Tuan yang tak terlupakan. Begitulah aku bisa sebut namanya. Nama aslinya bagus dan panjang. Terdiri dari 4 kata luar biasa 'Tuan yang Tak Terlupakan' cukup itu saja jangan suruh aku menyebut nama aslinya. Nama yang tidak pernah aku lupakan. Nama yang sering berputar di tempat yang sama dalam otakku. Bagian memori yang terlalu dalam untuk kugali kemudian kubuang. Atau mungkin hanya aku yang terlalu menganggap indah si Tuan. Namanya saja seperti harta karun yang hanya bisa di dapatkan di pulau terakhir diujung Samudra.
Namanya selalu mengingatkan aku kembali dengan pertemuan pertamaku dengan si Tuan. Anak laki - laki yang kulihat dengan tidak sengaja saat aku dengan tegesa menuruni anak tangga. Mungkin bukan tidak sengaja tapi memang takdir untuk aku dan dia. Pertemuan dengan perasaan layaknya pertemuan pasangan - pasangan yang jaman sekarang kalian elu - elukan, Nathan-Salma? Dilan-Milea? Yah mungkin tidak jauh berbeda. Dia ada di bawah tangga sedang mengorek - orek tas hijaunya dan mengeluarkan tempat air minum dengan warna serupa. Aku tidak akan lupa dengan rambutnya yang agak panjang berantakan yang ujung - ujungnya melengkung seperti ekor bebek. Dia yang sekilas menoleh kepadaku, kemudian dengan cepat seperti malu memasukkan lagi botol air minum hijau itu ke tas hijaunya.
Tuan yang mengajakku menyebutkan namaku yang sederhana. Yang agak malu untuk kusandingkan dengan namanya yang luar biasa. Si Tuan yang kemudian tiba - tiba tanpa ijin ikut bergabung dalam sebuah organisasi hati yang mengaturku setiap hari. Si Tuan yang hanya dalam hitungan hari berhasil menjadi fokus utama yang aku amati. Si Tuan yang berhasil memenuhi seluk beluk otakku yang masih belia dengan hal - hal yang selalu berkutat dengannya. Aku hanya gadis kecil dan si Tuan juga belum bisa kusebut pria. Hanya dua orang anak - anak yang baru akan menjadi remaja.
Si Tuan dengan tanpa waktu lama membuatku mabuk dengan sesuatu asing yang belum kukenal sebelumnya yang biasa disebut cinta. Dengan perhatian - perhatian kecil atau besar tapi selalu istemewa. Kata - katanya terdengar nyata tidak penuh romansa atau drama, sederhana, tapi itu yang aku suka. Caranya mengusahakan agar aku selalu merasa berbeda dengan orang - orang lain di sekitarnya, tidak mungkin tidak membuat perasaanku jatuh pada lubang yang berujung padanya. Pada si Tuan yang tidak tampan kata orang tapi untukku lebih menarik dari pangeran.
Cinta untuk yang pertama kali kurasakan tertanam di hati, degup jantung yang menderu - deru setiap dia melakukan hal - hal konyol agar aku tertawa. Sampai suatu hari dia menulis beberapa kata yang membuat hari itu menjadi hari bersejarah sepanjang masa dalam hidupku yang baru belasan tahun. Katanya 'Mau enggak jadi pacarku?' kira - kira seperti itu. Si Tuan terlihat agak tegang, padahal seharusnya dia sudah tau pasti tanpa ditanya pun aku akan mau.
Si Tuan selalu menjadikan tiap jam, menit dan detik menjadi berarti. 24jam x 60 menit x 60 detik = 86.400 detik/hari yang selalu istemewa dan berbeda. Tak pernah ada kesalahan yang dilakukannya. Atau mungkin kalaupun dia salah aku akan memaafkannya tanpa perlu dia minta. Kejutannya selalu hal yang tak pernah aku bayangkan. Tapi disitulah aku semakin dan semakin terjebak dalam sebuah metamorfosa dari cinta menjadi rasa tidak ingin kehilangan. Aku ingin bersama si Tuan untuk selamanya dalam hidupku, entah berapa lama aku bisa hidup. Aku ingin menjadi yang terbaik untuk si Tuan, selalu menjadi yang tidak merepotkan, selalu menjadi yang dia bahagiakan dan aku bahagiakan. Menjadi satu - satunya diperjalanan panjang menuju kedewasaan kita nanti. Tapi aku ingin tetap aku bersama si Tuan tanpa ada orang - orang yang datang sebagai saingan. Bolehkah Tuan?
Bolehkah Tuan kalau aku gadis biasa ini menjadi teman hidupmu selalu? Bolehkah Tuan gadis yang selalu remidi dipelajaran tentang kenegaraan ini menjadi Ibu dari Negara yang kau ciptakan nanti saat kau lebih berkuasa? Bolehkah Tuan aku yang tak pandai olahraga sepertimu ini menjadi orang terpenting yang selalu mendukungmu dari bangku terdekat yang bisa kau lambaikan saat kau berhasil menang dalam kejuaraan? Bolehkah Tuan aku kelak akan menyandang nama luar biasamu di belakang namaku? Nyonya Tak Terlupakan? Mungkin begitu bolehkah Tuan?
Ternyata takdir menjawab semuanya dengan kata 'Tidak Boleh'. Ini semua hanya cinta - cintaan yang dengan adanya akan disertai dengan pemikiran kekanak - kanakan yang saat itu kami anggap dewasa. Ini sebuah cinta tanpa komitmen atau mungkin sebenarnya bukan cinta. Tapi yang aku tau aku ingin bersama Tuan. Selalu dengan dia. Air mataku tak berhenti mengalir walaupun itu di hadapan Tuan. Aku melihat wajah paniknya saat guyuran air mata itu keluar dari mata yang tidak ingin berhenti menatapnya. Tapi aku tak akan menyalahkan Tuan. Sudah aku bilang Tuan tidak pernah salah di mataku. Tuan selalu sempurna. Bahkan kalau tuan salah aku akan maafkan tanpa Tuan pinta. Dan saat kedua hati. Hatiku dan hati Tuan dipisahkan oleh jarak yang berasal dari rasa kesetiakawanan Tuan dengan seseorang, mungkin itu salahku. Salahku karena aku tidak berhasil menjadi orang yang Tuan pilih, dan lebih memilih kawan. Salahku yang tidak bisa lebih membahagiakan Tuan dari pada sesuatu yang Tuan sebut kawan. Salahku tidak menjadi lebih istimewa dari kawan yang mungkin lebih segalanya. Salahku yang takdirnya tidak bersama Tuan.
Tapi Tuan selama itu seperti tidak pernah terlalu jauh dariku dan selalu tau setiap aku mencoba memulai cinta baru. Atau kadang hanya datang untuk bilang aku semakin cantik. Tapi aku tau juga Tuan juga memulai cinta baru. Wanita itu akan sangat bahagia karena Tuan adalah lebih baik dari segalanya. Wanita itu apakah akan merasa sepertiku Menjadikan nama Tuan sebagai 'Tuan yang Tidak Terlupakan?' atau hanya aku? Karena kulihat mereka biasa saja saat Tuan kembali dengan pasangan baru.
Aku kadang berdoa, kalau aku di dunia tidak jodoh dengan Tuan semoga aku bisa masuk Surga dan meminta Tuan menemaniku disana. Tapi apakah aku bisa masuk surga sedangkan aku terlalu banyak dosa setelah kepergian Tuan. Aku menjadi remaja yang tidak baik saat tidak ada Tuan. Tuan sering menyindirku dan aku kesal. Padhal mungkin Tuan mau mengingatkanku. Tapi saat Tuan yang menjadi remaja bermasalah. Di cap biang kerok, pembuat onar aku dimana?
Tuan yang Tak Terlupakan adalah cinta pertama. Yang tanpa tahu malu aku tulis di buku kenangan yang dinikmati setiap orang. Yang aku ceritakan berulang ulang pada cerita - cerita tulisan dan lisan dan puluhan puisi yang berlahan hilang dimakan zaman. Tuan selalu menjadi yang teristimewa, saat ribuan cinta datang dan pergi Tuan selalu menjadi yang pertama.
Tuan yang Tak Terlupakan sekarang sudah jauh di sebuah kota besar tapi tetap di negara yang sama, yang hari ini masih sibuk dengan kasus penistaan agama. Di sebuah kota yang dipimpin oleh seorang wanita perkasa dengan lambang dua hewan air yang terlibat dalam perkelahian yang di abadikan menjadi nama kota.
Tuan sekarang aku sudah menjadi wanita dewasa, yang baik kata orang - orang baru yang mengenalku. Yang menyenangkan kata orang - orang lebih dulu mengenalku. Tuan kalau suatu saat kau ingat akan aku. Kalau tuan ingat tentang sesuatu yang sudah Tuan lama lupakan. Kalau suatu saat tulisan ini sampai ke kedua bola mata tuan yang aku rindukan. Kalau saat itu takdir berkata Tuan dan aku akan kembali bersatu. Kalau saat itu aku belum menemukan cinta yang lebih baik atau paling tidak sama dengan cinta ku ke Tuan carilah aku lagi. Aku ada ditempat yang sangat mudah Tuan temukan dengan aplikasi canggih yang saat kita berkenalan belum diciptakan. Mungkin saja akhirnya akan bahagia Tuan dan Nyonya yang Tak Terlupakan.
*
*
*
*
Cerita pertama dari 14 cerita pendek yang akan aku ceritakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN YANG TAK TERLUPAKAN
Short Story14 Cerita Pendek Berbeda tentang bermacam - macam hal - hal dalam hidup. Beautiful Cover by Beutiful Girl @gustibintangK