“Dunia ini terdiri dari jutaan warna. Kalian harus tau tujuan warna-warna tersebut diciptakan. Seperti halnya manusia sebagai makhluk social yang harus saling membantu sesama, warna juga demikian. Sebuah warna diciptakan untuk melengkapi warna yang lain. Tidak ada satupun warna yang lebih indah daripada warna yang lain, karena dimata Tuhan kita semua sama. Kalian lupa ketika bunda menjelaskan tentang suatu kedudukan? Bahwa kedudukan manusia dimata Allah SWT itu semuanya sama dan yang membedakan manusia satu dengan manusia yang lain adalah keimananya. Sudah seberapa besar kita bertawaqal kepada Allah SWT? Sudah sebesar lautan? Atau sebesar gunung?”
Tak ada yang membuka suara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ratu Putih. Semuanya terdiam mendengarkan penjelasan dari ratu Putih.
“Seandainya hari ini kalian mengatakan bahwa warna hijau lebih indah daripada warna yang lain karena keindahan daun tumbuhan yang berwarna hijau. Lalu bagaimana dengan daun berwarna kuning di musim gugur? Apakah itu terlihat jelek? Dan seandainya warna biru adalah warna paling indah karena langit dan laut berwarna biru juga. Lalu bagaimana dengan keajaiban laut berwarna hijau? Apakah itu juga biasa saja? Kemudian sekarang lihatlah kepadaku, aku hanya sebuah warna putih. Apakah aku terlihat menyedihkan karena tak bisa mewarnai apapun? Apakah kalian tidak membutuhkan buku gambar putih ketika akan melukis?”
“Bunda benar.”
“Iya, kami menyesal, bunda,” sahut pangeran Biru.
Ratu Putih tersenyum. “Semua warna di dunia ini indah. Sekalipun itu warna hitam. Karena setiap hal memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sekarang yang harus kalian lakukan adalah saling meminta maaf. Dan jangan lupa berstighfar kepada Allah SWT, ia pasti akan memaafkan kalian berdua.”
“Terimakasih, bunda. Aku sangat menyayangi bunda,” ujar pangeran Biru sambil memeluk ratu Putih.
“Aku juga sangat menyayangi bunda. Terimakasih bunda telah membimbing kami. Semoga Allah SWT membuatkanmu sebuah istana yang indah di dunia maupun akhirat,” sahut putri Hijau tak mau kalah.
“Amin,” jawab ratu Putih sambil balas memeluk kedua anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Biru dan Putri Hijau
Ficción históricaKisah ini menceritakan kehidupan dua orang remaja yang tinggal di istana kerajaan. Memiliki harta yang berlimpah tak membuat keduanya menjadi sombong. Karena mereka sadar, semua yang dimilikinya sekarang hanyalah titipan sementara dari Allah SWT. S...