Part 14. Boy

1.1K 124 15
                                    

"Jimin oppa!!!"
Ciiiittt. Bruk!!

Dahyun membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dahyun membuka matanya. Ia terbangun dari mimpi buruk itu lagi. Tapi kali ini mimpi itu begitu jelas, ia dapat melihat anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang memakai seragam sekolah. Ia juga merasakan kalau dirinya lah anak perempuan yg tertabrak mobil di mimpi nya selama ini.

Jimin, batinnya. Anak laki-laki itu bernama Jimin. Kemudian pikirannya kembali mengulang kejadian kemarin malam saat Jimin berkata bahwa ia tak ingin melihat Dahyun terluka untuk kedua kalinya. Dahyun tediam merenung, apa maksud semua itu dan mimpi nya.

'Apakah aku tidak bisa mengingat masa kecilku saat di Korea karena kejadian ini?'
'Apa kejadian ini benar-benar terjadi padaku?'
'Tapi aku merasa ini semua nyata'

Jam menunjukkan pukul 01.15, malam menjelang pagi. Dahyun memutuskan untuk menelepon ibu nya. Entah, dia tak tau disana sedang pukul berapa dia tak memperdulikannya. Ia menekan beberapa tombol dan mendekatkan ponselnya ke telinganya.

Dahyun berjalan keluar kamar menuju balkon dorm. Ia tak mau pembicaraannya mengganggu teman sekamarnya yg masih terlelap. Ditunggu nya suara jawaban dari ibu nya.

"Halo, ada apa nak? Bukankah disana masih malam?" Sahut Ibu Dahyun yg berada di Belanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo, ada apa nak? Bukankah disana masih malam?" Sahut Ibu Dahyun yg berada di Belanda. Ia curiga kalau terjadi apa-apa dengan putri semata wayangnya.

"Tidak eomma, aku hanya ingin menanyakan sesuatu" jawab Dahyun. Angin yg datang ke balkon menerbangkan beberapa helai rambut nya. Cukup dingin dan Dahyun mengeratkan selimut yang terbalut di tubuhnya.

"Bertanya apa? Apa kau bermimpi buruk itu lagi?"

"Iya. Aku bermimpi itu lagi. Tapi kali ini begitu jelas eomma, aku seperti mengingat semua nya dari awal sampai akhir"

Ibu hening, ia sedikit terkejut. Ia tak pernah menginginkan putrinya itu untuk mengingat semua kejadian di mimpinya. Ia tak ingin Dahyun memiliki trauma yang berkepanjangan dan menimbulkan sakit, sehingga Ibu berharap Dahyun segera melupakan mimpi itu.

Silence Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang