#CHAPTER 01#

25 3 0
                                    

Sore yang cukup sempurna ketika kamu menjadi imam dalam sholatku kali ini. Siapakah kamu yang selalu menjadi imam dalam sholat pukul 3 sore ? Sepertinya kamu yang telah aku bawa tulang rusuknya. Aku berharap seperti itu. Dan semoga Allah mengaminkan apa yang aku batinkan meski ini bukanlah suatu doa untuk memilikimu dan mengenalmu lebih dekat. Kamu pria yang baik. Mana mungkin kau tak pernah ada yang memiliki ? Meskipun tak pernah aku mengenali kamu secara dekat. Tapi aku dapat melihatmu ketika tepat pukul 3 sore kamu selalu meletakkan sepatumu di atas rak sepatu depan mushollah. Bolehkah waktu aku putar secara lambat ? Sehingga pukul 3 sore menjadi waktu yang begitu berarti buat aku ? Dan aku menikmati suaramu ketika mengucap kalimat takbir. Ah, pukul 3 sore yang selalu aku nantikan. Akankah 3 sore esok hari seperti ini?

Bertemu dengan kau yang tengah basah wajahnya karena air wudhu. Aku mohon jika kamu tahu apa isi dalam bola mataku yang begitu tertarik kepadamu berhentilah di depan ku dan ajaklah aku untuk turut serta bersamamu menikmati senja bersama hanya denganmu. Aku merasa bukanlah sore itu yang menyempurnakan hariku. Tapi kamulah yang menyempurnakan sore hariku setiap pukul 3 sore. Dimana semua masih larut dalam dunianya. Dan kau memutuskan untuk membawa dirimu berada pada satu ruangan yang berdinding putih sambil bercerita kepadaNYA.

Hatiku sepertinya sudah tertancap pada pukul 3 sore. Sore yang begitu aku nanti dalam hari-hariku. Ah, esok tak mau kubayangkan kalau kau tak pernah di depan ku lagi sambil mengucap kalimat takbir yang ku tutup dengan sebentuk kata aamiin yang begitu sederhananya dan begitu mudahnya diucapkan oleh setiap orang di luar sana. Biarlah sore ini menjadi cerita yang hanya DIA yang tahu dimana hati ini akan tertambat.

Biarlah sore esok menjadi suatu harapanku untuk dapat menemukanmu sang pemilik sepatu kulit berukuran 42cm. Cukup dengan mengenal suaramu aku sudah merasa dicukupkan mengetahui tentang kau. Amin ku selalu dalam setiap do'amu. Karena aku yakin tak ada do'a yang tak baik. Cukup satu yang akan menjadi do'aku. Aku ingin tak hanya pukul 3 sore dapat kunikmati bersamamu. Tapi setiap saat...

***

pukul 3 soreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang