Satu

466 17 8
                                    

  Pernahkah kau mendengar kisah Calypso?

  Dalam kisah mitologi Yunani kuno, pecahlah sebuah perang dahsyat para dewa, antara bangsa Titan, generasi awal kehidupan, dipimpin oleh Chronos, melawan bangsa Olympia,generasi dewa-dewi yang lebih muda,dipimpin oleh Zeus.

  Peperangan panjang itu akhirnya dimenangkan oleh Zeus dan saudara-saudaranya, yang tidak lain sebenarnya adalah anak dari Chronos sendiri. Setelah berkuasa, Zeus menghukum kaum Titan dan seluruh aliansinya dengan melemparkan mereka semua ke Tartarus, tempat sampah paling dalam di dasar bumi, berisi segala kejahatan dan keburukan yang pernah ada.

  Namun, ada seorang dewi yang tidak turut dihempaskan Zeus ke dasar Tartarus. Seorang dewi, yang oleh Zeus, dianggap tidak terlalu berbahaya saat perang lalu, dan dianggap dewi yang berhati baik oleh bangsa Olympia.

  Dia adalah anak dari Dewa Atlas, dewa terkuat bangsa Titan yang menopang langit di pundaknya. Manusia kadang menyebutnya Dewi Laut, karena kekuatannya mengendalikan air dan angin, yang oleh karena berkuasanya dewa-dewa Olympia kini, maka julukan Dewa Laut menjadi milik Poseidon,saudara Zeus. Dia dihukum karena membantu ayahnya berperang. Dia dihukum dengan diasingkan ke sebuah pulau kecil nan indah bernama Ogygia, dikutuk tak bisa meninggalkan pulau selama-lamanya.
Kecantikannya bahkan membuat Hephaestus sang Dewa Api melupakan bahwa istrinya, Aphrodite adalah Dewi Kecantikan. Hukumannya pun ditambah Aphrodite, dia dikutuk akan selalu ditinggalkan oleh orang yang ia cintai.
Siapakah dewi malang itu?

  Dia adalah...Calypso.

  Bertahun-tahun ia hanya menunggu seseorang datang ke Ogygia, seorang diri. Oleh Apollo sang Dewa Kesembuhan, ia diberi anugerah suara yang indah untuk bernyanyi mengusir kesepiannya. Ketika ia bernyanyi, maka bunga-bunga bermekaran, burung-burung berkicau mengiringi lantunannya, hewan laut berkumpul di pantai mendengar nyanyiannya.

  Hingga pada suatu hari, para dewa mengujinya..

  Odysseus, sang pahlawan Yunani, tersesat sepulang dari Perang Troya. Ia terdampar di Ogygia, terluka parah. Calypso merawatnya hingga sembuh, membuat Odysseus betah tinggal di Ogygia. Kecantikan Calypso membuat Odysseus melupakan istrinya Penelope di Ithaca, rumahnya. Benih cinta mulai tumbuh di antara mereka. Odysseus tinggal bersama Calypso selama 7 tahun. Tepat disaat Calypso akan menjadikan Odysseus suami abadinya (seperti Calypso yang abadi), Odysseus teringat akan sang istri Penelope, lalu ia memohon kepada Calypso agar dibiarkan pulang, tentu saja Calypso menolak. Odysseus berdoa memohon kepada Zeus agar membantunya pergi dari Ogygia, lalu Zeus pun mengutus Hermes sang Dewa Pembawa Pesan datang ke hadapan mereka, memerintahkan Calypso untuk melepaskan Odysseus.

  Calypso tak kuasa menolak perintah Zeus, ia hanya bisa menangis menerima kutukannya.

  Bertahun-tahun bahkan berabad-abad. Mulai dari seorang prajurit, pangeran, bahkan pelaut, silih berganti terdampar di Ogygia, membuat Calypso jatuh cinta, namun selalu berujung patah hati untuknya. Berulang kali Calypso berusaha bunuh diri,tapi..keabadian juga bagian dari kutukan.

  "Dear Zeus,ribuan tahun aku jalani hukuman ini,kini bumi semakin tua,semua hal pasti ada akhirnya,termasuk hukumanku.Kumohon,beri aku kematian terburuk di Tartarus,daripada keabadian hampa seperti ini.."

  Kemudian, sebuah botol terdampar di tepi pantai, berisi sebuah kertas, sebuah pesan;

  "Dear Calypso, akan kami pertimbangkan. Terima kasih sudah bersabar."

                                    -Zeus-

 

CalypsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang