(2) Pacaran sama Dia?

25.9K 1.1K 5
                                    


"Dylaaann!" Dea berteriak. Membangunkan Dylan yang sedang bertamasya di mimpinya.

Berkali-kali gadis itu mengetuk jendela kamar Dylan. Berkali-kali juga Dylan mengabaikannya. Sampai terakhir kali, Dea hampir terjatuh saat pijakan kakinya tidak bertujuan sama seperti yang ia pikirkan.

Jarak jendela kamar Dea dan Dylan hanya terpaut 1 meter. Cukup dekat memang. Tapi Dea tetap harus berdiri diatas meja untuk mengetuk jendelanya.

"Bego!" seru Dylan saat melihat Dea yang hampir terjatuh. Dea yang mendengar seruan Dylan tersenyum lebar.

Dylan berjalan keluar kamar. Meninggalkan senyum lebar Dea dan tatapan Dea yang melihat nanar ke arahnya. Perlahan senyum lebar itu berubah menjadi senyum masam. Dea sadar, Dea sadar kalau ia tak bisa merebut hati Dylan. Tapi, apa salahnya jika ia terus mencoba?

*

Dylan mendribble bola basket yang berada di tangannya. Lalu kemudian menshootnya. Masuk. Lalu, ia berlari kecil ke pinggir lapangan untuk sekedar melap keringat serta minum untuk menghilangkan haus yang menyerang.

Seseorang menepuk pundaknya pelan. Geo dan Bimo. Dua sahabat yang selalu bersama Dylan.

Bimo menatap Dylan sekilas lalu memberikan setangkai bunga seraya berkata, "Nih."

Dylan menatap bunga yang masih berada di tangan sahabatnya. Bukan sekali-dua kali hal seperti ini terjadi. Ini sudah terjadi berkali-kali. Mulai dari bunga, coklat, bahkan boneka. Dylan sendiri bingung, apakah dia pantas diberi barang seperti itu? Maksudnya, itu terlalu 'feminim' baginya. Dengar, Dylan adalah seorang cowok. Bukan seorang banci.

"Lo buang aja," sahut Dylan mengalihkan pandangannya dari bunga itu.

"Gue bingung. Kenapa bisa Dea yang imut, cantik, anggun, si paket lengkap itu ngejer-ngejer lo terus. Nih ya Lan, gue bilangin. Lo sama Andre aja masih gantengan Andre. Lo tau kan Andre gila banget sama Dea? Sama kayak gilanya Dea ke lo. Tapi kenapa dia malah milih lo coba?" Geo menggeleng-gelengkan kepalanya usai mengucapkan hal yang ia bingungkan.

Bimo berdecak lalu membuang bunga yang dipegangnya tadi dan berujar, "Itu tuh yang namanya 'cinta itu buta'. Masa gitu aja lo gak tau? Ah payah lo."

Geo mengangkat bahunya tak perduli. Lalu sedetik kemudian ia angkat bicara lagi. "Oh ya, kenapa lo gak pacaran aja sama dia?"

**

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang