Ch.6

172 23 0
                                    

Anna meraung kencang, memukul-mukul meja lalu menajamkan matanya. "Aku tak akan biarkan kau mengambil Alex, Bella! Tak akan pernah." Desis Anna. Beranjak dari sana lalu memasuki mobilnya, tak peduli seberapa banyak Alex menolaknya. Yang terpenting Alex harus menjadi miliknya.

"Lakukan apa saja! Yang penting singkirkan dia! Jangan sampai Alex menemukannya." Anna berbicara dengan seseorang dari sebrang telfon sana.

Tersenyum sinis dengan tangan terkepal erat, Anna menatap keluar jendela mobil. "Ucapkan selamat tinggal pada duniamu Bella." Bisik Anna.

**

Ting.. tong.. ting.. tong..

Bella menggerutu kesal, menghempaskan sendoknya lalu menghentak menuju pintu. Menganggu acara makan malam, begitu pikirnya.

"Mama, papa kenapa belum pulang?" Gumam Bella risih, di bukakan ia takut, tidak di bukakan terkesan tak sopan. Bagaimana?

Ting.. tong.. ting.. tong..

"Aishhhh,,, ia tunggu sebentar!" Kesal Bella. Memutar kunci lalu membukakan pintu sedikit, hanya sedikit.

"KAU?!" Pekik Bella tak percaya. Menunjuk wajah di depannya ini dengan mata yang memebesar, kaget. "Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Bella heran. Mendelik tak suka pada Gio yang selalu mengacaukan hari tenangnya.

"Perasaanku tak enak, aku harus menemanimu." Jawab Gio, mendorong pintu agar terbuka lebar dan hendak masuk sebelum Bella menarik lagi kerah kemejanya.

"Siapa yang menyuruhmu masuk?" Sinis Bella.

"Kau harus mendapat penjagaan malam ini!" Balas Gio tak mau kalah, menyingkirkan Bella dari hadapannya dan berlalu masuk begitu saja. Anggap rumah sendiri pikirnya.

"YAK! GIOOOOO! KELUAAAR!" Bella berteriak nyaring, menghentak kaki kesal lalu hendak menutup pintu agar teriakannya tak terdengar oleh para tetangga.

Duk.

Bella mengeryit heran, apa pintunya bermasalah hingga tak bisa tertutup rapat? Bella kembali mencoba untuk menutup pintunya, kali ini dengam sedikit tekanan.

Duk.

Lagi, tetap tertahan. "Ada apa ini?!" Teriak Bella geram. Membalik badan lalu apa yang dia lihat?

Alex.

Berdiri di sana dengan sebelah kaki yang menghalangi daun pintunya agar tertutup rapat. Mata Bella tak dapat terpejam walau hanya sedetik, ia terlalu kaget.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Bella seraya menundukan kepalanya, ia merindukan Alex tentu saja. Walau pun sedang berdua mereka hanya akan duduk diam seraya saling menatap sesekali.

Tak ada jawaban, dan Bella berinisiatif untuk berbicara sekali lagi. "Aku tidak menerima tamu malam-malam." Cicit Bella saat ia rasa Alex mendorong pintu agar terbuka lebar. Berjalan begitu saja tanpa menghiraukan Bella yang masih mematung di tempatnya.

"Keluar kau!" Desis Alex seraya bersedekap dada saat melihat Gio.

"Apa hakmu?" Gio tak mau kalah, ia datang kesini lebih dulu jadi kenapa ia harus pergi?

"Apa kau tak punya sopan santun hingga kau datang kerumah seoarang wanita malam-malam begini?" Alex makin geram, menunjuk Bella yang baru saja mendekati mereka berdua. "Kau mencari kesempatan dalam kesempitan?" Desak Alex.

"Lalu apa yang kau lalukan di rumah wanita malam-malam begini?" Tanya Gio membalik perkataan Alex padanya.

"Dia tunanganku, kekasihku, dan calon istriku. Masalah bagimu?" Tanya Alex santai, membungkam mulut busuk Gio yang dengan tak tau dirinya tetap saja mengejar Bella.

"Aa begitu? Lalu Anna? Dia itu siapa? Istrimu?" Gio berujar santai, mendekati Bella dan merangkul bahunya.

"Lepaskan tanganmu!" Alex menggeram marah. Mendekati Bella dan hendak meraih tangannya sebelum Gio kembali memeluk kekasihnya.

"Lepaskan Gio." Pinta Bella memberontak, mendorong bahu Gio agar memberi jarak pada tubuh mereka berdua.

"Lepaskan!" Desis Alex.

"Kau marah? Padahal kau sudah mencium bibir Anna tadi bukan?" Ujar Gio. Mengeratkan pelulannya pada tubuh Bella dan menyeringai menatap Alex.

"Apa kau sebegitu tidak lakunya hingga kau mengganggu calon istriku?" Tanya Alex sarkastik. Mengepalkan tangannya lalu mendekat secara perlahan.

"Dan apa kau sebegitu lakunya hingga kau mempermainkan perasaan Bella?" Balas Gio, sesekali mencium puncak kepala Bella.

Alex menggeram marah, kenapa Bella hanya diam? Kenapa gadis itu tak menolak? Dan kenapa tangannya hanya menjuntai tak be-

"Bella!" Panggil Alex.

"Kau ingin mengatainya? Apa kau tak lihat bagaimana dirimu?" Tanya Gio marah. Semakin mengeratkan pelukannya lalu mengecup pelipis Bella sayang.

Alex menggeram, mengepalkan tangannya lalu menghantam wajah Gio.

Bruk.

"Sialan! Lihat apa yang kau lakulan brengsek!" Maki Alex, menunjuk Bella yang hanya tergeletak tak berdaya di atas lantai dengan bahu yang bergetar dan mata sayunya.

"Bella." Lirih Gio. Mendekati Bella yang terbaring lemas sebelum Alex menghalanginya.

"Jangan bergerak kau sialan!" Desis Alex.

Bruk.

"Kau sialan! Berhenti mengganggunya!" Desis Alex, menyenggol bahu Gio lalu mendekati Bella yang mulai berkeringat dingin.

"Kau akan baik-baik saja." Bisik Alex, mengangkat Bella ala brydal style lalu mengecup singkat dahinya.

"Jauhi Bella!"

































TBC


Makasi yang udah mau baca bung,
Makasi juga yang udah mau voment..

Thingkiw..

DAP.

TsundereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang