Chapter #15,0

13.9K 1.6K 241
                                    

[ Lost In Seoul | 15 ]

Matanya tak bisa berkedip barang sedetikpun.

Choi Minho, harus bersusah payah mendorong dan melawan keinginan dalam dirinya untuk maju melangkah dan mendekap gadis di hadapannya kini.

Sementara itu, Melissa yang merasa ditatap dengan seksama mulai bergerak gelisah. Mendadak ia menyesal dan hendak menampar mulutnya sendiri karena lagi-lagi tidak dapat singkron dengan pikirannya. Bagaimana bisa mulutnya itu menyerocos tentang isi hatinya yang khawatir?

"Lupakan."

Melissa yang akhirnya lebih dulu sadar langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan mendahului Minho.

Seketika Minho menyesal karena sudah berbicara. Seharusnya dia diam saja saat tangannya ditarik tadi dan membiarkan Melissa terus menggenggam tangannya.

Setelah permainan makan malam berakhir, suasana hati Melissa semakin tidak enak karena ia kini berpikir tentang bagaimana permainan yang memperebutkan untuk tidur di dalam atau luar ruangan akan berlangsung.

Bukan hanya dengan bagaimana permainan akan dilaksanakan nanti, tapi juga bagaimana hasilnya: akankah Minho tidur di luar ruangan, atau di dalam ruangan?

Berusaha agar ekspresi khawatirnya tidak terbaca dan enggan sampai menyerocos bablas seperti sebelumnya, Melissa mencoba mengalihkan perhatiannya dengan membuka laptopnya dan berusaha untuk melanjutkan ceritanya di sana. Namun, sungguh disayangkan karena lagi-lagi pikirannya juga tidak mau diajak bekerja sama dengan tangannya yang tidak dapat mengukir kata barang separagrafpun.

Ia tidak dapat berpikir jernih, dan menemukan alasan mengapa bisa sampai-sampai dirinya seperti ini, untuk yang kedua kalinya dalam sehari? Apa semua ini benar karena Choi Minho? Hanya karena Choi Minho? Siapa dia sampai-sampai bisa memengaruhi dirinya sebesar ini, bahkan mempengaruhi dirinya dalam menulis?

"Ah, bisa gila gue kalo begini terus," gerutu Melissa, yang akhirnya dapat keluar dari mulutnya.

Dengan kesal, ia kembali menutup laptopnya dengan kasar dan beralih kepada Minho yang kini tengah bermain demi dapat menentukan siapakah yang akan tidur di dalam atau di luar ruangan.

Waktu berlalu, ketegangan mengisi hati Melissa sementara shooting terus berlanjut dan akan segera berakhir. Dalam hati, ia berdoa agar Minho dapat tidur di dalam ruangan sehingga ia tidak perlu repot-repot kalau Minho sakit atau mengurus keperluan tidur di luar ruangan yang sudah jelas akan lebih merepotkan dibandingkan dengan kelompok orang yang tidur di dalam.

Namun, lubuk hatinya tau kalau bukan itu semua maksud dari doanya.

•••

Minho pulang ke rumahnya dengan perasaan yang bercampur aduk antara sedih, bahagia, dan kebingungan sekaligus. Ia tidak sadar apa yang terjadi dengan dirinya sampai tiba-tiba sebuah sentuhan di punggungnya menyadarkannya dari awang-awang.

"Kenapa kau harus selalu mengagetkanku setiap kali aku pulang ke rumah?" nyinyir Minho, dibalas ledakkan tawa oleh perempuan mungil di hadapannya kini.

"Lagi pula, kenapa Oppa selalu melangkahkan kaki seperti pencuri setiap kali pulang ke rumah?" balas perempuan itu, Choi Minra.

"Minra-ya.. bisakah kau tidak mengganggu Oppa-mu? Dia pasti lelah, seharusnya kau buatkan dia teh hangat."

Sebuah suara lembut yang Minho rindukan menyambutnya. Ia menolehkan kepalanya dan mendapati Ibunya berdiri di samping meja makan yang di atasnya terdapat penuh makanan kesukaan Minho. Minho tersenyum mendengarnya dan buru-buru menghampiri Ibunya dan duduk di kursi makan.

Lost In Seoul [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang