Kecurigaan

44 2 0
                                    

Telepon terputus. Kalisha mencoba untuk merasa tenang sekarang. Tapi sayangnya, tidak bisa. Ia langsung pergi menuju kamar sebelah, kamar Zachary. Ia harus memberitahukan informasi penting ini sekarang kepada lelaki itu. Kalisha langsung menggedor-gedor pintu kamar Zachary. Zachary pun keluar dari kamarnya.
"Ada apa?" Tanya Zachary. "Ayo masuk dan ceritakan semuanya."
Kalisha pun masuk ke kamar Zachary dan duduk di kursi yang ada di kamar itu. "Seseorang yang tidak ku kenal suaranya menelponku dan mengatakan hidup kita hanya tersisa 72 jam lagi mulai jam 12 tepat nanti."
Raut muka Zachary langsung berubah menjadi khawatir setelah mendengar perkataan Kalisha tadi.
"Lalu apa lagi yang ia bilang?" Tanya Zachary.
"Nikmatilah hidup kita sepuas-puasnya." Jawab Kalisha. "Dan dia akan tahu kemana pun kita pergi."
"Sekarang, kamu buang nomer telepon kamu dan kita beli yang baru." Kata Zachary. Suaranya tidak senormal biasanya. Sekarang, Zachary terlihat lebih ketakutan dibanding Kalisha. Sepertinya, rencana awal Zachary gagal. "Kamu tidur saja dulu. Besok pagi pagi sekali, kita akan berpindah sangat jauh."
"Oke, baiklah." Kalisha berjalan meninggalkan kamar Zachary.

Zachary diam di kasurnya. Ia langsung panik. Bahkan, perasannya sekarang lebih ketakutan dibandingnkan dengan perasaan Kalisha sekarang. Zachary langsung pergi ke toilet dan membersihkan diri. Ia harus menyegarkan diri agar pikirannya tenang.

Kalisha menutup pintu kamarnya dan tiduran di kasurnya. Ia mencopot kartu Hpnya dan memotongnya. Ia pun berdiri dan pergi ke toilet. Ia membuang kartu tersebut ke kloset dan menekan flushnya. Ia langsung menangis di kamar mandi. Apa yang akan ia lakukan selama 72 jam terakhir di hidupnya?

Pagi pagi sekali, Kalisha dan Zachary sudah siap untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat yang entah di mana. Pokoknya, tujuan mereka sekarang adalah pergi sejauh jauhnya dari kota mereka sebelumnya dan menikmati hidup dengan tenang.

Kalisha menunggu di depan pintu kamar Zachary. Lelaki itu keluar dengan semua barang barangnya. Mereka pun pergi ke mobil Zachary. Koper mereka di taruh di jok belakang, tidak lagi di bagasi.
"Aku sudah memutuskan kita pergi ke Indonesia saja." Kata Zachary. "Orang yang akan membunuh kita tidak mungkin mengejar sejauh itu. Dan mungkin, dia tidak tahu."
"Ide bagus. Tapi, kita tidak punya uang sebanyak itu untuk pergi ke Indonesia." Kata Kalisha.
"Tenang saja, aku masih punya uang untuk pergi ke Indonesia. Sekarang, kita hanya perlu pergi ke LAX dan kita akan pergi ke Indonesia. Tapi, kita akan pergi melewati beberapa negara. Mungkin, itu bisa kita lakukan kurang dari 72 jam." Kata Zachary. "Setidaknya, kalau kita memang benar benar masih dikejar oleh orang itu, kau masih bisa bertemu dengan keluargamu."
"Bagaimana dengan keluargamu? Mengapa kau tidak tetap di sini dan bersama keluargamu? Atau mungkin kekasihmu?" Tanya Kalisha.
"Aku sudah hidup seorang diri tanpa ada keluarga sejak lima tahun lalu dan tidak masalah untuk pergi dari Amerika." Jawab Zachary, "anggap saja liburan."
"Oke, terimakasih banyak, Zac."

Mereka pun memulai perjalanan mereka menuju bandara LAX untuk pergi dari Amerika. Selama perjalanan, suasana di mobil Zachary sepi. Zachary pun menyalakan radio untuk membuat suasana tidak sepi lagi.
"Apa yang akan kau lakukan dalam waktu 72 jam?" Tanya Zachary.
"Aku akan menikah muda." Jawab Kalisha. "Dengan siapapun itu. Aku harus merasakan bagaimana memiliki suami sebelum aku meninggal."
"Kau masih SMA. Bahkan, aku yang sudah berusia 32 tahun pun belum menikah." Kata Zachary sambil tertawa kecil.
"Kalau begitu, menikah lah di Indonesia. Perempuan perempuan Indonesia cantik, loh." Kata Kalisha. "Mereka juga berhati baik."
"Aku bisa melihatnya darimu." Kata Zachary. "Tapi, apa kau tidak sedih memikirkan suamimu yang nantinya akan jadi duda ketika kau sudah meninggal?"
"Kalau begitu, aku akan mencari lelaki yang sekarat juga." Jawab Kalisha. "Atau, siapapun yang ingin memiliki istri dua."
Zachary tertawa mendengar jawaban Kalisha, "kau ini masih kecil tapi sudah berpikir macam macam."
"Habis, itu cita citaku." Kata Kalisha.
"Okey, okey, orang orang bebas memiliki cita cita." Kata Zachary.

72 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang