Delapan

122 7 1
                                    

  "Jadi, putri Atlas, apa yang kau lakukan disini?"

  Calypso terkesiap, tidak menyangka secepat ini ia ditemukan. Melalui celah pintu bilik tempatnya bersembunyi, Calypso mengintip.
"Siapa kau? Siapa yang mengutusmu?" Calypso mengepalkan tangannya.
"Aku hanya sedang lewat, nona. Kau tidak pandai menyembunyikan dirimu, tampaknya. Aku penasaran, bagaimana Zeus membiarkanmu pergi dari pulau itu?" Kali ini, sosok itu bersuara wanita, parau, dan memandang celah tempat Calypso melalui cermin di depannya.
"Aku hanya ingin tahu, nona. Apa tujuanmu sekarang? Kau ada di pihak siapa kali ini?" Tiba-tiba pundak pria itu bergetar, tubuhnya menyusut setengah, baju hitam lusuhnya berubah menjadi bulu-bulu hitam acak-acakan, lengkap dengan sayapnya.
"Kau Harpi tampaknya, monster dunia bawah." Kata Calypso.
"Bilang pada tuanmu, aku tak tertarik pada perang kalian." Lanjutnya.
Harpi, monster wanita berkepala manusia dan berbadan gagak.
"Sayang sekali, nona. Kau tak bisa lari dari perang ini. Kau harus memutuskan ada di pihak siapa. Ikutlah dengan kami, kau bisa membalas dendam kepada Zeus karena telah mengurungmu ribuan tahun." Kata Harpi itu sambil berjalan menuju pintu bilik persembunyian Calypso, cakar kaki burungnya beradu dengan lantai besi tiap ia melangkah, menimbulkan suara yang membuat ngilu siapapun yang mendengarnya.
"Kalau aku tidak mau, apa yang akan terjadi?" Tantang Calypso, kedua tangannya mengeluarkan cahaya biru muda, bersiap untuk sebuah pertarungan.
"Aahh, nona. Seharusnya kau tidak meninggalkan pulau kecilmu itu." Sedetik kemudian, Harpi itu mengibaskan kedua sayapnya, menghasilkan kumpulan angin yang langsung menyapu seluruh bilik wc di dalam ruangan tersebut.
Calypso terdorong ke dinding besi, mengangkat tangannya, membuat keran-keran di seluruh ruangan tercabut dari tempatnya, menyemprotkan air ke segala arah, membasahi mereka berdua.
"Hanya itu kemampuanmu, nona?" Harpi tersenyum meremehkan lawannya.
"Aku bahkan belum memulainya, burung jelek.." Calypso merentangkan kedua tangannya, genangan air dari lantai menyemprot ke arah Harpi, menghantamnya ke arah cermin, memecahkan cermin itu, belum sempat Harpi itu bangkit, hantaman kumpulan air kembali menghempaskannya ke dinding.
"Lumayan, nona. Kau masih bisa menggunakan kekuatan lamamu dengan baik." Kata Harpi terengah-engah. "Tapi belum cukup untuk mengalahkanku!" Harpi merentangkan kedua sayapnya, bulu-bulu hitamnya berubah berkilauan dan tajam seperti pisau, Harpi melompat ke depan, menerjang Calypso.
Calypso berguling ke kiri, menghindari sabetan sayap Harpi, kini Calypso mengumpulkan energi angin, membentuk bola berpijar keabuan di kedua tangannya, dan menembakkannya ke arah Harpy. Monster itu terpental ke dinding, ledakan angin barusan menimbulkan tekanan kuat di dalam ruangan itu, membuat kaca jendela pecah, Calypso terpental menghantam pintu yang terkunci, membuat pintu  terlepas dari engselnya dan terlempar keluar ruangan.
Calypso terkapar di depan toilet pria yang kini sudah berantakan tak berpintu, ia merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya setelah menghantam pintu besi. Untuk pertama kalinya ia kesakitan. Elpis benar, ia tak kekal di luar Ogygia.
Belum selesai rasa sakitnya, Calypso mendengar kicauan Harpi lain, dan ia melihat ada 4 Harpi sedang bertengger di pagar kapal, menatapnya yang sedang menahan sakit.
Calypso bangkit dan mulai berlari, apalagi saat ia mendengar Harpi yang melawannya di dalam toilet sudah bangkit dan mengejarnya. Bagaimanapun, hanya senjata perak Olympus yang bisa membunuh mahluk mistis, dan kini Calypso tak memegang senjata sama sekali.
Calypso berlari ke arah kerumunan penumpang, sambil berharap Harpi akan menghindari keramaian.

  Tiba-tiba, seseorang muncul dari arah tangga, Calypso menabraknya, hingga keduanya terjatuh.
"Hey, apa-apaan...." Lelaki itu tak menyelesaikan omelannya saat menatap gadis yang menabraknya, gadis yang paling dicari seharian ini, terengah-engah, basah kuyup, jas dokter putih yang sudah kotor, dan bau pesing, serta 5 ekor burung camar yang sedang mengitari mereka. Ya, Roy melihat 5 ekor burung camar laut yang tidak tampak berbahaya.
"Kau, gadis yang sedang dicari-cari petugas keamanan." Kata Roy sambil memungut kacamatanya.
"Tolong aku, dimana mereka menyimpang barang-barangku?" Kata Calypso.
"Siapa kau sebenarnya? Kalau kau bukan orang jahat, kenapa kau lari? Mereka tidak akan mencelakaimu, datang saja ke ruang sekuriti di geladak atas, barang-barang anehmu ada di sana." Jawab Roy sambil membalikkan badan dan berjalan ke arah teman-temannya.
"Antar aku kesana, aku mohon." Kata Calypso, karena jika ia pergi sendiri, para Harpi akan menyerangnya kembali.
"Baiklah, tapi jangan dekat-dekat, ya ampun, kau habis tercebur di septic tank? Bau sekali." Roy pun berjalan menaiki tangga, ke ruang sekuriti, diikuti Calypso, sambil melihat para Harpi yang masih terbang mengitari kapal, dan bel kapal berbunyi pertanda sesaat lagi akan berlabuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CalypsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang