Ternyata dia

655 13 0
                                    

Aku tak tahu harus senang atau tidak, tapi sungguh Ardian manis sekali. Kulit sawo matangnya yang eksotis, rambut hitam pekat yang dibuat naik ke atas, mata yang seksi, alis yang tebal dan dagu yang lancip membuat semua orang tak bosan untuk menatapnya. Ardian berjalan berdampingan denganku dengan mendorong moge nya itu karena aku menolak untuk menaiki motornya.

"cape ya Ar? maaf" tanya ku saat sampai di depan apartemenku karena aku melihat Ardian seperti kecapen.

"engga cape ko, lagian kan deket"

"iya sih, yasudah ayo masuk aku akan pergi ke dapur untuk membuat minum"

"gausah repot-repot lho"

"ah santai aja"

Aku menyimpan tasku di sopa lalu pergi meninggalkan Ardian.

*Ardian's pov*

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah karena kemarin aku harus chekup ke dokter pribadiku. ya, setelah kejadian itu, setiap minggunya aku harus rutin chekup ke dokter dan psikolog pribadiku. ah sudahlah, aku tak ingin mengingat kejadian itu lagi.

Ku cari dimana kelasku berada, lalu memasuki ruang itu dan duduk dibangku paling depan karena pada saat itu masih kosong. Tapi tiba-tiba seorang wanita dengan rambut ponytail-nya yang kuyakin dia adalah teman sekelasku merasa keberatan aku duduk disitu.

"permisi, itu tempat aku lho. kemarin kan sudah dibagi-bagi sama Miss Marry"

"O. maaf kemarin aku gamasuk"

"pasti kamu Ardian ya?"

Aku hanya mengangguk.

"Kamu duduk dibelakangku bersama sahabatku, Candy"

"O. makasih"

lalu aku pindah ke belakang. huh duduk saja di atur, sekolah macam apa nih.

Satu per satu murid berdatangan, tapi tidak dengan calon chairmate ku. Apakah dia tidak akan sekolah? lah, untuk apa aku memikirkannya.

"Hi" sapa seseorang yang ku yakin adalah suara perempuan. aku menoleh, benar saja dia perempuan dan ku balas sapaannya hanya dengan senyuman. tapi mengapa dia duduk disebelah ku? apakah dia teman sebangku ku? aku membaca nama yang tertera dibajunya, Candy Beatrice Xaviera nama yang cantik seperti orangnya. ah sudahlah lah lupakan, dia cantik hanya karena barang-barang mewah yang dikenakannya. Jika saja semua orang (sorry) miskin melakukan hal yang sama dengannya, tidak menutup kemungkinan mereka akan terlihat lebih menawan.

suara dari speaker sekolah mengumumkan bahwa semua murid harus berkumpul dilapangan dan yang ku dengar hari ini adalah pemilihan ketua Osis.

satu per satu calon ketua Osis berkampanye. Lelaki busuk itu menyalonkan ketua osis? Orang tak bertanggung jawab sepertinya? tidak ngaca. Dia hanya bermodalkan kegagahan dan kekayaan, aku tahu wanita-wanita disekitarku mengaguminya. lah karena mereka belum mengenal siapa dia.

Hari berganti sore. aku sudah tidak berselera mengikuti jalannya acara ini. tidak bermutu.

Saat kelasku, kelas terakhir melakukan pemilihan aku tak tahu jika sebelum melakukan pemilihan harus bersalaman dengan calon ketua Osis, tapi aku melewati hal itu, tidak peduli orang berkata apa. Tapi sungguh, aku tidak sudi melakukan hal itu. Aku yang mendapatkan absen ketiga menengok ke belakang, lelaki busuk itu berbisik pada Candy dan dibalas dengan injakan dikakinya oleh Candy. Lelaki busuk itu pasti bicara kurang ajar sehingga Candy berani menginjak kakinya.

Selesai sudah acara tak bergengsi ini, aku akan kembali ke kelas lalu pergi ke parkiran untuk mengambil motor.

belum jauh dari sekolah ku lihat seorang wanita sedang jalan kaki di trotoar, hm sepertinya aku mengenalnya dan dari potongan rambutnya itu seperti Candy.

It Will RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang