Pernikahan

46 2 0
                                    

Kalisha buru buru mempersiapkan diri untuk mendatangi Zachary. Ia harus bisa berdebat dengan hakim –walaupun ia saksinya dan mengatakan bahwa Zachary tidaklah bersalah. Bahkan, ia juga harus meminta perlindungan kepada polisi karena nyawanya dan nyawa Zachary sekarang sedang terancam. Bahkan, mereka akan meninggal beberapa jam lagi bila tidak ada perlindungan dari pihak kepolisian.

Kalisha bergegas meninggalkan kamarnya dan pergi menuju penjara. Ia yakin, sekarang Zachary sedang berada di sana. Ia mengunci kamarnya dan berlari menuju lift. Di lift, Ia sudah merasa deg degan. Ia langsung kembali berpikir negatif. Bagaimana pembunuhnya sengaja menjebak Zachary supaya dipenjara dan lebih mudah untuk dibunuh?

Kalisha sekarang menyadari bahwa Ia sudah mulai mencintai lelaki itu. Sekarang, Ia sudah tidak memerdulikan lagi perbedaan usia diantara mereka. Ia sudah merasa sangat nyaman berada di dekat Zachary. Ia tidak pernah diperlakukan oleh lelaki lain seperti Zachary memperlakukannya seperti itu. Kalisha senang, ada lelaki yang mau melindunginya seperti itu. Sebelumnya, Ia banyak di bully gara gara fisiknya yang tak secantik perempuan lain di sekolahnya.

Lift sudah mencapai lantar dasar. Ia segera berlari keluar dari hotel itu dan memesan taksi. Ia minta diantar ke penjara sementara untuk menjenguk Zachary. Ia berniat untuk membuat Zachary bebas dan bisa menikahinya sebelum hidup mereka berakhir gara gara dibunuh oleh orang yang sampai sekarang Kalisha tidak tahu siapa.

Selama perjalanan menuju penjara sementara, Kalisha deg degan. Bagaimana kalau sekarang Zachary sudah ditembak oleh orang yang ingin membunuhnya? Kalisha gemetar, Ia tidak bisa menerima kenyataan itu bila itu memang terjadi. Kalisha ingin terus bersama Zachary. Ia akan melakukan apapun demi menyelamatkan nyawa lelaki itu. Setidaknya, Ia akan membalas budi lelaki itu.

Kalisha pun sampai di tempat penjara sementara. Ia langsung menghadap polisi yang kemarin ia temui.
"Di mana Zachary sekarang?" Tanya Kalisha. "Antarkan saya ke tempatnya sekarang."
"Baiklah."
Polisi itu pun mengantarkan Kalisha menuju tempat Zachary berada. Kalisha mengikutinya dari belakang dengan perasaan ngeri saat melihat para tahanan di sana. Beberapa dari mereka ada yang berwujud seram.

Setelah berjalan beberapa menit, mereka sampai di depan sel tempat Zachary ditahan sebelum masuk ke pengadilan. Kalisha melihat Zachary yang sudah lesu karena tidak bersalah tapi dipenjara.
"Ini." Kata polisi itu.
Kalisha langsung mendekat ke jeruji sel itu. "Zac!" Panggil Kalisha.
Zachary langsung melihat kearah Kalisha yang berada di depan sel itu. "Kalisha!" Zachary langsung berjalan kearah Kalisha.
"Boleh berikan kami privasi?" Tanya Kalisha. "Kami ingin berbicara sebentar. Tolong berikan waktu lima menit."
"Baiklah." Polisi itu menunggu tak jauh dari tempat mereka berada.
"Kau tahu, kita berdua dijebak. Lebih tepatnya, kau." Kata Kalisha. "Aku yakin pelakunya adalah salah satu dari teman temanku. Soalnya, aku mendapat pesan di ask.fm. Dia bilang, dia memang sengaja untuk memasukanmu ke penjara agar kau lebih mudah untuk membunuhmu."
"Kita harus melarikan diri lagi." Kata Zachary.
"Tidak bisa." Kata Kalisha. "Kemanapun kita pergi, Ia tetap akan membunuh kita."
Raut muka Zachary langsung berubah menjadi tambah lesu. Ia sudah kehilangan harapan untuk hidup lebih lama.
"Emm.. Ada sesuatu yang akan aku bilang." Kata Kalisha.
"Apa itu?" Tanya Zachary.
"Eng.. Aku punya ide bahwa setelah kau bebas, kita akan..." Kalimat Kalisha langsung terpotong oleh polisi yang menjaga mereka.
"Waktu habis. Ia akan dibawa ke pengadilan sekarang." Kata polisi itu.
Zachary dikeluarkan dari penjara dan digiring menuju pengadilan untuk memutuskan, apakah Ia layak dibebaskan? Dan bila Ia dipenjarakan, berapa lama waktunya.

72 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang