Part 2. Earphone

1.8K 193 7
                                    

Kurang dari dua minggu lagi sebelum Twice debut, mengharuskan Dahyun latihan setiap hari. Sepulang sekolah sampai dengan malam. Bahkan apabila hari itu weekend maka jam latihan akan dimulai dari pagi sampai malam.

Seperti hari ini, ia bersama dengan teman satu grup nya berlatih koreo dan posisi.

"Yedeura... Sudah malam, cukup sampai disini dulu latihan hari ini. Tetap jaga kesehatan kalian. Fighting!" teriak pelatih mereka menyemangati.

"Nee... Gamsahabnida...!" jawab mereka serempak.

Ruangan kembali sunyi, musik berhenti. Beberapa anggota duduk menyandarkan tubuhnya ke tembok dan sebagian terlentang di lantai. Mereka diam sejenak untuk mengembalikan nafas dan meregangkan otot-otot.

"Eonni, sudah jam berapa ini?" tanya Chaeyoung yg masih terlentang dan malas untuk melihat jam dinding, berharap salah satu dari eonni - eonni nya ada yg berbaik hati menjawab.

"Jam 12 lebih ...." jawab Momo.

"Eee...? Tidak!" Jihyo segera membereskan tas dan tempat minumnya. Dahyun yang mendengar suara Momo, tiba-tiba langsung membuka matanya dan bergerak cepat menandingi Jihyo. Bukan hanya mereka, tapi hampir semua nya ikut beres-beres untuk segera pulang.

"Dahyun-ah, kau mau naik bus lagi?" tanya Nayeon tanpa melihat Dahyun, ia juga sibuk dengan barang-barangnya.

"Mmh, Eonni" Dahyun mengangguk sedapatnya.

"Kau bisa ikut naik taksi bersama kami" giliran Jeongyeon ikut menawari Dahyun pulabg bersama.

"Andwae... Aku naik bus saja. Lagian aku juga sudah biasa naik bus. Geuredo, gomapta Eonni... Aku duluan ya, annyeoong" Dahyun segera berlari seusai membereskan barang-barangnya. Ia tak mau tertinggal bus terakhir, kurang lebih 20 menit lagi bus itu sampai di halte depan.

'Fiuhh' seperti olahraga malam saja, batin Dahyun. Halte sepi, belum ada tanda-tanda kedatangan bus. Atau jangan-jangan ia ketinggalan bus, pikirnya. Tapi dia ingat kalau bus terakhir akan sampai jam 1 malam. Dan Dahyun sampai di halte tepat jam 1 malam. Tak mau berpikir panjang Dahyun duduk di bangku halte sambil tetap menunggu. Hitung-hitung mengatur nafas ulang setelah berlari dan menselonjorkan kaki yang sedari tadi tegang. Entah nanti akan ketinggalan bus atau tidak, itu masalah gampang pikir Dahyun.

Tak lama suara decitan ban bus terdengar. Benar saja, bus yan telah ditunggu oleh Dahyun akhirnya datang. Ia segera membawa tas nya dan naik. Dilihatnya spot favoritnya, masih kosong. 'Assa' batinnya. Dengan senang hati ia duduk di pojok kanan belakang. Disenderkan kepalanya ke jendela dan dengan alunan musik lewat earphone Dahyun memejamkan matanya. Inilah alasan yang sesungguhnya kenapa ia tidak memilih naik taksi bersama eonni-eonni nya. Supaya ia bisa menghirup udara malam lewat jendela bus, mendengarkan musik, dan merasakan terpaan angin di wajahya. Bila saja ia mengikuti eonni-eonni naik taksi pasti sudah begitu ramai sehingga tidak mungkin bisa menikmati hal-hal seperti ini. Meskipun Dahyun juga tipe-tipe penyuka bercanda dan keramaian, tapi saat lelah atau pada waktu-waktu tertentu ia juga ingin menyendiri.

 Meskipun Dahyun juga tipe-tipe penyuka bercanda dan keramaian, tapi saat lelah atau pada waktu-waktu tertentu ia juga ingin menyendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dahyun mencium sesuatu, aroma atau harum yang asing. Masih dengan mata terpejam, ia semakin merasa aroma tersebut mendekat. Semakin tajam. Bahkan meskipun angin malam terus menerus menerpa sebagian wajahnya tapi tetap saja ia dapat mencium aroma tersebut dengan sangat jelas. Dahyun masih juga belum membuka matanya, posisi kepalanya yang menyender di jendela yan sedikit terbuka juga tidak berubah. Ia tak bergerak seolah-olah tertidur dan mulai mengabaikan harum aroma tersebut.

Dalam perjalanan, tiba-tiba saja sebuah mobil menyelip bus dari arah kanan membuat bus harus membantig setir ke arah kiri. Secara otomatis Dahyun tepelanting ke arah kiri dan menabrak seseorang. Kali ini ia bangun, membuka matanya, tubuhnya telah duduk berdempetan dengan seorang laki-laki, Sepersekian detik waktu seolah berjalan lambat. Tangan laki-laki tersebut yang awalnya di pinggang Dahyun perlahan dilepasnya. Wajah Dahyun dan laki-laki tersebut bahkan sangat dekat hingga mereka mampu merasakan hembusan nafas satu sama lain. Aroma ini, Dahyun mengetahuinya. Aroma dari laki-laki ini , batinnya.

"Maaf, aku tidak berniat apa-apa. Aku hanya berusaha membuatmu agar tidak jatuh tengkurap. Jadi aku menahanmu." jelas laki-laki itu, membuyarkan lamunan Dahyun.

"Oh.. ne. Gamsahabnida.." jawab Dahyun canggung sambil menggeser tubuhnya ke tempat duduknya semula.

"Memang dasar orang jaman sekarang seenaknya saja mengendarai mobil tanpa aturan." omel seorang ibu-ibu di bangku depan yang ikut terpelanting sehingga menabrak bangku disebelah kiri.

Dahyun kembali seperti semula, tapi ia tak menyadarkan kepala ke jendela lagi. Kejadian tadi membuatnya sedikit shock. Sehingga ia mengubah posisi duduknya menjadi tegak. Musik yang ia dengar berhenti. Tapi sayangnya saat diputar kembali tidak bisa. Ia menekan-nekan tombol pause-play pada ponsel touchscreennya. Tidak berpengaruh, earphone nya tak mengeluarkan suara apapun. Dicabutnya dan dipasangkan kembali sambungan earphone nya dengan pondel. Nihil. Tetap tidak bisa. Ia pasrah, mungkin earphone nya sudah rusak akibat tarikan dan benturan kejadian tadi. Dilepasnya earphone dari telinganya dan ia masukkan ke dalam tas.

Tak begitu lama laki-laki disampingnya menawarkan sebelah earphone nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak begitu lama laki-laki disampingnya menawarkan sebelah earphone nya.

"Kau bisa gabung denganku kalau kau mau"
Dahyun terdiam melihat ke arah lelaki tersebut. Menelaah modus apa yang sedang dipakainya sekarang ini.
"Aku tidak bisa meminjamkanmu keseluruhan earphone ini, karena sama seperti dirimu aku juga tidak bisa bernafas tanpa musik, hehe" lanjut laki-laki itu dengan senyum ringannya.

"Tidak, terimakasih." tolak Dahyun meskipun sebenarnya ia ingin sekali menerima tawaran itu. Tapi Dahyun bukan tipe yang mudah bergaul, ia merasa tidak enak jika harus menerima bantuan laki-laki tak dikenalnya itu.

Sepertinya laki-laki itu tidak menganggap perkataan Dahyun. Ia langsung saja menempatkan dengan halus earphone itu di telinga Dahyun. Dahyun yang kaget menerima perlakuan itu hanya diam.

"Lagu yang sedang berputar ini salah satu dari lagu favoritku. Mungkin kau mengenalnya" jelas lelaki itu.

"Mmh..." angguk Dahyun setuju. Ia merasa sedikit nyaman dan tidak asing dengan lelaki ini, mungkin karena selera lagu lelaki itu sama dengan playlist di ponselnya.

"Oh iya, kita belum berkenalan. Namamu siapa?"

"Kim Dahyun" senyum tipis diwajahnya.

"Senang bertemu denganmu Dahyun-ssi, aku Jimin, Park Jimin" dijabatnya tangan Dahyun. Dahyun yang canggung hanya bisa pasrah merasakan dingin dan besarnya tangan Jimin dibandingkan tangannya sendiri.

Setelah itu mereka kembali sunyi. Hanya terdengar suara indah Kwon Jung Yeol dan musik.

Musik : 10cm - What The Springs? (봄이 좋냐?)

To be continued ...
Bersambung ...

#Terimakasih sudah membaca, bisa tinggalkan saran dan komentar loo supaya lebih baik tulisan ini 😊😂😁

Silence Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang