Dua

258 9 2
                                    

"Hoaaaaahhmmm..." Sambil meregangkan kedua tangannya, membuka mata, lalu mengucek-nguceknya sebentar, ahh...sudah pagi. Dalam sekali jentikan jari, tirai jendela terbuka (tentu saja dia melakukan itu,dia 'kan dewi) membiarkan cahaya pagi menerangi dan menghangatkan kamar tidur.

"Dione, Eione! Kalian masak apa untuk sarapan?" Calypso memang tidak benar-benar sendiri di pulau ini, sejak 900-an tahun ini, ia ditemani dua Nereid (sejenis nymph laut atau arwah laut, bisa juga disebut peri laut) yang ia tolong saat kedua Nereid ini terluka oleh perburuan manusia, yah, diantara 50 saudari Nereid, putri dari Doris, Dewi Kebaikan Laut, Dione dan Eione adalah yang paling ceroboh dalam menyembunyikan diri dari pandangan manusia.

Calypso pernah mengenal Nereid tertua, beberapa abad yang lalu, bernama Thetis, ia menikah dengan manusia keturunan dewa bernama Peleus, dan mempunyai anak lelaki bernama Achilles, pahlawan Yunani yang tersohor kehebatannya dan kekebalannya. Ceritanya,saat Achilles masih bayi, Thetis membawa Achilles ke dunia bawah, tempat Hades sang Dewa Kegelapan berkuasa, tempat roh-roh orang mati mempertanggung jawabkan perbuatannya selama hidup, lalu,Thetis memandikan Achilles kecil di Sungai Styx, sungai keramat, sungai kebencian, tempat kebencian jiwa-jiwa orang mati yang belum terbalaskan mengalir, sungai berair hitam pekat, yang konon bila ada yang mandi di sana, akan menjadi kebal dan sakti. Achilles dicelupkan ibunya ke Sungai Styx, kecuali tumit kanannya, karena Thetis memegangnya agar tak hanyut. Achilles pun tumbuh menjadi ksatria tak terkalahkan di seantero negeri, hingga akhirnya ia mati menjelang akhir Perang Troya, karena terkena tembakan panah Paris, pangeran muda Troya, tepat di tumitnya, bagian yang tak terendam di Sungai Styx.

Kembali lagi ke Dione dan Eione, mereka berdua tidak banyak berbicara, bahkan tidak berbicara. Wujud mereka berwajah cantik, berkulit biru nyaris transparan seperti ubur-ubur, berambut panjang sewarna ganggang, berkaki tentakel, dan ketika di darat, mereka berjalan dengan cara...melayang.
(Percayalah, mereka cantik).

"Waaaa...cumi bakar saus nanas!! terima kasih Nereid-Nereidku tersayang, mari makan bersama..!" Calypso selalu ceria, selalu bersemangat menyantap sarapan yang mungkin sudah jutaan kali dia santap, dan tentu saja ajakannya kepada Nereid bersaudara percuma, karena Nereid hanya makan ganggang, atau apapun berbahan dasar ganggang. Agar-agar ganggang, cake ganggang, sup ganggang...dan masih banyak lagi.

Calypso makan dengan lahap, dia selalu makan dengan semangat, seolah-olah baru pertama kali ia memakannya.
Setelah sarapan, mandi, ia memilih pakaian yang akan dia kenakan, di lemari, ada ratusan baju terusan berwarna putih, kiriman Dewa Hermes, dan beberapa dibuatkan oleh Nereid bersaudara. Calypso tidak butuh make up, dia sudah diciptakan cantik alami, dengan mata besar berbentuk almond, berpupil cokelat, rambut coklat terang, kulit putih seputih pualam, tidak sedikit dewa-dewa keturunan 12 dewa utama Gunung Olympus berniat mendekatinya, tapi, siapa yang berani? Tak ada satu dewa pun yang berani menatap tongkat petir Zeus, apalagi melawannya.
Calypso berwujud remaja wanita berusia 19-20 tahun. Tidak seperti Hera, Aphrodite atau Athena yang tumbuh menjadi wanita dewasa ketika berumur 1 millenium, maka Calypso tetap menjadi dewi perawan, seperti Artemis, Dewi Perburuan, dan Hestia, Dewi Perapian.

Ogygia, terlalu indah untuk disebut penjara. Luasnya sekitar 50 kali lapangan sepakbola, dibagian tengah ada perbukitan dengan mata air, sungai, air terjun kecil, telaga untuk mandi Calypso, hutan kecil di kaki bukit, dan pantai berpasir putih kekuningan. Calypso membangun rumah sederhana dari kayu, dibantu oleh Hephaestus Dewa Api dan Kerajinan Tangan yang diperintahkan Zeus untuk membantunya membuat rumah.
Rumah yang sudah beberapa milenium ia tempati,dengan dinding kayu,atap anyaman daun kelapa khas rumah-rumah di pesisir pantai. Di ruang depan, ada beberapa cangkang kerang cantik dipajang di lemari, lalu masuk ke dalam, ada ruang hiburan, tempat Calypso berlatih bernyanyi, menari dan membuat puisi, serta beberapa buku yg ia temukan terdampar di tepi pantai (Ya,dia bisa baca huruf alfabet).
Salah satunya adalah majalah Time edisi 14 Mei 1956, dengan cover wajah Marylin Monroe, mungkin sebuah kecelakaan kapal atau pesawat di atas laut menghanyutkan majalah ini padanya. Ada juga barang-barang pemberian orang yang tak sengaja terdampar di Ogygia, seperti mantel kulit Herkules, helm perang Odysseus, topi pelaut yang mengaku bernama Columbus, jaket kulit berumbai seorang penyanyi rock'n roll terkenal tahun 1960-an yang pernah terdampar beberapa hari, kompas seorang bajak laut, dan beberapa barang lainnya. Mereka semua, orang-orang yang pernah memberi harapan pada Calypso bahwa ia tak akan sendiri, namun, saat Calypso mulai jatuh hati pada pria-pria tersebut, mereka menyadari, bahwa pulau itu adalah penjara, lalu pergi, pulang kembali ke dunia mereka. Meninggalkan sang dewi seorang diri, lagi-lagi sendiri. Di sebelah kiri rumah, tampak taman bunga, beraneka bunga, menyebarkan aneka wewangian kemanapun angin berhembus.

"Bukan takdir mereka untuk terperangkap di pulau ini bersamamu"
Hanya itu jawaban Zeus tiap Calypso mempertanyakan alasan perintahnya untuk membiarkan "tamu" nya pergi.

Calypso bukan tanpa usaha, berbagai macam cara ia coba untuk meninggalkan Ogygia,namun, sejauh apapun ia mendayung, ia akan kembali menemukan Ogygia, seolah-olah hanya Ogygia satu-satunya pulau di antara lautan luas. Nereid bersaudara pun pernah membantunya, dengan menuntun Calypso ke arah mereka datang waktu menemukan Ogygia, tapi hasilnya nihil, mereka bisa keluar masuk Ogygia, pulang ke istana orangtua mereka, lalu balik lagi, namun tidak bila bersama Calypso.

Bercengkrama dengan hewan dan tumbuhan, bernyanyi, bermain di pantai, menjadi kegiatan Calypso sehari-hari. Dia ingin melihat dunia luar, dia lihat di majalah, banyak bangunan mengkilat, penuh dengan lampu. Tetes air matanya membuat kelopak bunga berguguran, sehingga ia selalu berusaha menahan tangisnya, agar bunga-bunga indah di Ogygia tetap bermekaran.

Siang ini, Calypso memikirkan bagaimana agar Zeus mengampuninya, tiba-tiba Hermes muncul di hadapannya, membawa sebuah kotak. Hermes berperawakan sedang, namun tegap dan atletis, karena selain sebagai dewa pengantar pesan, dia juga dewa atletik dan dewa pencuri. Dengan tongkat Caduceus selalu di genggamannya (Tongkat bersayap yang dililit 2 ekor ular).

"Hai Calypso, selalu cantik sejak pertama aku melihatmu, aku sudah lama tidak mengirim paket, agak sibuk belakangan ini, saat aku membongkar paket-paket yang belum terkirim, ada kiriman untukmu. Aku belum mengeceknya dari siapa, tapi ini mungkin kiriman dewa-dewa muda penggemarmu"

"Terima kasih Hermes, apa dewa-dewa belum mengizinkan seseorang lagi terdampar ke sini? Aku agak sedikit bosan,sudah lama sekali tidak ada yang datang"

"Aku tidak tahu, ya,kau benar. Sudah lama tak ada orang datang kemari. Dewi cantik,taman bunga, pulau indah, hidup abadi,ahh.. lebih seperti surga ketimbang penjara."
"Tapi tak seorangpun yang mau tinggal di sini bersamaku, Hermes."
"Jujur saja, urusan dunia dan manusia masa kini semakin kompleks, mungkin Zeus dan para dewa sudah mulai lupa denganmu, mungkin. Mereka semua terlalu sibuk sekarang."

"Apa??!! Mereka lupa padaku??mereka melupakan tawanan mereka?? aku tidak percaya ini, Hermes!" Calypso mendengus kesal.

"Disamping itu, Calypso. Mungkin tak ada lagi manusia yang mengingatmu, ingat, eksistensi kita berdasarkan kepercayaan manusia pada kita. Semakin banyak manusia atau mahluk fana yang mengingat kita atau minimal mengakui kita pernah ada, maka makin besar kekuatan kita. Lihat Zeus dan dewa dewi lain, sejak zaman dahulu manusia membangun kuil untuk mereka, bahkan ada kuil untuk menyembahku. Kini, dunia sudah diluar bayanganmu, sudah tidak banyak yang menyembah kami, tapi masih mengakui kami sebagai legenda, itulah kenapa kami masih ada. Dan, mungkin itulah mengapa sudah lama tak ada manusia yang terdampar di sini, kau tidak dianggap dewi lagi oleh mahluk fana. Kau, sudah lama kan tidak mencoba kekuatanmu?" Kata Hermes, bersimpati.

"Lalu, pa itu semua salahku? Jika mahluk fana melupakanku,apa itu salahku?"
"Maaf, Calypso, aku tidak tahu harus bilang apa,tapi aku yakin, Zeus tak mungkin melupakanmu, dia hanya sedikit sibuk belakangan ini, sampai jumpa, Calypso!" Hermes pun menghilang dari hadapan Calypso, meninggalkan Calypso yang kesal, bersama sebuah kotak misterius.

Calypso membuka kotak itu, penasaran siapa yang masih ingat untuk mengiriminya sesuatu. Coklat, biskuit, susu, sereal dan beberapa jenis makanan yang tak pernah ia lihat sebelumnya, tanpa nama pengirim.
"Baiklah, siapapun kau, terima kasih kau masih mengingatku, kebetulan aku suka sekali makan" kata Calypso sambil membuka bungkusan coklat.
Biskuit,sereal,susu,puding... yeah, Calypso memang punya nafsu makan yang baik, tepat saat ia mengunyah puding terakhir, ia menggigit sesuatu, ada sesuatu di dalam puding yoghurt beraroma cherry ini, sebuah gulungan kertas! Nyaris terkoyak oleh gigitannya, Calypso membuka gulungan itu perlahan....

"Soter dan Soteria, dewa dan dewi keamanan, yang menjagamu terkunci di pulau ini. Sesuatu yang tidak terlalu baik sedang terjadi di Olympus, aku bisa membantumu keluar dari Ogygia. Bersabarlah!"

Nb : kalau bisa, kunyah dan telanlah kertas ini, untuk menghilangkan barang bukti.

- Elpis -

Sekitar 5 detik, Calypso tertegun, berusaha mempercayai, ada yang mau membantunya pergi dari sini.

"Tapi,tunggu..! Elpis? Siapa Elpis?? Apakah dia benar-benar memintaku memakan kertas?"

CalypsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang