Me Vs Play Girl

21 1 0
                                    

"Din... Oh myyyy.. gue suka banget sama Sadam."

Raisa berteriak histeris dengan tetiba menghampiriku yang sedang membaca buku di bawa pohon di sebelah timur tiang bendera.

"Sadam??"

"Sadaam Diiinn.. Iya... Ituu dia Din. Aaaaakkk.. rambutkuu gimana?? Lipbalm ku???"

Belum sempat aku menjawab pertanyaannya Sadam lewat di depan kami dan Raisa langsung memasang aksi anggun dan melempar senyum termanisnya dan di balas Sadam dengan hal serupa.

"Dia udah kasi sinyal Din. Pasti Sadam jadi punya gue." Kata Raisa bangga.

"Bukannya kamu sama Pras?" Tanyaku, karena setahuku baru minggu kemarin Pras menyatakan cinta kepada Raisa dengan memberi hadiah sebuah HP keluaran terbaru yang harus di Pre Order terlebih dahulu sebab belum di jual bebas.

"Pras?? Gue bosen anaknya terlalu nurut sama mau gue. Mestinya ada sesuatu gitu biar lebih greget."

"Tapi bukannya lu emang pengen cowok yang penurut ya kemaren?"

"Masa sih?? Kalaupun iya, ternyata enggak enak. Udah deh Din jangan ngomongin Pras. Sekarang kita bahas Sadam aja yaa." Raisa kembali merapikan rambut ikalnya yang selalu dia rawat rutin sekali seminggu di salon.

"Lu mau kan bantuin gue??" Katanya lagi dengan nada memaksa.

"Buat apa Sa?" Jawabku dengan nada lembut dan sedikit malas.

"Biasa Din lu tau kan?? Apa kesukaan dia? Dia gimana? Yaa kayak yang biasa. Mau yaa Din yaaa." Raisa memegang tanganku dan memohon dengan wajah memelas.

Dan aku yang memang selalu tidak tega dengan Raisa akhirnya menjawab. "Iyaaa.. okee.. tapi ini yang terakhir Sa. Gue mau bantuin lu kalau lu emang bener - bener suka sama Sadam. Kalau lu cum mainin dia gue malu Sa sebagai sahabat lu."

"Dini ko bawel?" Jawab Raisa. "Iyaaa.. iyaa.. ndoro.. Sadam ini tipe gue banget. Lu tau kan tipe gue emang kayak Sadam."

"Heeehhh." Aku menghela nafas. "Yaaa.. mana bisa gue nolak permintaan mboq Raisa. Tapi ini terakhir. Gue pergi dulu cari tau soal Sadam ntar gue whatsapp."

"Mkasii Dinaaa." Dan Raisa memelukku erat, kemudian melepasnya.

Sebernarnya aku yang sahabat Raisa dari SD ini tidak tahu pasti tipe cowok yang Raisa suka itu kayak apa? Kayak siapa? Yang aku tahu dia enggak pernah betah sebulan pun dengan laki - laki yang sama. Itu terjadi sejak Ibunya meninggal waktu dia kelas 1 SMP. Raisa tumbuh menjadi gadis cantik, badannya bagus seperti model karena memang dia merawatnya dengan makanan sehat dan olahraga, rambutnya panjag terurai dan dengan keahliannya dalam make up Raisa bisa membuat dirinya semakin cantik. Ibunya dulu sangat memanjakan Raisa yang anak bungsu. Mungkin dia pacaran saat kelas 1 SMP karena ingin saja begitu ada yang memanjakan. Tapi bukan begitu. Semakin hari Raisa semakin menjadi Play Girl. Cinta buat Raisa? Aku tidak tahu apa arti cinta untuknya. Tetapi yaah dengan kecantikannya Raisa selalu berhasil mendapatkan hati cowok - cowok yang diinginkannya.

Aku? Aku Dina. Gadis biasa yang seperti di cerita - cerita seorang tokoh utama cantik biasanya punya teman sebagai peran pembantu yang biasa - biasa saja. Aku yang biasa - biasa ini cuma bisa dibilang anak yang pintar dalam pelajaran. Juara satu dan olimpiade. Tapi tidak membuatku menjadi siswi populer seperti Raisa dan walaupun aku temannya, teman baik dan terdekatnya. Raisa seperti cahaya yang menangkan dan aku seperti bayangan yang gelap yang seolah dilupakan.

Aku tidak pernah punya kesempatan untuk dekat dengan cowok, semua yang mendekatiku awalnya baik ternyata punya maksud cuma buat dekat sama Raisa. Aku mau marah pun siapalah aku. Aku sayang Raisa dan menjadi cantik dan populer bukan hal yang harus aku salahkan darinya.

TUAN YANG TAK TERLUPAKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang