Kicau burung sudah memanggil, itu artinya hari sudah menjemput pagi. Gadis bernama Delima Larasati terbangun dari tidur panjangnya. Melihat kearah jam yang menempel di dinding kamar menunjukkan pukul 6 pagi.
Seperti hari biasa, Mamanya berangkat ke kantor dari setengah jam yang lalu sehingga hanya dirinya yang berada di rumah.
Dela menuju ke dapur untuk mengambil air minum yang sedari tadi tenggorokannya kering.
Pagi anak Mama yang cantik. Jangan lupa sarapan! uang sakunya di atas meja makan. Semangatt sekolah kesayangan Mama💜
Icha mengirim pesan singkat yang ditempelkan di pintu kulkas sudah menjadi sarapan sehari-hari Dela.
###
Di suatu tempat lain. Bima duduk di sofa sedang mengaitkan tali sepatu, lelaki itu sesekali melirik adiknya yang asik bermain gadget. Bima mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Dipanggil Bunda tuh di dapur," tukas Bima.
"Gue?"
"Mamat," jawabnya asal.
"Buruan sana! Gausah mainan hp mulu!" Bima merebut ponsel milik Seli.
"Yee bang kembaliin hp gue!"
"Sono bunda nunggu tuh, ntar gue kembaliin."
Seli menghentakkan kakinya di lantai dan berlalu.
Bima memastikan bahwa adiknya itu sudah tidak melihatnya, lalu ia membuka ponsel milik Seli dan mencari kontak di WhatsApp Delima kemudian mencatat dihandphone miliknya.
---
Berhubung hari ini guru mapel sedang ada rapat, otomatis tidak ada mata pelajaran hari ini. Siswa-siswi ada yang ke kantin, ke perpustakaan, ke taman, dan ada pula yang cuma tidur-tiduran di kelas.
"Gue sama Fany mau ke kantin, ikut yuk?" ajak Seli.
"Engga, kalian duluan aja."
"Yauda byeee." Mereka bersamaan melambaikan tangan.
Entah mengapa hari ini mood Dela begitu hancur, tidak ada semangat sama sekali dihari ini.
Delima membolak-balikkan buku tanpa dibaca. Mengeluarkan benda berwarna putih, membuka galeri yang terdapat foto dirinya bersama kekasih pilihannya yang terpancar kebahagiaan.
Air matanya mengalir tanpa disengaja, mengenang sesuatu yang sudah lama pergi.
"Arga kamu dimana?" Katanya lirih.
Bersamaan dengan itu ponsel Dela bergetar pesan masuk dari nomer yang tidak tersimpan.
08578910xxxx
Jangan menangis:)Dela menyipitkan matanya, kemudian menyapu pandangan di sekelilingnya. Gadis itu tak membalas pesan itu.
Beberapa detik kemudian bergetar kembali benda yang digenggamnya.
08578910xxxx.
Saya janji, akan membuat kamu tersenyum kembali. Doain semoga berhasil. Aminn:)Kedua pipinya terangkat sempurna membaca pesan masuk yang begitu konyol baginya.
Akhirnya ngepost juga sekian lama tak jumpa hehe. Jangan lupa vote+komentarnyaa yaa ditunggu next cerita bukan orang ketiga:)
-litaistariputry
KAMU SEDANG MEMBACA
[BUKAN] Orang Ketiga
Fiksi RemajaAda banyak hal yang perlu aku ceritakan, Ada lelah yang perlu aku keluhkan, Ada ribuan air mata yang perlu aku curahkan, Dan aku butuh kamu yang pandai menenangkan dan setia mendengarkan. Selamat membaca 💜