Rangga = 01 =

227 14 2
                                    

BAB I

Kalau ada laki-laki dan perempuan bersahabat, pasti salah satu dari mereka ada yang menyimpan rasa.

--

"RANGGA mana, woi!" ucap lelaki berkulit kuning langsat yang memiliki lesung pipit hanya di sebelah kiri.

"Biasa. Lagi sama Manda," jawab lelaki berkulit sawo matang dengan perawakan yang lebih dewasa.

"Pacar mulu, yang dipikirin. Kawan engga," cibir Rian.

"Makanya cari pacar, pea," jawab Ali santai.

"Engga semudah itu pea,"

"Tinggal milih satu doang, pea,"

"Woi, kalian lagi lomba pea-pea? Ikutan dong! Main sendiri ae kalian berdua!" sahut Rangga yang muncul entah darimana.

Rian menjentikkan jarinya cepat. "Oke, Rangga. Elu jadi juri," lalu ia menatap Ali tajam. "Elo. Lawan gue,"

"Nyebelin banget sih lu, pea,"

"Tapi gue banyak yang naksir, pea," jawab Rian sengit.

"Kibul tai kuda, lo. Pacar aja gak punya, dasar pea," Ali menjawab tetap dengan santai.

"KOMPETISI MULAI MEMANAS BUNG! AKHIRNYA SUDAH MASUK KE TEMA YANG SENSITIF. YAITU PACAR, PERMIRSA," Teriak Rangga seperti mc dalam sebuah acara.

"Lah ini mc nya pea," sahut Ali.

"Udah bodoh, pea pula,"

"KOMPETISI MULAI SEMAKIN MEMANAS. KALI INI TEMA NYA ADALAH MC YANG GANTENG RUPAWAN PINTAR DAN BAIK HATI SEPERTI UPIN IPIN INI. JANGAN KEMANA-MANA PERMIRSA, TETAP DI-" gantung Rangga.

"PE'A PE'I, PE'U, PAJAK ULTAH DONG KAK!" lanjut Rangga, Rian dan Ali bersamaan.

"Gajelas banget sih lu berdua,"

"Lo dulu yang mulai, jir,"

"Gapunya otak dasar pe'a!"

"Woi, bantet, ini lagi iklan. Mau dilanjut?" tawar Rangga dengan senyum menyebalkannya.

"GUE GAK BANTET, PEA!" sahut Rian dan Ali bersamaan.

"GAUSAH PAKE PEA, PEA!" teriak Rangga.

--

Sudah satu minggu lamanya Rangga menjadi kakak kelas tersenior. Yaitu kelas dua belas. Dan juga tepat sudah 2 bulan pula lamanya Amanda dan Rangga bersama. Amanda adalah perempuan yang baik hati. Ia sangat ramah dan juga jujur. Ia mengikuti eskul paskibra. Dan hebatnya, ia tak pernah mengeluh capai. Sungguh beruntung Rangga bisa mendapat pacar seperti Amanda.

"Rangga!" panggil seseorang dari arah belakang. Rangga pun menoleh ke belakang. Ternyata adalah orang yang tadi baru saja di pikirkannya.

"Halo, Manda!" sapa Rangga sambil tersenyum.

RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang