????

23 2 0
                                    

Keesokan harinya,wahid sedang mencuci motornya didepan rumah. Tak lama kemudian,kak ina menghampiri dan memanggilnya.
"wahid"  "apa sih kak" jawab wahid sinis.
"santai aja kali, disapa baik2 juga jawabnya kayak gitu" "ada apa? "
"kamu semalem keterlaluan sama feni,kamu bikin dia sakit hati tau" "keterlaluan gimana? Orang aku nggak ngapa2in juga" "kamu tuh harusnya jangan judes gitu sama dia,kamu tuh harus baik2in dia" "siapa dia?dan kenapa juga aku harus baik2in dia?kenal juga nggak."  "ya soalnya kakak mau jodohin kamu sama dia" "apa? Kakak, apa2an sih main jodoh2in aku segala. Aku nggak mau.
"Kakak jodohin kamu sama dia karna kakak nggak mau kamu dapet orang yang salah, dia itu baik lho, cantik,elegan lagi" "apaan sih kak, aku tuh udah gedhe.bisa nentuin sendiri mana yang baik buat aku." "iya, kakak tau kamu udah gedhe. Tapi, kakak tetep mau jodohin kamu sama dia" "pokoknya aku nggak mau, jangan maksa dong kak" "kenapa sih kamu nggak mau sama dia? Dia itu kurang apa coba?" "aku tuh nggak mau cuma cantik luarnya aja tapi hatinya juga" "dia baik juga kok" "baik apanya? Dari sikapnya semalem aja aku udah tau kalo dia itu nggak baik, siapa tau dia didepan kakak doang baik" "kamu itu ngebantah mulu ya?" wahid tidak menjawab perkataan kakaknya, dia hanya diam sambil meneruskan mencuci motor. Kemudian kakaknya berbicara lagi "hid" "apa lagi? " "nanti siang anterin kakak ketemu feni ya? " "nggak ah, aku males ketemu dia" "kenapa sih kamu nggak suka banget kayaknya sama feni? " "kak, aku tuh udah punya pilihan sendiri" "siapa? Oh, jangan2 indah ya? " "kalo iya kenapa? " "kakak nggak setuju kamu sama dia."  "terserah aku dong" "apa sih yang kamu suka dari dia.dia kan kampungan,miskin,nggak punya apa2" "kakak itu kalo nilai orang jangan dari luarnya doang, tapi dari hatinya" "alahh, pokoknya kakak nggak setuju" "ya, terserah kakak.mau setuju atau nggak, nggak ngaruh buat aku" "kamu itu emang bener2 ya" kak ina lalu pergi meninggalkan wahid.
.
.
Sejak kejadian di acara ulang tahunnya dan setelah indah mengetahui bahwa wahid akan dijodohkan dengan feni, sejak itu pula hubungan wahid dan indah mulai renggang. Jika mereka bertemu, indah selalu menghindar. Jika wahid tidak menegurnya, ia tidak pernah menergur wahid. Jika wahid menyapanya, ia hanya tersenyum sekilas lalu memilih pergi. Ia tidak mau mengganggunya dengan feni, ia takut jika kedekatannya dengan wahid malah menjadi masalah di kemudian hari.
.
.
Malam itu,ibunya lagi sakit. Indah harus membeli obat untuk ibunya. Saat sampai ditoko,ternyata tokonya tutup.

Indah pov
Yah, kok tutup sih tokonya. Terus terlintas difikiran gue, untuk beli obat dirumahnya wahid yang nggak jauh dari toko itu. Tapi, gue masih ragu. Apa gue udah siap ketemu dia?? Apa gue berani?? Gue lebih memutuskan untuk pulang. Sampai dirumah gue ditanya sama bokap "gimana, dapet obatnya?" ya gue jawab aja "tokonya tutup yah". Lalu bokap gue bilang, "kamu nggak cari ditoko lain?" "emm, enggak yah". "loh, kamu tadi cari ditoko lain dong. Kamu tega lihat ibu kamu." "nggak tega yah, apa aku cari ditokonya wahid?" "ya udah, kamu cari disana". Gue langsung buru-buru pergi jalan kaki, tapi ditengah jalan gue ketemu om gue. Gue panggil aja. "eh, om agus". "eh, indah. mau kemana malem2 gini jalan sendirian?" "itu om, mau beli obat buat ibu." "ibu kamu lagi sakit, kok om nggak tau. Sakit apa?" "baru tadi kok om sakitnya, cuma sakit perut sama pusing. Om sendiri mau kemana?" "ohh, om mau kerumah temen om. Itu om nando" "kalo gitu aku nebeng ya om". "yaudah naik" "makasih om".
Akhirnya gue naik motor om gue. Pas udah didepan rumah wahid, om gue nggak berhenti. Sontak gue ngomong "om keblabasan, berhenti." "nggak mau ikut om kerumah om nando?" "nggak om udah malem". Gue pun turun dari motornya om gue dan  masuk kerumah wahid, walaupun agak ragu. "Assalamualaikum.. "  "wa'alaikum salam." jawab wahid dan ibunya yang tadinya lagi nonton tv. "eh,indah. Lama nggak kesini, mau cari wahid ya?" tanya ibunya wahid. "ibu apaan sih?" sanggah wahid. "eh, nggak tante. Indah mau cari obat magg buat ibu,ada?". "ada, sebentar ya tante ambilin.duduk dulu". "iya,tante." sambil menunggu,gue duduk dikursi diem aja. Karena gue nggak tau mau ngomong apa,canggung, lebih tepatnya nggak berani ngomong.tiba-tiba wahid memulai obrolan. "eh, indah. Kok kamu dari sana? Lewat mana?" tanya wahid. "enggak, tadi nebeng sama om. Tapi malah keblabasan." "oh, lha terus nanti pulangnya gimana?" "ya, jalan kaki lahh". "emang berani? Nanti ada yang gangguin lho?" "apaan sih, orang ngga ada apa2 kok." "kalo nggak berani gue anterin aja". "enggak usah, gue berani kok". "iya, ndah. Biar dianterin wahid aja ya. Daripada sendirian?" "nggak usah tante makasih". "iya, udah nggak papa gue anter". Belum juga gue jawab, dia udah mau nyalain motornya. Tiba2 kak ina keluar. "mau kemana hid?" tanya kak ina. "mau nganterin indah kak" jawab wahid. "ngga usah, dia itu bisa pulang sendiri." timpal kak ina. "iya kok, aku bisa pulang sendiri." kataku. "tuh, dia bilang apa" balas kak ina. "tapi kak?" Ucap wahid. "tapi apa??" bantah kak ina. "udah hid, aku nggak papa kok" kataku. "yaudah kamu hati2 ya" katanya. "iya". Jawabku.
Akhirnya gue pulang jalan kaki. Tapi batin gue kenapa kak ina kayak benci banget ya sama gue??? Udahlah nggak usah gue pikirin, mending gue cepet2 pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang