5 bulan kemudian ...
Dea kembali menghela nafasnya. Matanya terpejam, berusaha mengosongkan pikirannya. Suara Dylan berkali-kali masuk ke indera pendengarannya, berkali-kali juga ia berusaha menutup pendengarannya.
Rasanya, ia ingin mendadak tuli.
"Lo ngerti gak, De? Lo ngerti gak rasanya jadi gue?! Gue sayang Dinda, De. Sayang banget, lo tau? Tapi apa? Lo liat apa yang dia lakuin ke gue." Kata-kata itu bebas meluncur dari mulut Dylan. Membuat ribuan jarum paling tajam menusuk hati Dea berkali-kali.
"Dea tau, Dylan. Cukup. Ini udah ke seratus dua puluh satu kalinya Dylan bilang kayak gitu ke Dea. Dea capek. Dea capek harus jadi pelampiasan Dylan terus. Kenapa Dylan gak bisa liat Dea? Disini ada Dea yang tulus menyayangi Dylan. Kenapa Dylan gak bisa liat Dea? Dea yang selalu ada buat Dylan. Iya, Dea tau. Dea yang bilang 'Dylan kesel sama Dinda? Dylan boleh lampiasin ke Dea. Biar Dylan puas, biar hati Dylan gak sesek.' Tapi Dea salah. Dea salah, Lan. Dengan cara kayak gitu, hati Dea sesek. Dea gak tau kenapa. Maaf ya Lan, maafin Dea," seusai kalimat terakhir yang diucapkan Dea, air mata yang tidak diundang menetes. Melewati pipi putih Dea dengan mulus.
"Cewek gak berguna," umpat Dylan.
Lalu, Dylan pergi meninggalkan Dea.
*
"Dylaaann!" sapa Dea. Dirinya tersenyum lebar. Seakan melupakan hal yang yang terjadi beberapa jam yang lalu.
"De, lo tau gak? Gue seneng banget, sumpah." Mata Dylan berbinar. Mengabaikan sapaan Dea, dirinya mulai menceritakan hal yang membuatnya bahagia.
"Apa?" tanya Dea. Mata bulat Dea berkedip lucu.
"Dinda chat gue. Dan lo tau? Dinda akhirnya mau gue ajak balikaan!!" Dylan berseru antusias.
Dea terdiam. Mencerna segala kata yang keluar dari bibir Dylan.
Dinda akhirnya mau gue ajak balikan.
akhirnya mau
gue ajak balikan.
Berarti, selama ini Dylan selalu mencoba ngajak Dinda balikan? Tapi ... bukankah Dylan kesal pada Dinda berapa jam yang lalu? Jadi, bagaimana nasibnya sekarang?
"O ... oh, jadi ..."
"Iya De! Gue balikan sama Dinda!"
"Kita gimana?" lirih Dea.
"Hm?" Dylan tampak berpikir.
Sekilas, terlintas ucapan Geo tempo lalu.
"Ya ... gak apa-apa. Kita tetep gini aja." Balas Dylan santai.
Dylan tau, Dylan membutuhkan Dea. Dan selalu begitu. Tapi dirinya, begitu egois untuk mengakui itu.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat
Short Story"Sekarang gue sadar, lo gak pernah mau gue ada di hidup lo." -Dea "Sekarang gue sadar, lo yang selalu ada di hidup gue." -Dylan Copyright © 2016 by skyatnight.