"sama..Ar..."
tiba-tiba seseorang membungkam mulutku dari belakang, Ardian yang ada didepanku memasang wajah terkejut dan memasang kuda-kuda seperti akan memukul orang dibelakangku.
Aku terbelalak saat Ardian melempar tinjunya kepada orang yang ada dibelakangku hingga bungkamannya terlepas dariku. Aku kaget saat melihat Zydan tergeletak di lantai.
"Zydan!!!"
ternyata orang yang membungkamku adalah Zydan. Aku melihat ke arah Ardian, matanya terbelalak kaget dengan tatapan seaakan bilang "maaf gue gatau" aku tak memperdulikannya, aku membantu Zydan bangun.
"siapa dia?!" tanya Zydan tegas.
belum sempat aku menjawab, Ardian sudah mendahuluiku.
"gue Ardian, temen dia. sorry gue gatau kalo lo pacarnya" jawabnya dengan dingin. aku hanya terdiam tak berani menatap keduanya. Aku sudah tau pasti apa yang akan terjadi setelah kejadian ini. Kenapa Zydan harus pulang? kenapa secepat itu? Siapapun bunuh aku sekarang.
Sekarang, aku dan Zydan hanya berdua di caffe setelah Zydan memaksa Ardian pergi dan dia bilang hanya ingin bicara berdua dengannku. aku tahu Ardian khawatir, tapi apa boleh buat, Zydan tidak suka dibantah.
"sekarang jelaskan padaku kenapa kamu bisa sama dia" akhirnya Zydan membuka pembicaraan setelah memesan makanan pada pelayan caffe.
"Dia chairmate ku" jawabku singkat.
"kenapa kamu duduk dengan pria? memangnya tidak ada wanita di kelasmu?" Zydan meninggikan suaranya tanda marah.
"wali kelasku yang mengatur tempat duduk ku. apa boleh buat aku harus menurutinya"
"semudah itu kamu dekat dengan lelaki yang belum kamu kenal?"
"bukan begitu Zydan, dia melakukan kesalahan tadi dan dia membayarnya denga menemaniku belanja"
"modus"
"terserah apa katamu! lagian kenapa kamu ga bilang mau pulang ke indo?"
"memangnya kenapa jika aku merindukan kekasihku? atau kamu takut ketahuan selingkuh? oh emang sudah ketahuan"
"ketelaluan! dimana Zydanku yang sangat percaya padaku? dimana Zydan yang rela mengorbankan waktunya untuk ku? Dengan mudahnya kamu pergi meninggalkan ku ke London padahal Zydan ku tak pernah tega meninggalkan ku walau hanya pergi ke luar kota. Zydan ku selalu ada untuk ku! kamu pikir di London tidak ada cewe yg berpakaian seksi dan menggodamu? kamu kira aku ga sakit saat kamu memilih untuk meninggalkan ku? ini keterlaluan!" nadaku semakin meninggi. tanpa kusadari air mata jatuh ke pipiku, aku sudah mencoba menahannya agar aku tidak terlihat lemah dihadapannya. padahal aku rapuh. sangat rapuh.
Zydan bangkit dari duduknya lalu memeluk ku, aku mencoba menolaknya tapi pelukannya semakin erat. aku menyerah. aku tetap menangis terisak-isak tidak bisa menahan amarahku.
"Aku seperti ini karena aku mencintaimu, aku takut kehilanganmu"
"tapi kenapa kamu pergi jauh meninggalkanku?!"
"aku hanya ingin mengejar cita-citaku. aku janji, jika aku sudah sukses aku akan melamarmu. lalu aku akan mempersuntingmu" Zydan mencium puncak kepalaku. aku mengembangkan senyum lebarku.
"Zydan kita baru saja masuk SMA, pikiranmu itu terlalu jauh"
"itukan janji ku..eh janji kita sayang"
aku hanya tersenyum lebar. Zydan memang pintar merayuku. Aku sangat menyayanginya.
"nah gitu dong senyum. kan cantik" ucapnya sambil mencubit pipiku. aku melipat bibirku cemberut.
"begitu juga cantik, membuatku ingin mencium mu"
"Zydan!!!" aku mencubit dengan kencang. Zydan merengek minta ampun karena kesakitan. Dia sangat lucu! ahh pacarku memang lucu, aku sangat mencintainya.
Aku menghabiskan waktuku seharian hingga larut malam bersama Zydan karena Zydan besok harus balik ke London. ya, Zydan meminta izin untuk tidak masuk sekolah selama 2hari dengan alasan Ibunya sakit padahal dia hanya ingin bertemu denganku. dasar anak durhaka.
***
6 bulan sudah berlalu, ini adalah libur akhir semesterku. minggu pertama aku akan pergi ke Bali bersama pengurus Osis. Aku dan Ardian mencalonkan sebagai pengurus Osis dan terpilih. padahal aku hanya iseng menemani Ardian pada saat itu tapi Aliando memasukkan ku ke daftar pengurus Osis. Oh ya, senior brengsek-Aliando-itu terpilih sebagai ketua Osis. Sangat wajar dia terpilih, karena ayahnya adalah pemilik yayasan sekolah ini dan dia digemari semua kaum hawa disekolah ini kecuali aku.
Hari ini sebelum keberangkatanku besok, Ardian membantuku packing kebutuhanku selama disana. for your info, akhirnya Zydan percaya kepada Ardian dan aku diperbolehkan berteman dengannya, hanya dengannya. kecuali berteman dengan wanita. itu artinya Ardian harus mengawasi ku dari godaan lelaki di sekolahku. Ardian seperti bodyguard ketigaku setelah papa dan Zydan.
"chek! semuanya udah lengkap"
ucapku saat aku melihat semuanya sudah lengkap.
"bagus. jadi gasabar gue"
"lah elu palingan mau cengcengin kakak kelas disana"
"hey, Bali bro! udeh gajaman cengcengin kakak kelas. disana banyak bule kece"
"mana ada bule yang mau sama lo"
"liat aja nanti"
kemudian percakapan kami diakhiri dengan tertawa.
***
Malam sunyi sepi, beginilah keaadaan apartemenku. semenjak Papa terjebak hutang besar pada perusahaan lain 3 tahun yang lalu, hidupku berubah total. Hidupku yang serba mewah, rumah bak istana besar, perlakuan layaknya tuan putri musnah sudah. papa menjual semua aset kekayaannya untuk melarikan diri. Ya, mama dan papa memilih pergi ke Jerman, tinggal dan mengurus perusahaan kakek disana. Dan aku? ditinggalkan sendiri di apartemen kecil ini, di asingkan dari semua orang, mengganti nama Cindy Vendrick menjadi Candy Beatrice Xaviera-jauh sekali,memang- dan yang paling membuatku kesal adalah harus sekolah di sekolah yang jauh dari kata favorit. Meskipun mama dan papa bilang mereka akan mengunjungiku setiap minggu, nyatanya? sudah 3 tahun mereka tak pernah mengunjungiku. Mereka hanya menelfonku saja dan sesekali skype. setiap aku bertanya kapan mereka akan pulang, mereka hanya menjawab "jika situasi sudah aman". -oh ya, tidak ada yang mengetahui siapa sebenarnya aku, bahkan Zydan sekalipun-
***
Ah gaje ya? ini masih awal, belum ke puncak permasalahan. hehehe tfr!! jgn lupa vote;)
KAMU SEDANG MEMBACA
It Will Rain
RomanceSekolah yang tidak ku sukai, bergulat dengan senior yang so berkuasa, sombong, dan merasa dirinya paling hebat. Tapi semua itu memang benar, dia memiliki segalanya dan sepertinya aku mulai mencintainya. Mencintainya? lalu bagaimana dengan Zidan? lel...