Part 4. The Departure Day

1.5K 148 3
                                    

Satu tahun yang lalu,

"Nak, jangan lupa passport sama dompet nya." teriak Ibu Dahyun dari bawah. Dahyun yang berada di kamar nya lantai dua sedang mengaduk-ngaduk isi lemari nya. Ia seperti mencari sesuatu. Wajahnya yang mulai lelah mencari mengkerut bahkan diabaikannya suara Ibu nya sendiri.

Ibu yang tak mendapatkan jawaban dari anaknya segera menuju ke lantai atas meninggalkan kesibukan di dapurnya. Terdengar suara barang-barang yang berjatuhan.

'Bruk, bruk, bruk...'

"Kamu ngapain sih? Kok masih bongkar-bongkar lemari?" tanya Ibu yang satu persatu mengambil barang berserakan.

"Bukannya tadi udah diberesin sayang. Ini juga koper sudah siap gini. Duh duh..."

"Maaf Eomma, nanti aku bereskan lagi." jawab Dahyun singkat, ia tak ingin Eomma nya mengomel di pagi keberangkatannya ini.

"Kamu ini cari apaa?!" sentak Ibu Dahyun yang mulai kesal dengan tingkah aneh anaknya.

"Mmh... Itu Eomma. Kotak sebesar ini yang gambarnya lukisan bunga sakura. Eomma tau kan?" jelas Dahyun beserta jari-jari tangannya yang mengikuti pola kotak berukuran sedang.

 Eomma tau kan?" jelas Dahyun beserta jari-jari tangannya yang mengikuti pola kotak berukuran sedang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oo kotak yang isinya foto-foto masa kecil kamu itu...? Kamu lo, naruh nya dimana?"

"Terakhir sih di meja, sebelum Ahjumma membereskan kamarku. Aaah.." Dahyun yang mulai frustasi teringat, kenapa juga ia membiarkan Ahjumma membersihkan kamarnya. Selama ini untuk masalah pribadi atau barang-barang miliknya selalu ia urus sendiri. Ia tak pernah meminta Ahjumma untuk membantu membersihkan kamarnya bahkan mencuci semua bajunya. Itu semua dilakukannya sendiri. Bukan semata-mata tak percaya dengan Ahjumma yang telah membantu keluarganya selama ini. Tapi karena menurutnya apa yang ada di dirinya adalah suatu tanggung jawabnya sendiri, sehingga jika sesuatu seperti ini terjadi maka tidak perlu menyalahkan orang lain melainkan murni kesalahannya.

"Kalu gitu tanya Ahjumma, Ahjumma, Ahjumma..."

"Ahjumma nggak tau Eomma..." ia menghentikan Ibu nya yang memanggil Ahjumma.

"Nah terus? Kok bisa Ahjumma nggak tau, maksudnya?" tanya Ibu yang semakin bingung

"Dahyun sudah tanya Ahjumma tadi, beliau bilang nya ga tau kalau ada kotak itu. Katanya selama ngeberesin kamar Dahyun, Ahjumma nggak nemuin kotak itu" jelas Dahyun yang mulai berhenti mencari. Ia berjalan meninggalkan lemari dan duduk di atas ranjangya, pasrah.

"Hmm... ya sudah lah. Lagian isi kotak itu juga foto-foto masa kecil kamu. Eomma juga masih punya kok. Kamu cepet beresin ini aja, bentar lagi sudah jam 10. Keberangkatan kamu satu setengah jam. Giih cepet, bisa-bisa ketinggalan pesawat nanti."

Ibu meninggalkan kamar Dahyun yang berantakan. Dahyun yang masih duduk di pinggir ranjang menyapu pandangannya ke setiap sudut kamar. Ia pasti akan merindukan tempat ternyamannya ini. Aroma mawar dari kebun Ibunya yang terbawa angin masuk melalui jendela kamarnya. Mading kecil putih yang penuh dengan foto dan note kecil dari teman-temannya disini. Boneka stroberi merahnya yang setiap hari dipeluknya. Ah, belum juga pergi tapi ia sudah merindukan semuanya.

Silence Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang