean pun kembali melajukan motornya memasuki area parkir khusus yang memang dibuat untuk keluarganya jika mengunjungi pusat perbelanjaan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
DeAr
Teen FictionDela Arsinta. Gadis keras kepala yang memiliki banyak rahasia. Pada awalnya hatinya sangat sulit ditaklukan oleh siapapun. Namun setelah bertemu dengan seseorang yang telah membiarkan dirinya menerima semua luka Dela, ia menjadi seseorang yang berub...