DeAr 2

36 6 0
                                    

Jam menunjukkan pukul setengah enam. Menandakan kegiatan belajar mengajar telah diakhiri satu jam yang lalu. Keadaan sekolah sudah tidak ramai lagi. Hanya ada segelintir murid yang masih menunggu jemputan maupun urusan organisasi. Bahkan ada yang beralasan malas pulang, salah satu diantaranya menggunakan alasan itu adalah Dela. Dela selalu malas pulang setiap jam sekolah sudah selesai. Ia memilih tetap disekolah atau ikut kerumah salah satu sahabatnya sampai ia benar benar ingin pulang. Jika ia ditanya soal itu ia selalu menjawab "mau ngapain juga gue dirumah? Nggak ada kerjaan gue, malah bikin boring."

Kali ini Dela memilih untuk tetap tinggal disekolah. Dengan alasan takut merepotkan jika sering sering dirumah salah satu sahabatnya itu.

Dela memutar mutarkan ponselnya. Pandangannya tertuju kepada jalanan didepannya. Tidak menghiraukan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang melintasi jalanan itu. Duduk ditrotoar bersama beberapa murid yang masih tersisa dengan cahaya langit yang mulai digantikan dengan lampu lampu jalanan membuat kenyamanan sendiri buat Dela. Dia selalu lebih memilih diluar rumah daripada didalam rumah. Banyak orang mengatakan "Jadikanlah rumahmu sebagai surgamu." Tapi menurut Della hal itu sangat mustahil baginya.

Gadis itu menghembuskan nafasnya sembari memejamkan matanya sebentar. Ia membuka matanya, dan pada saat itu juga ia melihat seorang cowok diseberang yang sedang duduk diatas motor besarnya yang juga menatap Dela. Pandangan keduanya bertemu sepersekian detik. Cowok itu adalah cowok yang hari ini membuat Dela penasaran akan namanya. Kali ini Dela tidak ada niat untuk menghampiri cowok itu dan menanyakan namanya lagi, mungkin ia sadar apa yang ia lakukan hari ini malah membuktikan bahwa ia sangat bodoh. Ia hanya tersenyum meskipun ia tidak yakin cowok itu bisa melihat senyumannya dengan jelas atau tidak karena saat ini cowok itu tidak memakai kacamatanya, lalu Dela beralih pada jam arloji yang melingkar dipergelangan tangannya. Lalu ia bangkit dari trotoar lalu pergi meninggalkan cowok diseberang yang masih memandangnya.

0000

Keesokan harinya Dela tidak lagi terlambat dan berarti tidak terperangkap lagi di ruang mistis itu. Bahkan hari ini ia datang sangat pagi, sebelum teman temannya datang ia sudah datang. Dela memasang eraphone dikedua telinganya lalu menelungkupkan kepalanya. Ia memejamkan matanya menikmati setiap alunan lagu. Ia berusaha untuk tidur sebelum seseorang mengganggunya.

"Hei Del! Ngapain lo dateng pagi pagi gini? Tumben banget."Ucap Rena yang entah sejak kapan sudah masuk ke kelas Dela.

Dela mengangkat kepalanya. "Ngapain lo kesini! Udah balik kelas lo sana!" Usir Dela kembali menelungkupkan kepala.

"Sialan lo. Yaudah Berbi balik kelas dulu baii!" Ujar Rena yang kemudian pergi meninggalkan Dela.

Dela menarik tubuhnya bersandar pada kursi. Ia melirik jam dinding yang berada diatas papan tulis. Jam menunjukan pukul enam lebih empatbelas, masih ada waktu sekurang kurangnya empatpuluh menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai dan ia bisa gunakan untuk tidur. Ia melepas ikatan rambutnya dan membiarkan rambut coklat panjang bergelombangnya tergerai. Ia melakukan itu tidak lain lagi untuk menutupi wajahnya saat tertidur. Kejailan anak anak cowok dikelas Dela salah satunya adalah mengabadikan moment saat seseorang sedang tertidur, setelah itu mereka akan menyebarkan foto itu ke Instagram milik kelas yang memang di manage oleh anak laki laki. Bagus kalo tidur nya cantik, kalo aib kan ya berantakan nanti.

Namun baru saja ia menelungkupkan kepalanya dimeja, seseorang kembali mengganggunya. Dela spontan bangkit karena merasa rambutnya ditarik oleh seseorang. Ia membulatkan matanya setelah berhasil melihat sesosok manusia didepannya. "Arkan tai lo!" umpatnya sembari melepaskan earphonenya.

Cowok yang di sapa Arkan tersebut tersenyum dengan senyuman khasnya yang manis. Arkan adalah salah satu teman cowok yang sekelas dengan Dela yang paling usil dan mungkin biasa disebut raja usil di ips 2. Dia adalah ketua kelas namun tidak bisa disebut sebagai ketua kelas, karena dia selalu memberi contoh yang tidak baik. Seperti saat ada tugas yang disuruh ngumpulin dia selalu bilang "alah nggak usah dikumpulin, paling juga cuman ditandatanganin. Emang guru artis?" Dan pada akhirnya semua teman sekelas jadi korban dan tidak mengumpulkan tugas, mesti besoknya mendapat ceramah. Kelas ips 2 memang sudah terkenal paling bandel, lebih lagi ada sicewek pembuat rusuh.

"Tumben lo berangkat pagi biasanya telat kalo nggak telat paling mepet bel masuk."

Dela memasukkan earphone miliknya kesaku crop hoodie. Memakai kerudung crop hoodienya lalu bangkit dari kursinya. "Berisik tai. Udah sono minggir." Dela mendorong Arkan yang menutupi satu satunya aset jalan keluar dari tempat duduknya.

"Untung lo cantik Del" Ucap Arkan pelan sambal melihat punggung milik gadis itu yang sudah keluar dari kelas.

0000

Dela mengeratkan crop hoodie abu abunya. Ia merogoh saku crop hoodienya dan berniat mengambil ponsel beserta earphone yang masih mengait. Keteledorannya yang salah menarik earphonenya saja, dan mengakibatkan ponselnya terjun bebas dari saku crop hoodienya. Jadilah ponsel Dela jatuh dengan kerasnya mengakibatkan batre ponsel terlepas.

Gadis itu berjongkok meraih ponselnya yang jatuh. Ia kembali bangkit sembari membenahi ponselnya. Setelah selesai, ia memasukkan ponselnya kedalam saku kemejanya bukan ke crop hoodienya. Ia kembali melihat kearah depan. Dan ia mendapati seorang cowok dengan buku bertumpuk tumpuk dikedua tangannya. Ya itu cowok yang kemarin, cowok dengan berlembar lembar kertas kini berganti dengan bertumpuk tumpuk buku. Saat cowok itu berbelok jalan kearah ruang guru, barulah menampakkan gadis berambut sebahu dengan tas ransel dibahunya berjalan kearah Dela.

"Dela!!" Teriak gadis itu sedikit berlari.

Dela mengangkat salah satu sudut bibirnya. Dela beralih pandangan pada cowok kurus namun sedikit berotot, berseragam rapi dengan mata terbalut kaca mata yang sedang berdiri didepan ruang guru dengan bertumpuk tumpuk buku dihadapannya dan sedang berbincang dengan salah satu guru.

"Del, woi tumbenan lo berangkat pagi banget." Ucap gadis berambut sebahu itu membuat Dela terpaksa mengalihkan pandangannya lagi kearah gadis itu.

"Udah lah cha, udah tiga kali gue diprotes kek gini." Keluh Dela sambal melirik kearah cowok itu.

Gadis yang disapa Acha tersebut tersenyum kecut. Ia pun berjalan dan kemudia menarik kerudung crop hoodie Dela sambal berucap. "Bukan protes, heran aja odong."

Dela sedikit tersentak, dan kemudian menyusul Acha. "Cha lo tau nama cowok itu nggak."

Mengerti apa yang dimaksud Dela mengangkat dagu kearah ruang guru, Acha berhenti berjalan dan menoleh. Acha beralih kearah Dela lagi. "Dia? Gue nggak ngerti sih namanya. Coba deh lo tanya ke Arkan dia pasti tau, sama sama ketua kelas biasanya saling kenal."

"Arkan bukan ketua kelas ya, tengil gitu ketua kelas apanya. Orang paling jago ngajak kejelekan gitu." Ketus Dela masih kesal dnegan apa yang dilakukan Arkan tadi.

"Iya juga sih, lo tanya Rena aja deh satu kelas kayaknya."

Dela melihat cowok itu yang sudah tidak ada ditempat. Lalu ia mengangguk.

Acha menatap heran Dela. "Lo kesambet apa deh tiba tiba nanyain cowok?"

Tidak ada balasan apapun dari Dela. Gadis itu hanya mengangkat bahu lalu meninggalkan mendahului Acha.

DeArTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang